Spigelia anthelmia
Spigelia anthelmia atau yang dikenal dengan nama West Indian Pinkroot adalah spesies tumbuhan herba semusim dari famili Loganiaceae yang tumbuh di bioma beriklim tropis kering di daerah kawasan tropis dan subtropis Amerika. Pada tahun 1753, Carolus Linnaeus memperkenalkan nama ilmiah untuk spesies ini.[1][2] Distribusi dan HabitatSpesies ini tersebar di Florida selatan, Bahama, dan Hindia Barat hingga Barbados dan tumbuh di lahan pertanian terlantar di hutan gugur dan semi sabana.[3][4] Selain itu, tumbuhan ini juga dapat ditemukan di pinggir jalan, tempat pembuangan sampah, dan tepi sungai, pada ketinggian 600 m di atas permukaan laut.[5] Habitatnya meliputi: Euphorbia hirta L., Bonnaya ciliata subsp. ciliate Spreng., Oldenlandia corymbosa L., Mesosphaerum suaveolens (L.) Kuntze, Mimosa pudica L.[6] MorfologiBatang dan DaunTinggi S. anthelmia berkisar antara 5 - 40 cm. Batang tegak, berongga, tidak berbulu. Jenis percabangan tunggal atau jarang dengan permukaannya yang gundul. Susunan daun berseberangan dengan panjang dan lebar tangkai daun masing - masing sekitar 6 inci dan lebar 4 inci. Bentuk daun lanset lebar atau lonjong-lanset. Helaian daun di bagian atas berjumlah 4 yang tersusun melingkar dengan satu pasang lebih besar dari lainnya. Ukuran panjang dan lebar daun masing - masing 2 - 18 cm dan 0,8 - 6,5 cm. Daunnya hampir transparan dan tidak memiliki tangkai.[3][4][7][8][9][10][11]. Bunga, Buah, dan BijiBunga berbentuk tabung tumbuh dalam perbungaan paku terminal atau aksiler hingga panjang 15 cm dan melebar menjadi lima kelopak. Perbungaan memiliki 10 - 20 bunga brakteolat (terkadang hanya 1 atau 2 bunga). Bunga biseksual, teratur, beranggota 5, sessile; sepal bebas, sedikit tidak sama, panjang 2-6 mm, hijau pucat. Bunga berukuran panjang 8-17 mm, tabung berukuran panjang 6-15 mm, cupingnya sama, berbentuk segitiga, panjang 2-2,5 mm, ungu muda hingga putih, atau tabung berwarna putih dan cupingnya berwarna merah muda pucat, dengan atau tanpa 5 pasang garis kemerahan di dalamnya. Ada 5 benang sari yang menempel pada tabung mahkota, filamen filiform, panjang 1,5–2 mm, kepala sari menempel sedikit di atas pangkal, lanset, panjang 1 – 1,3 mm, tumpul, kuning. Tangkai putiknya tunggal. Buah berupa kapsul yang terdiri dari 2 bagian elipsoid, berukuran 4-5 mm x 5-6 mm, berbintik tajam, berwarna hijau, cupingnya pecah dengan 4 katup, dasar berbentuk perahu tetap berada di kelopak yang persisten, dengan biji berbintik. Biji sekitar 6 per lobus, bersudut dan sangat berkutil, sepanjang sekitar 2 mm, berbentuk elips atau bulat telur miring, berwarna cokelat kusam, dan berbonggol.[3][4][7][8][9][10][11] Berbunga dan berbuah dari Februari hingga November. Penyebaran biji terjadi melalui dehiscence yang eksplosif dan dapat terlempar hingga sejauh 50 cm.[6] Anatomi TumbuhanSayatan Melintang BatangEpidermis berlapis ganda bersama dengan kutikula. Pada epidermis batang muda ditemukan keberadaan hipodermis dalam dua zona, yaitu klorenkimat dan sklerenkimat, sedangkan pada batang tua lapisan sklerenkim menjadi terputus-putus. Korteks hancur. Berkas pembuluh primer menyatu, kolateral, dan tersusun dalam sebuah cincin. Xilem berasal dari endark. Pertumbuhan sekunder terlihat di mana cincin xilem terbentuk dengan sinar meduler uniseriat. Empulur menunjukkan keberadaan sel parenkim besar bersama dengan butiran pati. Pada batang tua, empulur hancur, sehingga batang menjadi berongga.[12] Sayatan Melintang DaunSel-selnya berbentuk persegi panjang hingga poligonal dengan sel-sel yang sangat besar untuk epidermis abaksial dan adaksial. Memiliki dinding antiklinal lurus. Epidermis berlapis tunggal dengan trikoma kelenjar berbentuk kerucut kecil yang terdistribusi merata serta lapisan tipis kutikula. Mesofil dibedakan dalam parenkim palisade dan spons. Palisade berlapis tunggal sedangkan parenkim spons berlapis 4-5 dengan ruang antarsel kecil. Epidermis bawah juga berlapis tunggal tetapi menunjukkan adanya rongga atau lubang kecil dengan stomata cekung. Pada pelepah daun, xilemnya tergolong metaxilem dan floemnya memiliki sel-sel yang tidak mengalami lignifikasi di permukaan dorsal. Jaringan pembuluh dikelilingi oleh sel-sel parenkim. Epidermis atas menunjukkan stomata anisositik sedangkan epidermis bawah menunjukkan stomata anomositik. Jumlah stomata rata-rata pada epidermis bawah adalah (5), sedangkan pada adaksial adalah (2).[12][13] Senyawa FitokimiaSeluruh bagian tanaman ini beracun dan mengandung toksin spigeline yang bekerja pada jantung, terutama endokardium dan alkaloid seperti striknin.[3] Hewan peliharaan yang mengonsumsi daun segar dari tumbuhan ini, dapat mati dalam waktu 2 hingga 3 jam.[4][7] Adapun, ekstrak etil asetat bagian udara S. anthelmia menunjukkan aktivitas anthelmintik terkuat dan studi kimia ekstrak ini mengungkapkan alkaloid spiganthine dan 3,7-dihidroksi-3',4'-dimetoksiflavon sebagai konstituen utama.[14] Khusus untuk daun S. anthelmia, analisis kemo-mikroskopis menunjukkan bahwa daun tanaman ini mengandung pati, kristal kalsium karbonat, dan selulosa. Tidak ditemukan adanya lignin, lemak, kristal kalsium oksalat, dan lendir. Adapun, skrining fitokimia menunjukkan bahwa daun tanaman ini mengandung flavonoid, alkaloid, saponin, fenol, dan tanin kecuali, glikosida jantung dan antrakuinon.[13] Unsur makro yang terkandung adalah Na (0,022%), K (0,23%), Ca (0,48%), Mg (0,15%), P (0,035%), sedangkan unsur mikro yang terkandung adalah Fe (0,19%), Mn (0,003%), Cu (0,001%), Zn (0,004%).[15] Budidaya dan Pasca PanenTumbuhan ini dapat diperbanyak melalui biji dan dapat tumbuh hingga 3 tahun. Kehadirannya sebagai gulma pada jagung, kacang tunggak, millet, dan sorgum, dapat diatasi dengan penyiangan manual. Tumbuhan dipanen dengan cara dicabut dan dapat langsung digunakan dalam keadaan segar. Apabila, menyimpan bagian tanaman yang kering, maka harus disimpan dalam wadah kedap udara.[5] PemanfaatanAktivitas AntihelmintikBeberapa penelitian telah menunjukkan adanya aktivitas anthelmintik dari S. anthelmia sebagai berikut :
Aktivitas Antikonvulsan, Antibiotik, dan AntibakteriAktivitas lainnya dari S. anthelmia adalah aktivitas antikonvulsan yang dihasilkan dari ekstrak metanol tanaman ini. Pengaruh aktivitas ini terhadap kejang bergantung pada dosis yang diinduksi secara elektrik. Aktivitas ini juga berkaitan dengan sekresi dan pelepasan GABA karena sengatan listrik menyebabkan penghambatan pelepasan GABA.[19] Ekstrak heksana, etanol, dan etil asetat daun S. anthelmia dapat berfungsi sebagai antibiotik potensial dalam pengobatan etnomedisin. Ekstrak etanolnya juga dapat berfungsi sebagai sumber antibakteri yang potensial.[20] Pemanfaatan di Beberapa Negara
Referensi
|
Portal di Ensiklopedia Dunia