SMK Grafika Mardi Yuana adalah sebuah sekolah menengah kejuruan swasta berasaskan katolik yang berkedudukan di Kota Bogor, Jawa Barat. Sekolah ini mengacu pada bidang pendidikan grafika yang meliputi kegiatan desain, percetakan dan pasca produksi cetak. Sekolah ini dibawahi oleh Yayasan Mardi Yuana.
SMK Grafika Mardi Yuana |
---|
|
|
Didirikan | 1 Januari 1969 |
---|
Akreditasi | A |
---|
Kepala Sekolah | Mario Marselus S., S.Pd |
---|
Jurusan atau peminatan | Produksi Grafika dan Desain Komunikasi Visual |
---|
Jumlah siswa | 305 |
---|
Status | Swasta |
---|
|
Lokasi | Jl. Siliwangi No.50, Bondongan, Kec. Bogor Selatan, Bogor, Jawa Barat, Indonesia |
---|
Tel./Faks. | 0251-8384172 |
---|
Situs web | [1] |
---|
|
Meskipun sekolah ini dibawahi oleh Yayasan Mardi Yuana dan berasas katolik, tetapi siswa di sekolah ini tidak dibatasi dan tidak terbatas untuk siswa beragama katolik saja, melainkan menerima siswa dari berbagai agama yang berbeda.
Sejarah
Percetakan Yatna Yuana
Sebelum sekolah ini berdiri, sudah terlebih dahulu berdiri percetakan Yatna Yuana, yang persiapan pendiriannya telah dilakukan sejak tahun 1964 oleh Mgr. Nicolaus Geise OFM dan Bruder Michael Demon OFM. Percetakan mulai beroperasi pada tahun 1967. Kegiatan percetakan tersebut dimaksudkan untuk melayani dan memenuhi kebutuhan barang cetakan dalam lingkungan di Keuskupan Bogor.
Selanjutnya percetakan Yatna Yuana ini diarahkan pula untuk memberikan pendidikan dan pelatihan ketrampilan dalam proses susun huruf tangan/mesin, cetak-mencetak dan menjilid bagi anak-anak putus sekolah, atau dari keluarga yang kurang mampu sosial ekonominya. Dengan ketrampilan itu diharapkan nanti mereka memiliki masa depan yang diinginkannya sehingga dapat mengangkat harkat martabatnya sendiri
Sekolah Grafika Yatna Yuana
Bapak Uskup dalam pertimbangannya untuk memajukan dan mengembangkan percetakan meminta Bapak Josef Wibawadi unutk membantu Bruder Michael dalam mengelola percetakan secara profesional. Bapak J. Wibawadi pada waktu itu masih menjabat sebagai pimpinan PT Ika Grafika di Jakarta.
Percetakan ini semakin maju dan berkembang pesat. Sarana prasarana mesin dan peralatan semakin lengkap dan memadai. Bapak J. Wibawadi, Bruder Michael dan Bruder Paskalis kemudian merencanakan untuk meningkatkan lembaga ini menjadi pendidikan formal yang sederajat Sekolah Menengah Atas. Atau setingkat Sekolah Teknik Menengah Atas (STM). Untuk dapat merealisasikan gagasan tersebut dibutuhkan tenaga-tenaga guru yang memiliki kewenangan untuk mengajar.
Pada tanggal 28 Desember 1968 kami ke Bogor, bertemu dengan Bapak J. Wibawadi . Br. Michael dan Br. Paskalis di ruang depan Percetakan Yatna Yuana, Bogor. Hasil pembicaraan antara lain kami bersedia untuk merintis pendirian Sekolah Grafika Yatna Yuana, sebagai guru untuk mengajar vak-vak Grafika seluruhnya.
Kemudian diputuskan bahwa mulai tahun ajaran baru, 1 Januari 1969, berdirilah "Sekolah Grafika Yatna Yuana" Bogor. Adapun Badan Penyelenggaranya adalah Keuskupan Bogor c/q Yayasan Yatna Yuana. Tanggal tersebut dianggap sebagai tanggal pendirian secara resmi STM Grafika Yatna Yuana. Pembagian tugaspun dilakukan. Kepala Sekolah & Percetakan dijabat oleh Josef Wibawadi. Wakilnya adalah R.G.Y. Soegianto, yang merangkap sebagai guru tetap dan wali kelas. Sedangkan pengawasan asrama dipegang oleh Br. Paskalis OFM.
Persetujuan Pemerintah Kodya Bogor
Dengan surat keputusan Nomor: 119/Ket./1969. tertanggal 6 Oktober 1969, sekolah mendapatkan persetujuan dari pemerintah Kodya Bogor, yang menyatakan persetujuannya agar murid-murid yang lulus dari sekolah tersebut mempunyai ijasah negeri, maka yang berwajib dimintakan perhatiannya serta membantu agar kepada murid-murid Sekolah Grafika tersebut di atas, diperkenankan turut serta menempuh ujian negeri, sebagai eks tranel.
Dewan Percetakan & Sekolah
Tahun 1972 dibentuklah Dewan Percetakan & Sekolah yang bertujuan unutk memajukan dan mengembangkan sekolah/percetakan dalam satu kebijaksanaan di masa mendatang. Berkenaan dengan itu pada akhir tahun 1972, Dewan Percetakan & Sekolah dalam pertimbangannya memutuskan untuk mengangkat khusus pimpinan sekolah agar penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran siswa-siswa dapat tertangani secara profesional.
Dewan percetakan & sekolah menerbitkan Surat Keputusan, Nomor: 01/DPS/1973, tertanggal 1 Januari 1973, mengangkat:
1. Kepala Sekolah: R.G.Y. Soegianto
2. Pimpinan Percetakan: Josef Wibawadi.
Terdaftar di Kabin Jabar dan Ujian Negara
Sekolah kemudian menyusun program kerja jangka panjang dan jangka pendek. Semua personel dilibatkan secara aktif dalam penyusunan program kerja, yang disusun mengacu pada kemampuan sekolah pada saat itu.
Tanggal 1 Oktober 1974, kami menghadap Bapak Uskup melaporkan keadaan dan perkembangan akhir sekolah, yang mana saat itu dirasakan mengalami kesulitan dalam mendapatkan akta Yayasan Yatna Yuana karena para pendiri yayasan tersebut sudah meninggal. Sehingga belum terdaftar di kabin Provinsi Jawa Barat, Bandung.
Atas dasar tersebut di atas, kemudian Bapak Uskup menerbitkan Surat Keputusan, Nomor: 367/'74, tertanggal: 1/10/'74 yang menyatakan bahwa sekolah ini diisi oleh Misi Katolik Bogor/Banten ditempatkan di dalam gedung tersebut. Diterangkan pula bahwa perguruan Mardi Yuana merupakan Yayasan Pendidikan dari Misi Katolik Bogor/Banten. Dengan terbitnya SK tersebut sekolah berganti nama, semula bernama STM Grafika Yatna Yuana, menjadi STM Grafika Mardi Yuana, yang diselenggarakan oleh Yayasan Perguruan Mardi Yuana di Sukabumi sebagai penanggung jawab penyelenggaraan sekolah.
Dalam tahun ajaran 1974, sekolah sudah terdaftar dikabin provinsi Jawa Barat dan terdaftar di Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Jakarta. Pada tahun ajaran 1974 itu pula sekolah diizinkan unutk mengikutsertakan siswa kelas III (tiga) mengikuti ujian negara yang berafiliasi ke STM Grafika Negeri IV, di Jakarta. Peserta ujian negara berjumlah 19 peserta, dan yang berhasil lulus ada 11 siswa.
Ujian Akhir Sendiri
Mulai tahun ajaran 1975, sekolah ini oleh kabin Depdikbud Provinsi Jawa Barat sudah diberikan izin/kewenangan untuk menyelenggarakan EBTA (Evaluasi Belajar Tahap Akhir) sendiri (sekarang Ujian Akhir Nasional). Peserta EBTA 23 siswa, dan berhasil lulus semuanya. Prosentase keberhasilan lulus=100%.[2] Diarsipkan 2008-10-24 di Wayback Machine.
Program Studi Keahlian
Produksi Grafika
Produksi grafika adalah jurusan yang mengajarkan keahlian mencetak, mencakup penguasaan berbagai jenis mesin dalam industri percetakan.[1] Beberapa yang diajarkan di antaranya adalah:
- Desain Grafis Percetakan
- Cetak Offset / Datar / Letterset
- Cetak Tinggi / Letterpress
- Cetak Sablon / Screen Printing
- Cetak Flexografi
- Penyelesaian Grafika
Desain Komunikasi Visual (DKV) adalah cabang ilmu desain yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan kreatif, teknik dan media dengan memanfaatkan elemen-elemen visual ataupun rupa untuk menyampaikan pesan untuk tujuan tertentu (tujuan informasi ataupun tujuan persuasi yaitu mempengaruhi perilaku).[2] Kompetensi yang diajarkan di antaranya adalah:
- Gambar bentuk, gambar sketsa, gambar teknik dan tipografi
- Videografi
- Fotografi
- Komputer grafis
- DKV 1 dan 2
- Desain Publikasi
- Gelar Karya / Pameran dalam rangka ujian akhir
Praktikum
Sekolah ini memiliki akses ke unit produksi sebagai tempat praktikum siswa. Siswa mendapat bimbingan guru dan instruktur praktik dalam melaksanakan program praktik sesuai kurikulum.
Sejak duduk di kelas 10, siswa dalam semester 1 dan 2 siswa sudah mendapatkan dasar-dasar praktikum. Sedangkan untuk kelas 11 dan atau 12, di samping melaksanakan program studinya juga diberikan bimbingan instruktur praktik dalam bidang pra-cetak maupun penyelesaian grafika.
Pada kelas 12, siswa diwajibkan untuk mengikuti praktek kerja industri (prakerin) pada industri yang sesuai dengan jurusannya masing-masing selama 4 bulan. Hal ini dimaksudkan, dalam upaya sekolah untuk mempersiapkan dan menghasilkan lulusan yang siap kerja di dunia usaha.
Fasilitas
- Lab komputer DKV
- Lab komputer produksi
- Lab fotografi
- Ruang praktek sablon
- Ruang praktek cetak
Kegiatan Ekstrakurikuler
- Pramuka
- Pasukan Baris-Berbaris
- Futsal
- Voli
- Komik
- Mading
- Marching Band
Pencapaian
Lomba dan Kompetisi
Juara 3 LKS Printing
Juara 2 LKS Painting Jawa Barat
Permintaan Tenaga Sebelum Lulus
Sampai saat ini, masih ada beberapa perusahaan percetakan, atau yang terkait yang mengajukan permintaan tenaga kerja bidang grafika melalui sekolah, baik yang masih duduk di kelas tiga sebelum lulus, maupun yang sudah lulus. Pada tahun 2018, 99% dari siswa-siswi yang lulus langsung diserap oleh industri.[3]
Dunia usaha menginginkan lulusan yang berkepribadian, berbudi pekerti luhur, disiplin, bersedia bekerja keras, loyalitas tinggi dan bertanggung jawab dalam memenuhi formasi ketenaga kerjaan pada perusahaan tersebut.[4] Diarsipkan 2008-10-24 di Wayback Machine.
Lain - Lain
Pendidikan Lanjutan Setelah Lulus
Pendidikan kejuruan ini adalah terminal. Dalam artian berorientasi kepada dunia kerja. Atau bahasa lain adalah dipersiapkan untuk menjadi tenaga kerja yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
Namun, bagi lulusan yang mampu dan berkeinginan untuk terus melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, terbuka kesempatan luas untuk melanjutkan pendidikannya.
Lustrum VII: 1 Januari 2004
Tanggal 1 Januari 2004, Lembaga pendidikan ini merayakan lustrumnya yang ke-7, pesta genap berusia 35 tahun. Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sampai pada hari ulang tahun yang ke-35 dalam keadaan selamat, sehat dan sejahtera. Tahun 2004 ini juga bertepatan dengan 40 tahun perintisan PT Grafika Mardi Yuana, sebagai Unit Percetakan dan Laboratorium Praktik Siswa, yang telah dengan setia selama 35 tahun mendampingi para orang tua dan guru mendidik dan melatih siswa-siswi SMK Grafika Mardi Yuana agar menjadi tenaga-tenaga berkualitas.
Dalam kesederhanaan keberadaannya, semua kegiatan pendidikan dan pengajaran di SMK Grafika Mardi Yuana Bogor telah senantiasa berusaha menanamkan nilai-nilai luhur bagi peserta didiknya, sehingga dapat menghasilkan lulusan berkepribadian, mandiri dan menjadi tenaga yang terampil tingkat madya yang dapat mengisi kebutuhan dunia usaha, dunia industri dan dunia pembangunan. (sumber: R.G.Y. Soegianto dalam buku Purna & Masa Bakti)[5] Diarsipkan 2008-10-24 di Wayback Machine.
Referensi