Drs. Said Tuhuleley, MM (lahir 1953) merupakan seorang aktivis islam dan berperan besar dalam pengembangan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Beliau lahir di Saparua, Maluku dan meninggal di Yogyakarta pada 9 Juni 2015.[1]
Kehidupan pribadi
Ia berasal dari keluarga santri yang taat. Ayahnya bernama Abdullah dan ibunya bernama Aminah. Mengutip buku Jejak Langkah Said Tuhuleley, pada 1970-an Said Tuhuleley sudah memegang ijazah sarjana muda. Kemudian beliau memutuskan merantau ke pulau Jawa bersama teman-temannya untuk melanjutkan pendidikannya di IKIP Negeri Yogyakarta yang sekarang bernama Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).[2]
Pendidikan
Said menyelesaikan sekolah dasar hingga menengah atas di tempat kelahirannya. Setelah lulus dari SD Negeri I Saparua, dia melanjutkan ke SMP Negeri I Saparua, serta SMA Negeri I di daerah yang sama. Barulah setelah lulus, dia hijrah dan kuliah di IKIP Universitas Negeri Yogyakarta, dan melanjutkan S-2 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan konsentrasi Manajemen Pendidikan.[3]
Karier
Sebagai akademisi, Said Tuhuleley sempat bekerja sebagai dosen dan Kepala Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pendidikan (LP3), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Pada waktu yang hampir bersamaan juga menjadi sekretaris Majelis Pendidikan Tinggi PP Muhammadiyah, sebuah majelis yang boleh dikatakan baru (1990-an) dalam kelembagaan PP Muhammadiyah. Said bersama-sama dengan almarhum M. Jazman Al-Kindi berperan besar pada masa-masa formasi kelembagaan baru itu yang kemudian melahirkan embrio bagi perkembangan Perguruan-Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang kini mencapai jumlah 194 PTM, baik dalam bentuk universitas maupun sekolah tinggi, besar dan menengah.[4]
Said Tuhuleley pernah mendapat kesempatan berkiprah di PP Muhammadiyah selama 20 tahun pada posisi operator kegiatan, manajer dan konsultan. Pada 2005, akhirnya beliau dipercaya menjadi ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) dalam dua periode (2005-2010 dan 2015).[5]
Gelar kehormatan
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menganugerahkan gelar kehormatan, Doktor Honoris Causa (Dr. HC). Atas nama ketua senat, Rektor UMM, Prof Dr Muhadjir Effendy, MAP, menyematkan gelar tersebut kepada Drs. Said Tuhuleley, MM, di ruang teater UMM Dome, Jumat (19/12).[6]
Klinik apung Said Tuhuleley
Klinik Apung Said Tuhuleley adalah program pengadaan floating clinic di atas air berupa Kapal Laut yang digagas oleh LAZISMU sebagai salah satu solusi dari permasalahan yang ada di Maluku terutama berkaitan dengan layanan kesehatan. Ini juga merupakan bagian dari penerapan program-program LAZISMU di daerah 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal). Klinik Apung Said Tuhuleley (KAST) ini nantinya akan beroperasi untuk memberikan layanan kesehatan secara cuma-cuma kepada masyarakat pesisir atau pulau-pulau di Maluku. Sesuai dengan kondisi geografisnya, Maluku memiliki banyak pulau kecil dan terpencil yang harus ditempuh dengan jarak yang cukup jauh. Pengadaan KAST ini akan sangat membantu masyarakat terpencil dalam mendapatkan pelayanan, baik kesehatan maupun pendidikan.[7]
Kematian
Said Tuhuleley melakukan kunjungan ke beberapa daerah di wilayah Indonesia Timur dalam rangka tugas pemberdayaan umat. Said Tuhulele sempat mengalaman penurunan kondisi kesehatan dan hingga akhirnya beliau wafat pada 9 Juni 2015 saat berusia 62 tahun. Said Tuhulele dimakamkan di lokasi pemakaman tokoh-tokoh Muhammadiyah, tepatnya di permakaman kampung Karangkajen, Mergangsan, Yogyakarta.
Sewaktu meninggalnya Said Tuhuleley, Prof Din Syamsuddin mengatakan "kepergian Said adalah kehilangan bagi Persyarikatan Muhammadiyah dan bangsa Indonesia. Said merupakan seorang mujahid dakwah yang telah mengabdikan sebagian besar hidupnya untuk dakwah bagi pemberdayaan dan pemajuan masyarakat".[8]
Referensi