Setas de Sevilla37°23′35.71″N 5°59′30.77″W / 37.3932528°N 5.9918806°W
Setas de Sevilla, juga dikenal sebagai ("Jamur Seville") atau ("Las Setas"), adalah sebuah struktur monumental yang mendominasi lanskap kayu di Plaza de la Encarnación di distrik bersejarah Seville, Spanyol. Bangunan ini telah dirancang untuk memadukan berbagai fasilitas yang mencakup pasar tradisional, restoran, ruang pertunjukan terbuka, museum arkeologi, dan teras atap yang menawarkan pemandangan spektakuler dari kota tua Seville. Terpilih dari antara 65 peserta dalam sebuah kompetisi yang didukung oleh pemerintah kota, bangunan ini dirancang oleh arsitek asal Jerman bernama Jürgen Mayer. Konstruksi bangunan ini selesai pada bulan April 2011, [1]dengan ukuran sekitar 150 meter kali 70 meter (490 kaki kali 230 kaki) dan tingginya diperkirakan mencapai 26 meter (85 kaki).[2] Pada awalnya proyek ini menghadapi sejumlah masalah teknis, serta kendala anggaran dan jadwal yang meningkat. Bangunan ini dibangun menggunakan 3.500 meter kubik kayu mikro-laminasi dari Finlandia, [3]dan kemudian dipromosikan sebagai struktur kayu terbesar di dunia.[4] Sejak dibuka, struktur ini telah menjadi salah satu landmark ketiga paling populer yang banyak dikunjungi di Kota Sevilla.. [5] NamaSelama masa pengembangan, proyek ini awalnya dinamai Metropol Parasol, namun penduduk setempat dengan cepat mengadopsi julukan sehari-hari "setas" atau "jamur" untuk merujuk pada struktur ini. Pemerintah kota Sevilla secara resmi mengadopsi nama Setas de Sevilla setelah mengetahui bahwa arsitek proyek tersebut telah mendapatkan hak merek dagang atas nama "Metropol Parasol" dan akan mengenakan biaya untuk penggunaannya. [6]Sejak saat itu, Setas de Sevilla menjadi nama resmi yang digunakan untuk merujuk pada proyek ini sejak dibuka.[7] DesainStruktur ini terdiri dari enam payung besar yang menyerupai jamur, terinspirasi oleh kubah Katedral Seville dan pohon-pohon ficus di Plaza de Cristo de Burgos yang berdekatan. Setas ini diatur dalam empat tingkat yang berbeda. Tingkat bawah tanah, dikenal sebagai Level 0, menampung Antiquarium,[4] sebuah tempat yang memajang peninggalan Romawi dan Moor yang ditemukan di lokasi tersebut. Pada Level 1, yang merupakan tingkat jalan, terdapat Pasar Sentral. Di atasnya, pada atap Level 1, terdapat area alun-alun terbuka yang dinaungi oleh struktur payung kayu, dirancang untuk acara-acara publik. Lantai 2 dan 3 merupakan dua tingkat teras panorama yang menyajikan pemandangan indah pusat kota, termasuk restoran yang terletak di sana.[8] Latar belakangSejak abad ke-19, sebuah bangunan pasar khusus telah berdiri di alun-alun tersebut. Sayangnya, sebagian dari bangunan ini dihancurkan pada tahun 1948 sebagai bagian dari rencana pembaruan kota. Meskipun demikian, pasar ini terus beroperasi hingga tahun 1973, ketika akhirnya sisa-sisa bangunan pasar yang sudah bobrok dibongkar. Setelah itu, lahan tersebut dibiarkan terbengkalai dan tidak dikembangkan hingga tahun 1990. Pada tahun tersebut, pemerintah kota merencanakan untuk membangun sebuah pasar dengan fasilitas parkir bawah tanah di tempat tersebut. Saat proyek konstruksi berlangsung, reruntuhan dari era Romawi dan Al-Andalus ditemukan di lokasi tersebut. Proyek konstruksi akhirnya dihentikan setelah menghabiskan biaya sekitar 14 juta euro. Pada tahun 2004, pemerintah kota menggelar kompetisi internasional untuk menerima tawaran dan gagasan pembangunan ulang kawasan tersebut. KonstruksiPekerjaan konstruksi dimulai pada tanggal 26 Juni 2005, dengan perkiraan biaya proyek sebesar 50 juta euro dan tanggal penyelesaian awal direncanakan pada bulan Juni 2007. Namun, pada bulan Mei 2007, perusahaan teknik Arup memberi tahu pemerintah kota bahwa struktur tersebut tidak memenuhi standar teknis yang diperlukan untuk desainnya. Mereka menunjukkan bahwa sejumlah asumsi struktural belum diuji dengan baik dan bahwa desainnya tampaknya melanggar batasan bahan yang diketahui. Alternatif untuk menopang struktur dengan cara lain ternyata tidak praktis karena akan menambah berat struktur secara signifikan.[3] Sebagai solusi, mereka mengembangkan metode penggunaan tulangan terpaku pada awal tahun 2009.[3] Namun, perubahan ini mengakibatkan biaya revisi proyek meningkat menjadi sekitar 100 juta euro.[9] Referensi
|