Pada tanggal 7 Juni 2017, dua serangan beruntun terarah ke Parlemen Iran dan Mausoleum Ruhollah Khomeini, menewaskan 12 orang dan melukai 42 orang lainnya.[4][5][6][7][8]ISIL mengklaim bertanggung jawab atas dua serangan tersebut.[9] Tembakan-tembakan itu merupakan serangan teroris pertama di Tehran dalam lebih dari satu dasawarsa,[10] dan merupakan serangan utama pertama di negara tersebut sejak pengeboman Zahedan 2010.[11]
Latar belakang
Iran telah terlibat peperangan dengan ISIS selama empat tahun, dan telah menurunkan pasukan perang militan Negara Islam di Suriah dan Irak. Anggota Negara Islam melihat itu adalah pemeluk Syiah.[12] Beberapa pengamat skeptis atas tanggung jawab dari Negara Islam, dan mencurigai pasukan Mujahidin Iran berada di belakang itu.
Serangan parlemen
Menurut keterangan Wakil Menteri Dalam Negeri Zolfaghari, yang berbicara untuk IRIB, empat militan memasuki gedung parlemen menyamar sebagai perempuan.[13] Pria-pria bersenjata melesatkan peluru, mengakibatkan sepuluh orang luka.[14] Para militan kemudian menyandera beberapa orang.[13]
Serangan Mausoleum
Seorang penyerang dari militan perempuan ditemukan masih hidup.[15] Penyerangan di mausoleum dilaporkan menewaskan seorang dan melukai lima orang lainnya. Kedua serangan itu dilakukan di waktu yang sama dan tampaknya sudah dikoordinasikan.[14]
Tanggung jawab
ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.[16]
Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengutuk serangan teroris di Tehran, mengatakan bahwa terorisme adalah persoalan yang dihadapi oleh masyarakat Timur Tengah dan seluruh dunia.[17]
Juru bicara parlemen Ali Larijani mengatakan bahwa serangan itu adalah sebuah "minor issue."[11]
Major Jenderal Mohsen Rezaee dari Garda Revolusi menuliskan di Instagram bahwa Iran pasti "menghukum teroris yang telah membunuh ratusan, tidak hanya di Iran namun juga di Inggris, Jerman, Prancis, Afghanistan, dan Pakistan."
Internasional
Norway: Børge Brende mengutuk "serangan mengerikan di Tehran" sembari mengirimkan menyampaikan belasungkawa terdalam kepada korban, keluarga mereka dan semua orang Iran.[18]