Sjamsuddin Sjafei (Syamsuddin Syafei) adalah seorang aktor, penulis lakon dan skenario, dramaturg dan sutradara Indonesia.[1] Ia merupakan ayah dari Pipit Sandra dan kakek Kiki Rizky Amelia.
Kehidupan awal
Lahir di Kutaradja Aceh, 15 Mei 1915, ayahnya berasal dari Minangkabau, adalah seorang saudagar dan ulama. Sementara Ibunya berasal dari Tamiang, Aceh Timur.[2]
Kiprah
Pada tahun 1936, ia memimpin sebuah kelompok teater amati bernama Toneel Club Diamond Star di Kutaradja, Aceh. Bersama kelompok ini, ia menciptakan dan mementaskan beberapa naskah lakon, di antaranya: “Darah Aceh” dan “Silungkang 1926,” yang berangkat dari cerita roman dan kisah sejarah.[2]
Pada tahun 1942, ia mendirikan dan memimpin Kelompok Sandiwara Fudji Yama, yang sempat berpentas hingga ke Bukittinggi, namun kemudian dibubarkan oleh pemerintah Jepang, karena isi cerita-ceritanya berlawanan dengan politik pemerintah pada masa itu.[2]
Pada tahhun 1943, ia mendirikan dan memimpin kelompok sandiwara Ratu Asia di Padang Panjang, bersama Zubir Said dkk. Kelompok Sandiwara Ratu Asia ini kemudian diserahkan sepenuhnya oleh para pendiri pada Sjamsuddin Sjafei.[2]
Setelah kemerdekaan, Sjamsuddin Sjafei juga aktif menulis skenario dan menyutradarai film. Dua di antara karya skenario yang ia tulis adalah Belenggu Masyarakat dan Debu Revolusi (juga sebagai sutrradara).
Referensi
- ^ Dede Pramayoza (2020-11-01). Diorama Kota Bahagia: Padangpanjang dalam Esai. Dede Pramayoza. ISBN 978-623-95313-0-0.
- ^ a b c d Aneka. No. 7/II. 1 Mei 1951