Saputangan adalah sebuah film percintaan 1949 yang berasal dari yang sekarang menjadi Indonesia.[a] Film tersebut disutradarai oleh Fred Young dan dibintangi oleh Chatir Harro, Noorsini, dan Astaman
Produksi
Saputangan disutradarai oleh Fred Young sebagai film kedua untuk perusahaannya Bintang Soerabaja, setelah Sehidup Semati.[1] Young awalnya menulis cerita tersebut sebagai permainan panggung untuk kelompok teatrikalnya, yang juga bernama Bintang Soerabaja.[2][3] Ceritanya diadaptasi dalam sebuah permainan latar buatan Tan Tjoei Hock,[2] yang bergabung dengan perusahaan tersebut bersama dengan pakar keuangan dan produser film The Teng Chun.[4] Produksi dimulai pada September 1949 dan, para waktu itu, diperkirakan membutuhkan dua bulan pemfilman.[3]
Warisan
Saputangan sekarang dianggap hilang. Film-film di Hindia Belanda direkam menggunakan film nitrat yang sangat mudah terbakar, dan setelah kebakaran menghancurkan sebagian besar gudang Produksi Film Negara pada tahun 1952, film lama yang direkam menggunakan nitrat dihancurkan dengan sengaja.[5] Antropolog visual Amerika Serikat Karl G. Heider menulis bahwa semua film Indonesia yang dibuat sebelum 1950 tidak diketahui lagi keberadaan salinannya.[6] Akan tetapi, Katalog Film Indonesia yang disusun JB Kristanto menyebutkan beberapa film masih disimpan di Sinematek Indonesia dan Biran menulis bahwa sejumlah film propaganda Jepang masih ada di Dinas Informasi Pemerintah Belanda.[7]
Catatan penjelas
^Film tersebut dirilis pada masa Revolusi Nasional Indonesia, pada masa ketika Indonesia mendeklarasikan sendiri kemerdekaannya sementara Hindia Belanda secara resmi masih berdiri.
Biran, Misbach Yusa (2009a). Sejarah Film 1900–1950: Bikin Film di Jawa (dalam bahasa Indonesian). Jakarta: Komunitas Bamboo working with the Jakarta Art Council. ISBN978-979-3731-58-2.Parameter |trans_title= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Biran, Misbach Yusa (2009b). Peran Pemuda dalam Kebangkitan Film Indonesia (dalam bahasa Indonesian). Jakarta: Ministry of Youth and Sports of Indonesia. OCLC607257806.Parameter |trans_title= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Biran, Misbach Yusa (2012). "Film di Masa Kolonial". Indonesia dalam Arus Sejarah: Masa Pergerakan Kebangsaan (dalam bahasa Indonesian). V. Jakarta: Ministry of Education and Culture. hlm. 268–93. ISBN978-979-9226-97-6.Parameter |trans_title= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); Parameter |trans_chapter= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
"Indonesische film". De Vrie Pers (dalam bahasa Dutch). Surabaya. 10 September 1949 – via Delpher.nl.Parameter |trans_title= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
"Lilik Sudjio". Filmindonesia.or.id (dalam bahasa Indonesian). Jakarta: Konfiden Foundation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-04-03. Diakses tanggal 3 April 2016.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Saputangan (brochure) (dalam bahasa Indonesian), Bintang Soerabaja Film Corporation, 1949Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
"Saputangan". filmindonesia.or.id (dalam bahasa Indonesian). Jakarta: Konfiden Foundation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-08-23. Diakses tanggal 23 August 2012.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
"Usaha Penerbitan Gapura". Java Bode (dalam bahasa Indonesian). Jakarta. 1 October 1949 – via Delpher.nl.Parameter |trans_title= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
"Waar Gaan We Heen? Djakarta". Java Bode (dalam bahasa Dutch). Jakarta. 24 February 1950 – via Delpher.nl.Parameter |trans_title= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)