Serangan terhadap Dewan Kota Nabatieh
Pada 16 Oktober 2024, Pasukan Pertahanan Israel menargetkan pertemuan dewan kota Nabatieh di Lebanon dan menyerangnya dengan 10 serangan udara,[1] menewaskan sedikitnya 16 pegawai perangkat kota, termasuk walikota Nabatieh, dan melukai lebih dari 52 orang.[2][3][4] Latar belakangPada 1 Oktober 2024, Israel menyerbu Lebanon bagian selatan sebagai bagian dari peningkatan Konflik Israel–Hizbullah yang sedang berlangsung, yang merupakan dampak dari perang Israel-Hamas. Hal ini merupakan akibat dari serangan besar yang terjadi sebulan sebelumnya.[5] Pada bulan September 2024, Pasukan Pertahanan Israel melancarkan serangkaian serangan udara di Lebanon, yang memicu. pertikaian besar. Serangan udaraIsrael melancarkan sepuluh serangan udara terhadap kantor pusat kota di Nabatieh, sementara staf kota sedang mengadakan rapat di dalam dan mengoordinasikan bantuan bagi warga sipil yang masih berada di kota tersebut. Serangan udara tersebut menewaskan sedikitnya 16 staf kota, termasuk wali kota Nabatieh, Ahmad Kahil, dan melukai sedikitnya 52 orang lainnya. Gubernur Kegubernuran Nabatiye melaporkan bahwa jumlah korban tewas dapat bertambah karena puing-puing masih dalam pencarian.[6] Israel mengklaim telah menyerang "target-target Hizbullah", termasuk "gedung militer, kantor pusat militer, dan gudang persenjataan", tanpa memberikan bukti.[7] TanggapanPerdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengutuk serangan tersebut dan mengatakan bahwa serangan tersebut "sengaja menargetkan pertemuan dewan kota untuk membahas situasi layanan dan bantuan di kota tersebut".[3] Koordinator Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Lebanon, Jeanine Hennis-Plasschaert, mengatakan bahwa penderitaan warga sipil di Lebanon mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan menekankan bahwa "warga sipil dan infrastruktur sipil harus dilindungi setiap saat".[8] Rujukan
|