Schindler Group adalah sebuah produsen eskalator, marga laju, dan elevator yang didirikan di Swiss pada tahun 1874. Schindler memproduksi, memasang, merawat, dan memperbarui beberapa tipe elevator dan eskalator di gedung komersial maupun residensial di seluruh dunia. Schindler berbisnis di lebih dari 140 negara dengan 58.000 orang pekerja.[1] Pabrik Schindler terletak di Brazil, Tiongkok, Slovakia, Spanyol, Swiss, India, dan Amerika Serikat.[2]
Sejarah
Schindler didirikan di Swiss pada tahun 1874, oleh Robert Schindler dan Eduard Villiger, dengan nama Schindler & Villiger.[3] Beberapa saat kemudian, sebuah bengkel pun dibangun di sebuah pulau di Sungai Reuss di Lucerne, Swiss, untuk memproduksi segala jenis peralatan dan mesin pengangkat.
Schindler mendirikan anak usaha pertamanya di luar negeri, yakni di Berlin (Jerman) pada tahun 1906. Kemudian Schindler pun terus berekspansi ke seantero Eropa. Pada tahun 1980, Schindler mendirikan perusahaan patungan pertama di Tiongkok. Dengan mengakuisisi Atlas asal Brazil pada tahun 1999, Schindler pun menjadi pemain besar di Amerika Selatan.
Schindler kemudian masuk ke Amerika Utara dengan mengakuisisi Haughton Elevator Company asal Toledo, Oklahoma pada tahun 1979. Pada tahun 1989, Schindler mengakuisisi divisi Elevator/Eskalator dari Westinghouse, salah satu produsen elevator dan eskalator terbesar pada saat itu. Saat ini, Schindler Elevator Corporation, anak usaha Schindler di Amerika Serikat berkantor pusat di Morristown, New Jersey.[4]
Sejak 2011, Schindler telah menjadi sponsor Solar Impulse, sebuah pesawat berbahan bakar tenaga surya.[6]
Schindler Miconic 10
Schindler memiliki sistem kendali buatannya sendiri, yang diperkenalkan pada tahun 1995. Sistem ini merupakan sistem kendali pertama pada jenisnya, yang kini umum disebut sebagai sistem "hall call". Sistem ini memiliki papan tombol dan layar LED yang dipasang di tiap lantai, sehingga pengguna dapat memilih akan menuju ke lantai berapa, sebelum masuk ke dalam elevator. Sistem kemudian akan mengarahkan pengguna ke elevator tertentu, dan mengumpulkannya dengan pengguna lain yang akan menuju ke lantai yang sama ataupun berdekatan. Schindler mengklaim bahwa sistem ini dapat mengurangi jumlah pemberhentian dan mengurangi kepadatan serta waktu tempuh, terutama pada jam sibuk.[7] Sistem ini kemudian terus dikembangkan dan dilengkapi dengan fitur baru,sehingga sistem dapat makin efisien dan hemat energi. Pada gedung tinggi, sistem seperti Miconic 10 ini juga memungkinkan perancang untuk memperbesar area gedung yang dapat disewakan, serta mengefisiensikan perpindahan orang. Selain itu, pengendalian akses juga dapat diterapkan lebih mudah.
Insiden
Pada tanggal 29 November 2004, sebuah elevator buatan Schindler di Nagoya tiba-tiba menurun saat pintunya masih terbuka. Tidak ada yang terluka dalam insiden ini. Investigasi menemkan bahwa perangkat lunak elevator "TV60 v1.1" memiliki kekutu yang dapat membuka pintu saat elevator mulai bergerak.[8]
Pada tanggal 22 April 2006, tiga orang terjebak di dalam sebuah elevator di Hachioji, Tokyo, setelah pintunya tiba-tiba terbuka saat sedang naik. Elevator iini juga menggunakan perangkat lunak "TV60 v1.0".[8]
Pada tanggal 3 Juni 2006, sebuah elevator buatan Schindler di Minato, Tokyo, mulai naik saat pintu masih terbuka. Seorang anak laki-laki berusia 16 tahun pun tewas akibat insiden ini. Investigasi menunjukkan bahwa rem elevator ini tidak berfungsi dengan baik.[8] Saat tim investigasi pemerintah meminta Schindler untuk menunjukkan dokumen mengenai elevator tersebut, Schindler menolaknya dengan alasan terdapat informasi pribadi di dalam dokumen tersebut.[9]
Pada tanggal 10 Juni 2006, sebuah elevator buatan Schindler di Urayasu mulai naik saat pintu masih terbuka, dan akhirnya menembus atap paling atas. Dua orang pun terjebak di dalam elevator. Elevator ini menggunakan perangkat lunak "80TH v1.4".[8]
Pada tanggal 16 Oktober 2007, seorang anak laki-laki berusia 9 tahun membenturkan kepalanya ke dinding, setelah kepalanya tersangkut pada pegangan eskalator buatan Schindler dan papan akrilik di sebuah toko Seiyu (anak usaha Wal-Mart Stores Inc.) di Hiratsuka, Prefektur Kanagawa. Ia pun tidak sadarkan diri selama tiga hari. Investigasi menunjukkan bahwa eskalator tidak dipasang sesuai peraturan yang berlaku di Jepang.[10]
Pada tanggal 16 November 2010, 18 orang mahasiswa di Kampus Kashiwa, Universitas Tokyo jatuh dari lantai dasar ke lantai bawah tanah di dalam sebuah elevator buatan Schindler, saat pintunya masih terbuka. Satu orang mahasiswa mengalami luka ringan saat mencoba menyelamatkan diri. Schindler menyatakan bahwa penyebabnya adalah kabel rem yang longgar.[11]
^ abcdMinistry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism. "Report on Elevator Accident at City Heights Takeshiba" "シティハイツ竹芝エレベーター事故調査報告書", Tokyo, 8 September 2009. Retrieved on 1 November 2012.
^Livedoor News シンドラー社が記者説明会 Retrieved 6 November 2012.