Seno Joko Suyono (lahir 18 Februari 1970) adalah pewarta, akademikus, dan budayawan berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal sebagai jurnalis Majalah Tempo dan salah satu pendiri Borobudur Writers and Cultural Festival bersama Mudji Sutrisno sejak 2012. Dia juga dikenal sebagai penyair yang memublikasikan puisi-nya di sejumlah surat kabar. Beberapa buku yang sudah diterbitkan antara lain Tubuh yang Rasis: Telaah Kritis Michael Foucault atas Dasar-Dasar Pembentukan Diri Kelas Menengah Eropa (2002) dan Tak Ada Santo dari Sirkus (Lamalera, 2010 ISBN 978-979-2548-2-51). Film garapannya, Gerimis Kenangan dari Sahabat Terlupakan mengantarkan namanya menerima penghargaan sebagai Film terbaik untuk kategori dokumenter dalam Festival Film Indonesia 2006.[1][2]
Latar belakang
Seno Joko Suyono lahir di Malang, Jawa Timur, 18 Februari 1970. Sejak usia muda sudah menekuni dunia sastra yang kelak kemudian hari menjadi bekalnya dalam bekerja. Namanya dikenal melalui karya-karyanya berupa puisi yang dipublikasikan di sejumlah surat kabar. Sehari-hari, dia bertugas sebagai Redaktur Pelaksana Kebudayaan Majalah Tempo di samping juga mengajar di Program Studi Teater Institut Kesenian Jakarta. Di situ, Seni pernah menjadi editor dua buku terbitan Prodi Teater IKJ, antara lain Tatiek Maliyati WS, Ibu Para Aktor dan Kasim Ahmad, Pendidikan, Birokrasi Seni & Pergulatan Teater Timur dan Barat. Bersama Henny Saptatia Sujai pernah pula memproduksi film dokumenter tentang para Indonesianis Rusia yang terlupakan berjudul Gerimis Kenangan dari Sahabat Terlupakan. Film dokumenter ini menang sebagai film terbaik kategori dokumenter dalam Festival Film Indonesia 2006.
Bibliografi
Penghargaan
Lihat pula
Referensi