Pada Juli 2000, perusahaan menghadapi kesulitan finansial, yang disebabkan oleh karena kebijakan investasi real estate yang sembrono dari mantan pimpinan, Hiroo Mizushima, dan keruntuhan haraga real estate sejak pertengahan 1980-an. Kelompok itu runtuh di bawah tumpukan hutang sebesar 17 miliar Dolar Amerika Serikat. Hutang tersebut terutama kepada Bank Industri Jepang.[1]
Sogo kemudian dibawa ke Pengadilan Negeri Osaka di bawa Rehabilitasi Hukum Sipil pada 12 Juli2000. Hal ini menyebabkan mereka harus melepaskan diri dari lini usaha yang tidak menghasilkan keuntungan, dan juga aset – aset berharga, seperti beberapa toko di Jepang, termasuk yang berada di luar negeri, yakni Singapura, Kuala Lumpur, Hong Kong, dan Taipei.
Di luar negeri, toko Sogo mampu selamat di bawah waralaba independen, di mana perusahaan Jepang juga telah berhasil meningkatkan modal mereka.