Sa'id bin Qais al-Hamdani (bahasa Arab: سعيد بن قيس الهمداني) adalah seorang gubernur dan jenderal pada masa pemerintahan Khalifah Utsman dan Ali serta pemuka kabilah Bani Hamdan dan suku Himyar di Kufah selama periode ini dan di bawah khalifah Umayyah pertama.
Silsilah
Sa'id bin Qais bin Zaid Mada bin Ma'di Yakrib bin Saif bin Amr bin As-Subai' bin Sabi' bin Sha'ab bin Muawiyah bin Katsir bin Malik bin Jusyam bin Hasyid bin Jusyam bin Khairan bin Nauf bin Hamdan.[1]
Biografi
Sa'id bin Qais berasal dari keturunan Sabi'[2] dari suku Bani Hamdan di Arab Selatan dan diduga sebagai keturunan raja Himyar.[3] Leluhur raja Himyar, Zaid bin Marib bin Ma'dikarib, dicatat oleh kisah-kisah Arab Selatan karena membunuh dan menggantikan raja wilayah Bawn di Yaman utara selama periode pra-Islam (sebelum abad ke-7).[4]
Sa'id bertempur dalam penaklukan Muslim awal dan menjadi salah satu bangsawan suku terkemuka di Kufah, salah satu dari dua kota garnisun Arab utama di Irak. Pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan (berkuasa 644–656), ia menjabat sebagai gubernur Rayy dan Hamadhan di Iran. Pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib (berkuasa 656–661), Sa'id memimpin kontingen Bani Hamdan dan Himyar dari pasukan Kufah khalifah selama Fitnah Pertama. Dalam tugasnya ini, ia memimpin anak buahnya dalam Pertempuran Jamal (656) dekat Bashrah dan Pertempuran Shiffin (657) di perbatasan Suriah, serta pertempuran lain bersama Ali pada tahun 661. Ia disebutkan sebagai salah satu pemimpin Yaman (Arab Selatan) pada masa pemerintahan khalifah Umayyah Muawiyah (berkuasa 661–680) dan Yazid (berkuasa 680–683).[3]
Keturunan
Sa'id adalah kakek dari pihak ibu Ibnul Asy'ats, seorang bangsawan Kufah, jenderal, dan pemimpin pemberontak yang terkenal.[5] Ibu Ibnul Asy'ats bernama Ummu Amr.[6] Selama Fitnah Kedua (683–692) dan Bani Umayyah kehilangan kekuasaan atas Irak, putra Sa'id, Abdurrahman bin Sa'id, menjabat sebagai gubernur di bawah Al-Mukhtar ats-Tsaqafi, pemberontak yang menguasai Kufah, tetapi kemudian membelot kepada Mush'ab bin az-Zubair, gubernur Bashrah di pihak Abdullah bin az-Zubair. Abdurrahman terbunuh di pihak Mush'ab ketika Mush'ab dan pasukannya mencoba untuk merebut Kufah dari Al-Mukhtar. Putra Abdurrahman bin Sa'id, Muhammad, tidak memiliki pengaruh atas Bani Hamdan seperti ayah dan kakeknya dan sebagian besar dari mereka mendukung Al-Mukhtar. Dia dan Ibnul Asy'ats menghukum keras pendukung Al-Mukhtar dari kalangan penduduk Kufah ketika mereka bersama Mush'ab menaklukkan Kufah pada tahun 686. Muhammad bin Abdurrahman kemudian membelot kepada khalifah Umayyah Abdul Malik bin Marwan (berkuasa 685–705), sementara cucu Sa'id lainnya, Jarir bin Hasyim, bergabung dengan pemberontakan Ibnul Asy'ats melawan Abdul Malik pada 700–701.[7]