Sidodadi adalah sebuah desa di Kecamatan Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, Indonesia.
Sejarah
Desa Sidodadi pertama kali dibuka tanggal 27 Juli 1939 dengan jumlah penduduk 2664 jiwa atau 450 kepala keluarga. Penduduk tersebut merupakan Kolonisasi yang didatangkan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur yang meliputi daerah Yogyakarta, Solo, Cilacap, Gombong, dan Nganjuk. Kepala Desa pada waktu itu bernama Kromodiharjo, sampai pada tahun 1942.
Nama Sidodadi berasal dari kata Sido yang berarti berlangsung, dan dari kata Dadi berarti Jadi. Dengan demikian Sidodadi berarti ” langsung jadi”, yang maksudnya Desa Sidodadi pada mulanya hampir bubar, namun berkat ketekunan dari penduduk yang masih tinggal di desa Sidodadi dibina kembali di bawah pimpinan Bapak Pringgo Suwito, sehingga menjadi teratur, dan para transmigran yang berpindah dari desa ini satu demi satu kembali ke Desa Sidodadi dan ikur membina desanya. Dengan musyawarah bersama perangkat desa maka ditetapkanlah nama desa ini menjadi Desa Sidodadi.
Desa Sidodadi juga dikenal dengan Bedeng 31 (tiga puluh satu), karena nomor tersebut merupakan nomor urut pembukaan hutan oleh pemerintah Belanda pada masa itu.
Pada tahun 1942 sampai 1943 (Zaman Jepang), penduduk Desa Sidodadi mengalami penderitaan lahir dan batin, karena kekurangan sandang dan pangan. Selain itu banyak pula penduduk yang dikerangkatkan untuk kerja rodi (Rhomusa) ke BPP Palembang, dan banyak pula kepala keluarga yang merantau mencari nafkah ke daerah lain dan menetap di daerah tersebut. Banyaknya penduduk yang tidak kembali lagi ke Desa Sidodadi karena merantau, maka akibatnya jumlah penduduk yang tinggal di Desa Sidodadi hanya 260 KK atau 1.650 jiwa pada akhir tahun 1945, berarti penduduk yang pergi mencapai 190 KK.
Pada tahun 1947 banyak penduduk yang datang dari Pacitan, Yogyakarta dan Gombong yang sengaja didatangkan oleh familinya yang ada di desa Sidodadi, untuk mengisi kekosongan penduduk. Semakin teraturnya negara Republik Indonesia, maka Desa Sidodadipun ikut berbenah diri dan mengatur penduduk yang makin banyak berdatangan.[butuh rujukan]
Demografi
Jumlah penduduk Desa Sidodadi terdiri dari 1.682 KK dan 5.758 jiwa tersebar dalam 8 dusun dengan perincian sebagaimana dalam tabel:
DS. I
|
DS. II
|
DS. III
|
DS. IV
|
DS. V
|
DS. VI
|
DS. VII
|
DS. VIII
|
144 KK
|
168 KK
|
246 KK
|
263 KK
|
214 KK
|
257 KK
|
256 KK
|
134 KK
|
519 Jiwa
|
568 Jiwa
|
844 Jiwa
|
890 Jiwa
|
710 Jiwa
|
860 Jiwa
|
892 Jiwa
|
475 Jiwa
|
Potensi Desa
Desa Sidodadi memilki potensi dalam bidang Pertanian, Peternakan, serta Perdagangan.
Bidang Pertanian
Dalam bidang pertanian Desa Sidodadi merupakan salah satu desa di Kecamatan Pekalongan sebagai produsen sayur-mayur. Jenis sayur-mayur yang ditanam antaralain: Daun Bawang, Taicin, Bayam, Kangkung, Kacang Panjang, Daun Sledri. Dari jenis sayur mayur tersebut pada saat ini masih menggunakan sistem pertanian yang tradisional, sehingga hasil Panen yang diharapkan masih belum didapat secara maksimal. Maka diperlukan upaya peningkatan hasil panen dengan alih teknologi dibidang pertanian sayur mayur ini.
Bidang Peternakan
Desa Sidodadi memiliki potensi yang baik di bidang peternakan. Berikut merupakan jumlah kepemilikan hewan Ternak di Desa Sidodadi
Tabel 1. Kepemilikan Hewan Ternak Di Desa Sidodadi
Unggas
|
Kambing
|
Sapi
|
61.350 ekor
|
760 ekor
|
1.015 ekor
|
Sumber: Desa Sidodadi Tahun 2015
Dari Tabel tersebut, Kepemilikan hewan ternak diusahakan dari masyarakat desa Sidodadi Setempat yang memelihara hewan ternak unggas yang berjumlah 61.350 ekor, Kambing yang berjumlah 760 ekor, dan Sapi yang berjumlah 1.015 ekor.
Bidang Perdagangan
Bidang Perdagangan di Desa Sidodadi memeliki perkembangan yang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan adanya kepemilikan Pasar Desa yaitu “Pasar Bengkok”. Pasar Bengkok merupakan salah satu BUMDes yang dimiliki Desa Sidodadi, Pada Saat ini Pasar Bengkok memiliki peranan yang cukup besar dalam menunjang perekonomian masyarakat Desa Sidodadi dan juga masyrakat Luar Desa Sidodadi.
Pasar bengkok menjadi tempat bertemunya penjual dan pembeli berbagai barang kebutuhan rumah tangga seperti Sembako, Perabot Rumah Tangga, dan juga kebutuhan sandang.
Referensi