Untuk tempat lain yang bernama sama, lihat
Simpar.
Simpar adalah desa di kecamatan Tretep, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Indonesia.
Geografi
Simpar berada pada ketinggian 1.040 m dpl dan berjarak 2 km dari ibu kota kecamatan Tretep; 43 km dari ibu kota kabupaten. Simpar mencakup daerah seluas 279 ha yang terbagi atas lahan sawah (9 ha) dan nonsawah (270 ha). Lahan nonsawah dipergunakan untuk bangunan/pekarangan, ladang/tegalan/huma, hutan rakyat, perkebunan negara/rakyat dan lainnya.
Pembagian administratif
Desa Simpar memiliki 1 dusun yang terdiri dari 1 rukun warga (RW) dan 7 rukun tetangga (RT).
Demografi
Desa yang memiliki 317 rumah tangga ini berpenduduk 1.367 jiwa, terdiri dari 716 jiwa laki-laki dan 650 jiwa perempuan.
Penduduk usia 10 tahun ke atas bermata pencaharian sebagai petani tanaman pangan dan perkebunan. Lainnya bekerja di industri pengolahan, bangunan, perdagangan, rumah makan, pengangkutan komunikasi, dan jasa.
Sumber air minum berasal dari mata air yang dialirkan menuju rumah-rumah warga. Untuk penerangan, semua rumah tangga menggunakan PLN.
Pendidikan
Dalam bidang pendidikan penduduk di atas 5 tahun yang tamat perguruan tinggi/universitas berjumlah 3 orang, akademi 6 orang, SLTA/sederajat 28 orang, SLTP/ sederajat 98 orang, SD/sederajat 885 orang, tidak tamat SD 59 orang, belum tamat SD 125 orang dan belum/tidak sekolah 73 orang. Untuk sarana pendidikan terdapat 1 unit TK dan 1 unit SD/MI.
Kesehatan
Di bidang kesehatan, desa Simpar memiliki 1 polides dan 2 posyandu. Dengan tenaga kesehatan 1 orang bidan desa, 2 orang dukun bayi.
Peternakan
Ternak yang dikembangkan di desa Simpar berupa sapi, kambing,ayam buras, dan itik.
Seni dan Budaya
Kesenian kuda lumping "Turonggo Seto" adalah satu dari berbagai macam kesenian yang terdapat di desa Simpar. Selain itu ada juga kesenian ketoprak "Kuning Budoyo" yang mengalami masa keemasan pada pertengahan dekade 90-an. Pada bulan Ruwah dan Suro menurut kalender Jawa, masyarakat desa Simpar rutin menggelar acara selamatan desa atau "merti dusun". Hal ini biasanya diikuti dengan pagelaran wayang kulit selama dua hari dua malam (khususnya pada bulan Suro).
Pranala luar