Artikel ini mungkin terdampak dengan peristiwa terkini: serangan teroris. Informasi di halaman ini bisa berubah setiap saat. Tanda ini diberikan pada Oktober 2024
Pada tanggal 23 Oktober 2024, lima orang tewas dan 22 orang terluka dalam serangan teroris di markas besar TUSAŞ di Kahramankazan, Ankara, Turki.[4] Kedua tersangka kemudian tewas.[5]
Latar belakang
TUSAŞ adalah salah satu perusahaan besar Turki yang mengkhususkan diri dalam bidang pembuatan alat pertahanan dan penerbangan. Proyek-proyeknya meliputi TAI TF Kaan, pesawat tempur pertama yang diproduksi di dalam negeri Turki.[6] Peristiwa ini terjadi saat pameran dagang besar untuk industri pertahanan dan kedirgantaraan sedang diadakan di Istanbul.[4]
Pada saat serangan ini, sebuah pameran senjata sedang berlangsung di Istanbul, yang menerima kunjungan dari menteri luar negeri Ukraina Andrii Sybiha.[7][8]
Serangan ini dilakukan sekitar pukul 16.00 TRT[10] di markas besar TUSAŞ di Kahramankazan, 40 kilometer (25 mi) di luar Ankara,[4] dan bertepatan dengan pergantian kerja giliran di fasilitas tersebut,[11] yang pada saat itu menampung sekitar 7.500 karyawan.[12] Dua penyerang tiba di atas taksi sebelum meledakkan bahan peledak di sampingnya,[13] menembakkan senapan otomatis dan memasuki kawasan tersebut.[14] Kebakaran besar kemudian terjadi di lokasi tersebut. Kamera keamanan menunjukkan salah satu penyerang mengenakan pakaian preman membawa ransel dan memegang senapan serbu. Salah satu pelaku dikenal sebagai seorang wanita.[4] Karyawan diungsikan ke tempat penampungan, sementara petugas pemadam kebakaran dan tim medis dikirim ke tempat kejadian.[11] Bentrokan juga dilaporkan di tempat parkir mobil di dekatnya.[10]
Setidaknya tujuh orang tewas dalam serangan ini,[10] termasuk dua penyerang dan pengemudi taksi yang mereka tumpangi,[13] diyakini tewas setelah penyerang menaiki kendaraannya dan kemudian disembunyikan di bagasi mobil.[12] Dua puluh dua orang lainnya terluka, salah satunya dalam keadaan sekarat.[15] Tujuh dari mereka adalah anggota pasukan khusus Turki.[16] Tidak ada klaim tanggung jawab serangan.[14]
Menurut pemerintah Turki, pelaku serangan tersebut adalah anggota PKK. Terungkap bahwa pelaku pria dikenal sebagai Ali Orek,[18] yang memiliki nama sandi "Rojger"[19] dan lahir pada tahun 1992 di Beytüşşebap, Provinsi Şırnak. Senjata kompak AKS-74U dengan optik, yang diketahui sering digunakan oleh PKK, digunakan dalam serangan ini.[20]
Akibat
Ebubekir Şahin, Ketua Radyo ve Televizyon Üst Kurulu (RTÜK), mengumumkan bahwa larangan penyiaran diberlakukan atas serangan ini.[21] Selain itu, kanal media sosial dibatasi pita lebarnya dan akses ke platform seperti X, Instagram, Facebook, dan Youtube dibatasi.[16]
Sebagai tanggapan, Angkatan Bersenjata Turki melancarkan serangan terhadap 47 posisi pemberontak Kurdi, termasuk 29 di Irak utara dan 18 di Suriah utara. Sehari setelah serangan, Pasukan Demokratik Suriah menuduh Turki melancarkan "gelombang baru" serangan yang menewaskan 12 warga sipil dan melukai 25 lainnya[19] serta menghantam dua stasiun kereta di Al-Malikiyah dan Qamishli.[18]
Pemeriksaan keamanan yang lebih ketat diberlakukan di markas besar TUSAŞ dan di bandar udara utama di Istanbul setelah serangan tersebut. Pemakaman untuk beberapa korban dilakukan pada tanggal 24 Oktober.[19]
Tanggapan
Menteri Dalam Negeri Ali Yerlikaya menyebut peristiwa ini sebagai "serangan teroris"[15] dan mengatakan "sayangnya, kita memiliki syahid dan orang-orang yang terluka". Wali kota metropolitan Ankara Mansur Yavaş mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia "sangat sedih" mendengar berita itu. Menteri Kehakiman Yılmaz Tunç, mengumumkan bahwa Kantor Kepala Kejaksaan Umum Ankara telah meluncurkan "penyelidikan yudisial" atas peristiwa ini.[11] Serangan ini juga dikutuk oleh Wakil Presiden Cevdet Yılmaz,[22] yang mengatakan bahwa serangan ini ditujukan terhadap "keberhasilan Turki dalam industri pertahanan",[13] serta Menteri Perhubungan Abdulkadir Uraloğlu dan pemimpin Partai Rakyat Republik dan pemimpin oposisi Özgür Özel.[10] Manajer umum TUSAŞ Mehmet Demiroğlu mempersingkat kehadirannya di pameran pertahanan untuk menghadiri keadaan mendesak di markas besar perusahaan.[15] President Recep Tayyip Erdoğan mengutuk serangan tersebut selama pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di KTT BRICS ke-16 di Rusia.[11] Putin juga menyampaikan belasungkawa.[15]
Mark Rutte, sekretaris jenderal NATO, menyatakan solidaritasnya dengan Turki setelah serangan tersebut.[15] Kecaman juga disampaikan oleh Irak,[23] Uni Eropa, dan Amerika Serikat.[24] Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken juga menyatakan solidaritasnya dengan Turki dan menyampaikan belasungkawa, dengan mengatakan bahwa pikirannya tertuju pada para korban dan keluarga korban.[25]
Partai Kesetaraan Rakyat dan Demokrasi (DEM) yang pro-Kurdi mengutuk serangan tersebut[26] sambil mencatat bahwa serangan ini terjadi "tepat ketika masyarakat Turki sedang membicarakan solusi dan kemungkinan dialog", mengacu pada tawaran pembebasan bersyarat Devlet Bahçeli kepada Abdullah Öcalan dari PKK pada hari sebelumnya.[27]