Spigelia anthelmia

Spigelia anthelmia Edit nilai pada Wikidata

Edit nilai pada Wikidata
Taksonomi
SuperkerajaanArchaeplastida
DivisiTracheophytes
OrdoGentianales
FamiliLoganiaceae
TribusSpigelieae
GenusSpigelia
SpesiesSpigelia anthelmia Edit nilai pada Wikidata
Linnaeus, 1753

Spigelia anthelmia atau yang dikenal dengan nama West Indian Pinkroot adalah spesies tumbuhan herba semusim dari famili Loganiaceae yang tumbuh di bioma beriklim tropis kering di daerah kawasan tropis dan subtropis Amerika. Pada tahun 1753, Carolus Linnaeus memperkenalkan nama ilmiah untuk spesies ini.[1][2]

Distribusi dan Habitat

Spesies ini tersebar di Florida selatan, Bahama, dan Hindia Barat hingga Barbados dan tumbuh di lahan pertanian terlantar di hutan gugur dan semi sabana.[3][4] Selain itu, tumbuhan ini juga dapat ditemukan di pinggir jalan, tempat pembuangan sampah, dan tepi sungai, pada ketinggian 600 m di atas permukaan laut.[5] Habitatnya meliputi: Euphorbia hirta L., Bonnaya ciliata subsp. ciliate Spreng., Oldenlandia corymbosa L., Mesosphaerum suaveolens (L.) Kuntze, Mimosa pudica L.[6]

Morfologi

Batang dan Daun

Tinggi S. anthelmia berkisar antara 5 - 40 cm. Batang tegak, berongga, tidak berbulu. Jenis percabangan tunggal atau jarang dengan permukaannya yang gundul. Susunan daun berseberangan dengan panjang dan lebar tangkai daun masing - masing sekitar 6 inci dan lebar 4 inci. Bentuk daun lanset lebar atau lonjong-lanset. Helaian daun di bagian atas berjumlah 4 yang tersusun melingkar dengan satu pasang lebih besar dari lainnya. Ukuran panjang dan lebar daun masing - masing 2 - 18 cm dan 0,8 - 6,5 cm. Daunnya hampir transparan dan tidak memiliki tangkai.[3][4][7][8][9][10][11].

Bunga, Buah, dan Biji

Bunga berbentuk tabung tumbuh dalam perbungaan paku terminal atau aksiler hingga panjang 15 cm dan melebar menjadi lima kelopak. Perbungaan memiliki 10 - 20 bunga brakteolat (terkadang hanya 1 atau 2 bunga). Bunga biseksual, teratur, beranggota 5, sessile; sepal bebas, sedikit tidak sama, panjang 2-6 mm, hijau pucat. Bunga berukuran panjang 8-17 mm, tabung berukuran panjang 6-15 mm, cupingnya sama, berbentuk segitiga, panjang 2-2,5 mm, ungu muda hingga putih, atau tabung berwarna putih dan cupingnya berwarna merah muda pucat, dengan atau tanpa 5 pasang garis kemerahan di dalamnya. Ada 5 benang sari yang menempel pada tabung mahkota, filamen filiform, panjang 1,5–2 mm, kepala sari menempel sedikit di atas pangkal, lanset, panjang 1 – 1,3 mm, tumpul, kuning. Tangkai putiknya tunggal. Buah berupa kapsul yang terdiri dari 2 bagian elipsoid, berukuran 4-5 mm x 5-6 mm, berbintik tajam, berwarna hijau, cupingnya pecah dengan 4 katup, dasar berbentuk perahu tetap berada di kelopak yang persisten, dengan biji berbintik. Biji sekitar 6 per lobus, bersudut dan sangat berkutil, sepanjang sekitar 2 mm, berbentuk elips atau bulat telur miring, berwarna cokelat kusam, dan berbonggol.[3][4][7][8][9][10][11] Berbunga dan berbuah dari Februari hingga November. Penyebaran biji terjadi melalui dehiscence yang eksplosif dan dapat terlempar hingga sejauh 50 cm.[6]

Anatomi Tumbuhan

Sayatan Melintang Batang

Epidermis berlapis ganda bersama dengan kutikula. Pada epidermis batang muda ditemukan keberadaan hipodermis dalam dua zona, yaitu klorenkimat dan sklerenkimat, sedangkan pada batang tua lapisan sklerenkim menjadi terputus-putus. Korteks hancur. Berkas pembuluh primer menyatu, kolateral, dan tersusun dalam sebuah cincin. Xilem berasal dari endark. Pertumbuhan sekunder terlihat di mana cincin xilem terbentuk dengan sinar meduler uniseriat. Empulur menunjukkan keberadaan sel parenkim besar bersama dengan butiran pati. Pada batang tua, empulur hancur, sehingga batang menjadi berongga.[12]

Sayatan Melintang Daun

Sel-selnya berbentuk persegi panjang hingga poligonal dengan sel-sel yang sangat besar untuk epidermis abaksial dan adaksial. Memiliki dinding antiklinal lurus. Epidermis berlapis tunggal dengan trikoma kelenjar berbentuk kerucut kecil yang terdistribusi merata serta lapisan tipis kutikula. Mesofil dibedakan dalam parenkim palisade dan spons. Palisade berlapis tunggal sedangkan parenkim spons berlapis 4-5 dengan ruang antarsel kecil. Epidermis bawah juga berlapis tunggal tetapi menunjukkan adanya rongga atau lubang kecil dengan stomata cekung. Pada pelepah daun, xilemnya tergolong metaxilem dan floemnya memiliki sel-sel yang tidak mengalami lignifikasi di permukaan dorsal. Jaringan pembuluh dikelilingi oleh sel-sel parenkim. Epidermis atas menunjukkan stomata anisositik sedangkan epidermis bawah menunjukkan stomata anomositik. Jumlah stomata rata-rata pada epidermis bawah adalah (5), sedangkan pada adaksial adalah (2).[12][13]

Senyawa Fitokimia

Seluruh bagian tanaman ini beracun dan mengandung toksin spigeline yang bekerja pada jantung, terutama endokardium dan alkaloid seperti striknin.[3] Hewan peliharaan yang mengonsumsi daun segar dari tumbuhan ini, dapat mati dalam waktu 2 hingga 3 jam.[4][7] Adapun, ekstrak etil asetat bagian udara S. anthelmia menunjukkan aktivitas anthelmintik terkuat dan studi kimia ekstrak ini mengungkapkan alkaloid spiganthine dan 3,7-dihidroksi-3',4'-dimetoksiflavon sebagai konstituen utama.[14]

Khusus untuk daun S. anthelmia, analisis kemo-mikroskopis menunjukkan bahwa daun tanaman ini mengandung pati, kristal kalsium karbonat, dan selulosa. Tidak ditemukan adanya lignin, lemak, kristal kalsium oksalat, dan lendir. Adapun, skrining fitokimia menunjukkan bahwa daun tanaman ini mengandung flavonoid, alkaloid, saponin, fenol, dan tanin kecuali, glikosida jantung dan antrakuinon.[13] Unsur makro yang terkandung adalah Na (0,022%), K (0,23%), Ca (0,48%), Mg (0,15%), P (0,035%), sedangkan unsur mikro yang terkandung adalah Fe (0,19%), Mn (0,003%), Cu (0,001%), Zn (0,004%).[15]

Budidaya dan Pasca Panen

Tumbuhan ini dapat diperbanyak melalui biji dan dapat tumbuh hingga 3 tahun. Kehadirannya sebagai gulma pada jagung, kacang tunggak, millet, dan sorgum, dapat diatasi dengan penyiangan manual. Tumbuhan dipanen dengan cara dicabut dan dapat langsung digunakan dalam keadaan segar. Apabila, menyimpan bagian tanaman yang kering, maka harus disimpan dalam wadah kedap udara.[5]

Pemanfaatan

Aktivitas Antihelmintik

Beberapa penelitian telah menunjukkan adanya aktivitas anthelmintik dari S. anthelmia sebagai berikut :

  1. Ekstrak air daun S. anthelmia (AESAL) yang diberikan secara oral kepada kambing yang sedang tumbuh, dapat membasmi parasit gastrointestinal secara efektif pada dosis 2 ml/kg berat badan.[16]
  2. Ekstrak tanaman S. anthelmia dapat membasmi infeksi Nippostrongylus braziliensis pada tikus.[17]
  3. Adanya protein pertahanan tanaman dalam fraksi S. anthelmia, mulai dari protease, inhibitor protease, kitinase, dan lainnya yang terbebas dari senyawa metabolit sekunder. Oleh sebab itu, S. anthelmia berpeluang untuk mengendalikan telur dan larva nematoda gastrointestinal Haemonchus contortus.[18]

Aktivitas Antikonvulsan, Antibiotik, dan Antibakteri

Aktivitas lainnya dari S. anthelmia adalah aktivitas antikonvulsan yang dihasilkan dari ekstrak metanol tanaman ini. Pengaruh aktivitas ini terhadap kejang bergantung pada dosis yang diinduksi secara elektrik. Aktivitas ini juga berkaitan dengan sekresi dan pelepasan GABA karena sengatan listrik menyebabkan penghambatan pelepasan GABA.[19] Ekstrak heksana, etanol, dan etil asetat daun S. anthelmia dapat berfungsi sebagai antibiotik potensial dalam pengobatan etnomedisin. Ekstrak etanolnya juga dapat berfungsi sebagai sumber antibakteri yang potensial.[20]

Pemanfaatan di Beberapa Negara

  1. Amerika mengenal tanaman ini sebagai salah satu obat cacing terbaik dan obat untuk mengatasi serangan kejang dan saraf. Selain itu, rebusannya dapat mengobati sariawan dan hipertensi.
  2. Jerman dalam farmakope homeopati, secara resmi memanfaatkan ekstrak tanaman ini untuk obat gangguan saraf dan jantung.
  3. Benin dan Nigeria, memanfaatkan rebusan ranting daun segar sebagai anthelmintik. Namun, dosis yang tinggi dapat menyebabkan kejang. Oleh sebab itu, penting untuk segera meminum obat pencahar yang kuat setelah meminum dosis untuk mengobati infeksi cacing.
  4. Kongo, memanfaatkan ramuan tanaman ini untuk berkumur guna mengobati sakit tenggorokan dan getahnya dioleskan pada luka bekas garukan untuk mengobati sakit dada.[5]

Referensi

  1. ^ "Spigelia anthelmia". plantamor.com. Diakses tanggal 2025-01-02. 
  2. ^ "Spigelia anthelmia L. | Plants of the World Online | Kew Science". Plants of the World Online (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-01-12. 
  3. ^ a b c d Nelson, Lewis S.; Balick, Michael J. (2020-05-18). Handbook of Poisonous and Injurious Plants (dalam bahasa Inggris). Springer Nature. ISBN 978-1-4939-8926-3. 
  4. ^ a b c d Iwu, Maurice M. (1993-02-18). Handbook of African Medicinal Plants, Second Edition (dalam bahasa Inggris). CRC Press. ISBN 978-0-8493-4266-0. 
  5. ^ a b c Schmelzer, Gaby H.; Gurib-Fakim, Ameenah; Schmelzer, Gabriella Harriet; Foundation, PROTA (2008). Medicinal Plants (dalam bahasa Inggris). PROTA. ISBN 978-90-5782-204-9. 
  6. ^ a b Tran, Quang Dien; Tram, Nguyen Khanh Trinh; Nguyen, Thi Lan Thi; Hoang, Viet. "Spigelia anthelmia L.(Loganiaceae), a new record for Vietnam" (PDF). VNUHCM - University of Science Conference. 
  7. ^ a b c "Spigelia anthelmia - Wormbush". www.flowersofindia.net. Diakses tanggal 2025-01-12. 
  8. ^ a b Liogier, Alain H. (1995). Descriptive Flora of Puerto Rico and Adjacent Islands (dalam bahasa Inggris). La Editorial, UPR. ISBN 978-0-8477-2337-9. 
  9. ^ a b Phonsena, Phongsak (2006). "Spigelia (Loganiaceae), a new generic record for Thailand". Thai Forest Bulletin (Botany) (34): 176 – 178. 
  10. ^ a b JULIUS, AVELINAH; KAMIN, IMIN; KIEW, RUTH; UTTERIDGE, TIMOTHY M.A. (2013-09-05). "Gardneria and Spigelia (Loganiaceae), two genera new to the Flora of Peninsular Malaysia". Phytotaxa. 129 (1): 39. doi:10.11646/phytotaxa.129.1.3. ISSN 1179-3163. 
  11. ^ a b Quattrocchi, Umberto (2016-04-19). CRC World Dictionary of Medicinal and Poisonous Plants: Common Names, Scientific Names, Eponyms, Synonyms, and Etymology (5 Volume Set) (dalam bahasa Inggris). CRC Press. ISBN 978-1-4822-5064-0. 
  12. ^ a b Kothari, Saloni P; Chachad, Devangi P (2024). "In depth analysis of vegetative wormbush: Morphology and anatomy" (PDF). The Journal of the Indian Botanical Society. 104 (01): 41 – 45. doi:10.61289/jibs2024.01.30.1200. 
  13. ^ a b Awotedu, Olamilekan Lanre; Ogunbamowo, Paul Oluwatimilehin (2019). "Evaluation of Pharmacognostic and Phytochemical Profile of Spigelia anthelmia Linn leaves" (PDF). Modern Phytomorphology (13): 41–46. 
  14. ^ Morais, Selene Maia de; Beviláqua, Cláudia Maria Leal; Souza, Júlia Aprecida L. de; Assis, Luciana Moura de (2002). "Chemical investigation of Spigelia anthelmia Linn. used in Brazilian folk medicine as anthelmintic". Revista Brasileira de Farmacognosia. 12: 81–82. doi:10.1590/s0102-695x2002000300040. ISSN 0102-695X. 
  15. ^ Awotedu, O. L.; Ogunbamowo, P. O.; Ariwoola, O. S.; Chukwudebe, E. P. (2020-03-25). "Phytochemical and Phytomineral Status of Spigelia anthelmia Linn Leaves". International Journal of Biochemistry Research & Review: 33–40. doi:10.9734/ijbcrr/2020/v29i230170. ISSN 2231-086X. 
  16. ^ Tijani, L. A; Onigemo, Murisiku; Ishola, Oluwaseun; Jacobs, O. E; Asafa, A. R; Agbalaya, K. K (2017). "Studies on the efficacy of Spigelia anthelmia extract as anthelminthic in growing goats". Nigerian Journal of Animal Science. 19 (1): 215 – 222. 
  17. ^ Jegede, Olorunfemi Cornelius; Ajanusi, Joseph Ologunja; Adaudi, Ambrose. O.; Agbede, Rowland I. S. (2006). "Anthelmintic efficacy of extracts ofSpigelia anthelmiaLinn on experimentalNippostrongylus braziliensisin rats". Journal of Veterinary Science. 7 (3): 229. doi:10.4142/jvs.2006.7.3.229. ISSN 1229-845X. 
  18. ^ Araújo, Sandra Alves; Soares, Alexandra Martins dos Santos; Silva, Carolina Rocha; Almeida Júnior, Eduardo Bezerra; Rocha, Cláudia Quintino; Ferreira, André Teixeira da Silva; Perales, Jonas; Costa-Júnior, Livio M. (2017-12-15). "In vitro anthelmintic effects of Spigelia anthelmia protein fractions against Haemonchus contortus". PLOS ONE. 12 (12): e0189803. doi:10.1371/journal.pone.0189803. ISSN 1932-6203. 
  19. ^ Igbinaduwa, PO; Usifoh, CO (2013-07-15). "Phytochemical screening, proximate analysis and anticonvulsant effect of the methanol extract of Spigelia anthelmia (Loganiaceae)". Journal of Pharmacy & Bioresources. 9 (2). doi:10.4314/jpb.v9i2.8. ISSN 0189-8442. 
  20. ^ Danlami, Uzama (2017). "Evaluation of the Phytochemicals and Antimicrobial Activities of the Ethanolic, Hexane and Ethyl Acetate Extracts of Spigelia Anthelmia Leaves". International Journal of Pharmacy and Chemistry. 3 (3): 29. doi:10.11648/j.ijpc.20170303.11. ISSN 2575-5730. 

 

Prefix: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Portal di Ensiklopedia Dunia