Sintasan yang paling layak"Sintasan yang paling layak"[1] (bahasa Inggris: Survival of the fittest, "keberlangsungan hidup makhluk yang paling fit") adalah sebuah frasa dalam teori evolusi untuk menyebut mekanisme seleksi alam. Frasa tersebut kini lebih sering digunakan dalam konteks lain, yaitu bahwa individu yang "cocok" (fit) lebih mungkin selamat menghadapi ujian daripada individu yang "tidak cocok" (tidak fit). Dalam konteks ini, "fit" berarti "yang paling mudah beradaptasi dengan lingkungan masa kini," berbeda dengan arti 'fit' dan 'tidak fit' zaman sekarang.[butuh rujukan] Pemikiran ini tidak terkait dengan konsep kecocokan dalam biologi (yang artinya kesuksesan reproduksi) yang telah mengubah pandangan masyarakat mengenai makna frasa tersebut. Menurut Darwin, frasa ini lebih baik didefinisikan sebagai "keberlangsungan (sintasan) suatu bentuk makhluk hidup yang akan meninggalkan sebanyak mungkin tiruan dirinya pada generasi selanjutnya." Herbert Spencer pertama kali menggunakan frasa ini – setelah membaca On the Origin of the Species karya Charles Darwin – dalam bukunya, Principles of Biology (1864). Di sana ia memaparkan perbedaan antara teori ekonominya dengan teori biologi Darwin, "Sintasan yang paling layak, yang akan saya jelaskan secara mekanis di sini, adalah konsep yang Darwin sebut sebagai 'seleksi alam' yang berarti pelestarian ras terpilih dalam perjuangan bertahan hidup."[2] Darwin pertama kali memakai frasa "sintasan yang paling layak" ciptaan Spencer dan "seleksi alam" dalam edisi kelima On the Origin of Species terbitan tahun 1869.[3][4], walaupun hanya secara metafora, dan tidak dimaksudkan sebagai deskripsi ilmiah, karena tidak hanya yang paling fit yang dapat bertahan hidup untuk bereproduksi, melainkan semua organisme yang cukup fit untuk tidak mati muda, sehingga ahli-ahli biologi terkemudian mengusulkan frasa yang lebih tepat adalah "keberlangsungan hidup makhluk yang cukup fit").[5] Komentator lain berpendapat bahwa Darwin mengartikan frasa tersebut sebagai sebagai "[makhluk yang] rancangannya lebih pas untuk lingkungan setempat".[6][7] Lihat pula
Referensi
Pranala luarAsal usul
Tautologi
Moralitas
Kropotkin: Mutual Aid
|