Artikel ini perlu dikembangkan dari artikel terkait di Wikipedia bahasa Jepang. (Agustus 2024)
klik [tampil] untuk melihat petunjuk sebelum menerjemahkan.
Lihat versi terjemahan mesin dari artikel bahasa Jepang.
Terjemahan mesin Google adalah titik awal yang berguna untuk terjemahan, tapi penerjemah harus merevisi kesalahan yang diperlukan dan meyakinkan bahwa hasil terjemahan tersebut akurat, bukan hanya salin-tempel teks hasil terjemahan mesin ke dalam Wikipedia bahasa Indonesia.
Jangan menerjemahkan teks yang berkualitas rendah atau tidak dapat diandalkan. Jika memungkinkan, pastikan kebenaran teks dengan referensi yang diberikan dalam artikel bahasa asing.
Shiokara, atau dikenal juga sebagai Ika no Shiokara, adalah makanan tradisional Jepang berupa cumi-cumi yang difermentasi. Hidangan ini dihasilkan dengan cara mengasinkan dan memfermentasi usus cumi-cumi dengan garam dan kecambah beras selama beberapa minggu hingga satu bulan. Hasil dari fermentasi ini menghasilkan rasa yang kuat, asin, dan tajam yang menjadi ciri khasnya.
Berdasarkan metode pembuatannya, terdapat tiga jenis Shiokara: merah, putih, dan hitam. Akazukuri, yang merupakan jenis yang paling umum, dibuat dengan cara menambahkan hati dan garam pada fillet cumi-cumi sebelum proses fermentasi. Selanjutnya, ada Shishibishio yang terbuat dari daging hewan atau unggas. Terakhir, ada Uobishio yang terbuat dari ikan. Shishibishio dan Uobishio memiliki proses pembuatan yang serupa dengan pembuatan kecap ikan, sehingga sering kali sulit untuk membedakannya.
Ada beberapa cara untuk menikmati shiokara, salah satunya yaitu mengkonsumsinya dengan memakan langsung dalam sekali telan dan diikuti dengan meminum wiski. Karena itu, beberapa bar di Jepang menyediakan makanan ini. Shiokara dapat juga dimakan bersama dengan nasi, seperti makanan khas Jepang yang lain.