S Martono
Prof. Dr. S Martono, M.Si. (lahir 8 Maret 1966) adalah akademisi dan pakar ilmu manajemen berkebangsaan Indonesia yang kini menjabat sebagai Rektor Universitas Negeri Semarang periode 2022-2027. Ia dilantik berdasarkan Keputusan Mendikbudristek Nomor 65121/MPK.A/KP.06.02/2022 tentang Pengangkatan Rektor Universitas Negeri Semarang Periode 2022-2026 pada 27 Agustus 2022. Prof. Martono menggantikan Prof. Dr. Fathur Rokhman M.Hum. yang telah menjabat sebagai Rektor UNNES selama dua periode.[1] [2] [3] [4] [5] PendidikanProf Martono mengawali pendidikan formal dan mendapatkan sarjana di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Semarang pada Program Studi (prodi) Pendidikan Dunia Usaha, Bidang Administrasi Kantoran. Selanjutnya, guru besar kelahiran Rembang tersebut kuliah S2 di Ilmu Manajemen Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dan meraih gelar Doktor di Universitas Diponegoro bidang Ekonomi. Ia dinobatkan sebagai guru besar ilmu manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.[6] [7] Organisasi dan KarierProf. Martono pernah menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Sarjana dan Praktisi Administrasi Perkantoran Indonesia Jawa Tengah 2011-2020, Ketua Umum Asosiasi Pendidikan Ekonomi Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan se-Indonesia 2011-2015, Ketua Forum Wakil Rektor Bidang II PTN BLU 2017-2020, dan saat ini menjabat sebagai Rektor UNNES periode 2022-2026.[8] Kasus PeretasanBelum genap setahun, Prof. Martono pernah mendapatkan perlakukan dari orang yang tidak bertanggungjawab. Hal itu dikarenakan telah beredar nomor WhatsApp yang mengatasnamakan Rektor Universitas Negeri Semarang Prof. Dr. S Martono, M.Si., dan melakukan komunikasi dengan sivitas akademika UNNES dan meminta kode One-Time Password (OTP) untuk melakukan peretasan terhadap nomor WhatsApp yang dihubungi. Akan tetapi, realitasnya ternyata melansir dari situs pps.unnes.ac.id, diketahui bahwa nomor WhatsApp yang melakukan komunikasi dan meminta kode OTP bukan nomor milik Rektor UNNES Prof. Dr. S. Martono, M.Si. Namun diketahui pula bahwa nomor WhatsApp yang meminta kode OTP tersebut merupakan milik seorang mahasiswa pascasarjana yang telah diretas.[9] [10] Rujukan
|