Sporokarp dari basidiomycota dikenal sebagai basidiokarp atau basidioma, sedangkan tubuh buah ascomycota dikenal sebagai askokarp. Banyak bentuk dan morfologi yang ditemukan pada basidiokarp dan askokarp; fitur-fitur ini memainkan peran penting dalam identifikasi dan taksonomi fungi.
Tubuh buah disebut epigeous jika tumbuh di tanah, sedangkan yang tumbuh di bawah tanah disebut hipogeous. Sporokarp epigeous yang terlihat dengan mata telanjang, terutama tubuh buah dengan morfologi yang kurang lebih seperti agarikoid, sering disebut jamur. Sporokarp epigeous memiliki miselium yang menjulur ke bawah tanah jauh melampaui sporokarp induknya. Terdapat distribusi miselium yang lebih luas di bawah tanah daripada sporokarp di atas tanah.[2] Fungi hipogeous biasanya disebut trafel atau trafel semu. Terdapat bukti bahwa fungi hipogeus berevolusi dari fungi epigeus.[3] Selama evolusinya, trafel kehilangan kemampuan untuk menyebarkan sporanya melalui arus udara, dan sebagai gantinya menyebar melalui konsumsi hewan dan buang air besar.
Tubuh buah terbesar yang diketahui adalah spesimen Phellinus ellipsoideus (sebelumnya Fomitiporia ellipsoidea) yang ditemukan di Pulau Hainan, bagian dari Tiongkok. Panjangnya mencapai 10,85 meter (35+1⁄2 kaki) dan diperkirakan memiliki berat antara 450 dan 760 kilogram (990 dan 1.680 pon).[4][5]
^Van Der Linde, Sietse; Alexander, Ian J.; Anderson, Ian C. (3 Agustus 2009). "Spatial distribution of sporocarps of stipitate hydnoid fungi and their belowground mycelium". FEMS Microbiology Ecology. 69 (3): 344–352. doi:10.1111/j.1574-6941.2009.00716.x. ISSN0168-6496. PMID19558589.
^Cui, B.-K.; Dai, Y.-C. (2011). "Fomitiporia ellipsoidea has the largest fruitbody among the fungi". Fungal Biology. 115 (9): 813–814. doi:10.1016/j.funbio.2011.06.008. PMID21872178.
Zabowski, D.; Zasoski, R. J.; Littke, W.; Ammirati, J. (1990). "Metal content of fungal sporocarps from urban, rural, and sludge-treated sites". Journal of Environmental Quality. 19 (3): 372–377. doi:10.2134/jeq1990.00472425001900030004x.