Selotinatah adalah sebuah nama desa di wilayah Kecamatan Ngariboyo, Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur.
Menurut sejarah yang berkembang, asal usul desa selotinatah adalah sebagai berikut:
Konon diceritakan ada seorang maling genthiri (Pencuri yang berbudi baik) bermukim di suatu tempat, di sebuah desa di sebelah timur gunung Lawu. Tak jauh dari rumah maling Genthiri ini ada sebuah rumah besar yang pemiliknya sanganlah kikir.
Maka pada suatu malam maling genthiri ini bermaksud untuk mencuri barang-barang milih orang kaya tersebut, yang rencana hasil dari pencurian itu akan di berikan kepada orang-orang yang kekurangan. Adapun rencana jitunya adalah maling genthiri akan membuat lubang dibawah tanah (jw. gangsir) dari rumahnya sampai menuju rumah orang kaya yang kikir itu.
Nah rencana itupun di laksanakan dan selesailah lubang bawah tanah tersebut, dan pada ahirnya berhasillah maling genthiri masuk kerumah orang kaya tersebut, dan maling genthiripun mengambil barang-barang milik orang kaya tersebut, dan diberikanlah hasil pencurian tersebut kepada orang-orang yang miskin.
Namun perbuatan maling genthiri ini diketahui orang kaya tersebut dan di kejarnya maling genthiri, dan tersudutkan di dukuh banjar. Karena tersudutkan maka maling Genthiri bersembunyi di balik batu (jw. selo) serta bersandar di batu. Dan anehnya punggung maling Genthiri itu seperti menempel erat dengan batu dan para pengejarnya tidak bisa membawa sang maling Genthiri karena punggungnya menempel dengan batu, maka mereka berencana untuk menusuknya dari depan.
Mengetahui para pengejarnya akan menusuk dari depan maka maling genthiri cepat-cepat berkata "Menusuk maling kok dari muka, menusuk pencuri itu dari belakang to! dan anehnya orang yang mau menusukpun tercengang dan menuruti perkatan sang maling genthiri.
Orang yang akan menusuk itu berpikir sejenak dan akhirnya mempunya akal, yaitu mereka mengambil tatah (alat untuk memecah batu) untuk menatah batu yang menempel di punggung sang maling Genthiri tersebut. Dan mulaialah mereka menatah batu tersebut dan akhirnya tembuslah batu tersebut. Namun ketika batu yang di tatah sudah tembus tepat di punggung maling Genthiri dan tinggal menusuknya, maling genthiri berkata Lagi : " Menusuk maling kok di siang hari, mestinya menusuk maling itu pada malam hari"!
Ahirnya orang yang akan menusuk maling genthiri itu merasa kalah akal dengan maling genthiri, kemudian orang yang akan menusuk itu mengajak maling Genthiri untuk berbicara di atas bukit, dan akhirnya maling Genthiri di bebaskan.
Maka daerah tempat orang menatah batu di punggung maling Gentiri tersebut di namakan SELOTINATAH. Selotinatah tersebut mengambil kata SELO (batu) dan di TATAH(alat memecah batu), Yaitu peristiwa di tatahnya batu yang ada di punggung maling Genthiri.