Sin Tit PoSin Tit Po (Hanzi: 新直報, pinyin: xin zhi bao) adalah sebuah surat kabar yang diterbitkan pada 2 Desember 1929 oleh sejumlah warga Tionghoa-Indonesia di Surabaya. Surat kabar ini adalah kelanjutan dari Sin Jit Po yang pada November 1929 terpaksa ditutup karena tidak sanggup membayar denda kepada pemerintah setempat yang dikenakan karena kasus penghinaan. Pemimpin Direktur pertama "Sin Tit Po" adalah Tan Ping Lee dan Liem Koen Hian sebage Hoofredactuer pertama. Dalam kurun waktu 19 Desember 1932 – 28 Febroeari 1933, J.D Syaranamual, Kwee Thiam Tjing, Tjoa Tjie Liang, AR Baswedan dan Pouw Kioe An menjabat sebagai Redactie secara bersama-sama mengantiken Liem Koen Hian. Hingga masuknya bala tentara Nipon, Sin Tit Po berakhir untuk selamanya. Pada tanggal 25 September 1932 Liem Koen Hian bersama teman-temannya mendirikan Partai Tionghoa Indonesia yang mendukung kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, "Sin Tit Po" pun cenderung mendukung haluan politik PTI dan menyuarakan aspirasi masyarakat keturunan Tionghoa tentang peranan mereka sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang merdeka. Hubungan Sin Tit Po dan P.T.I.
P.T.I. sebagai partai yang bisa dikatakan lahir oleh adanya "Sin Tit Po" dan hikayatnya lengket dengen hikayat dari Sin Tit Po, tidak bisa lewatkan kesempetan ini dengen begini saja. Dalem usia 10 tahun Sin Tit Po telah menunjukkan apa yang tidak banyak surat-kabar lain bisa ikuti, hingga penulis riwayat, yang mencatat dengen sejujurnya, terutama riwayat dari perjuangan bangsa berwarna di negeri ini, tidak akan lewatkan nama dan jasanya "Sin Tit Po". Disamping kewajibannya sebagai wartawan, dengan kabar hangat dari kalangan bangsa berwarna di negeri ini, "Sin Tit Po" pun telah tanamkan keinsyafan kepada pembaca terutama, bangsa berwarna seumumnya. Selain belaken Sin Tit Po tidak sedikit telah kobar-kobarkan semangat pihak kecil aken menuntut haknja, sebagai rakyat dan sebagai manusia. Lahirnja P.T.I, seperti dipermulaan di atas telah ditulis, orang tidak akan lupa menyebut namanya "Sin Tit Po". Lahirnja itu semangat kerja sama, sama antara bangsa berwarna disini, itu persatuan bangsa Asia, tidak akan lupakan jasanya "Sin Tit Po", siapa selain kobar-kobarkan itu semangat buat bersatu poen dipelihara supaya semangat itu tinggal tetap sebagai mana adanya. Kapan si penduduk Tionghoa sekarang menganggap menjadi sebagian dari kewajibannya buat ambil bagian dalam pemilihan wakil²nja dalam radem, terutama Gemeenteraad, orang tidak bisa tidak menyebut nama "Sin Tit Po" sebagai penanam bibit dan tukang siramnya yang rajin. Itu pemboikottan terkenal terhadap Stedenwedstrijden dari N.I.V.B., pemboikottan mana lahir itu semangat kerja sama² dari bangsa berwarna disini, tidaklah orang akan lupa menyebut namanya "Sin Tit Po". Sekian dan masih banyak lagi apa yang "Sin Tit Po" telah unjuk gigi terhadap bangsa berwarna disini dalem usianya 10 tahun, satu pekerjaan yang lawan dan kawan tidak bisa buat berlaga tidak dilihat. Sesoedah menjeboet apa jang „Sin Tit Po” telah oedjoek dalem oesianja 10 taon atas nama P.T.I beroetang-boedi dan disini ada pada tempatnja boeat sampeken pengatoeran trima kasihnja. Sekarang saja letaken saja poenja pengharepan biarlah „Sin Tit Po” nanti, dalem tangan pimpinan sekarang, bisa bekerdja lebih banjak oentoek pendoedoek bangsa berwarna di ini negeri, jang masih boetoeh dengen penjoeloehan jang sehat dan djoedjoer. Tio Hian Sioe (Voorzitter P.T.I. Tjabang Soerabaia) soember harinan Sin Tit Po 2 Des 1939 Referensi
|