Rote Flora adalah bekas gedung teater di kota Sternschanze, Hamburg, Jerman. Sejak November 1989 telah diduduki oleh para penghuni liar dan dijadikan sebagai pusat budaya otonom yang menentang keputusan untuk mengubahnya menjadi teater musikal. Pada 2001 para penghuni liar mengatakan "Kami adalah 'UFO' di lingkungan itu. Lubang hitam di ruang publik. Kota ini tidak akan menyingkirkan kami karena kami adalah bagian dari kehidupan."[1]
Pada bulan Desember 2013, keputusan kota untuk membangun kembali gedung Rote Flora menjadi perhatian utama dalam Demonstrasi Hamburg 2013-2014. Sedangkan pada Juli 2017, selama Demonstrasi G20, Rote Flora kembali menjadi situs utama.[2]
Sejarah bangunan
Gedung teater ini dibangun pada 1888 dan dinamai Tivoli-Theatre. Tidak lama kemudian namanya diganti menjadi "Flora Concerthaus", dan akhirnya menjadi "Teater Flora". Rote Flora digunakan untuk menggelar pertunjukan konser, operetta, revue dan pertandingan tinju.[3] Menjadi salah satu dari sedikit teater di Hamburg yang tidak rusak selama Perang Dunia II, dan terus digunakan sebagai tuan rumah pertunjukan sampai 1943. Selama beberapa tahun terakhir di masa perang, teater ini sempat ditutup dan digunakan untuk tempat penyimpanan, tetapi segera dibuka kembali setelah renovasi pada tahun 1949. Dari 1953 hingga 1964, gedung ini digunakan sebagai bioskop dengan kapasitas sekitar 800 kursi, toko serba ada1000 Töpfe beroperasi di sini hingga 1987.[3]
Referensi
^Naegler, Laura (2012). Gentrification and Resistance: Cultural Criminology, Control, and the Commodification of Urban Protest in Hamburg. Lit Verlag. ISBN978-3643901149.
^Khandekar, Omkar (11 October 2018). "To the Barricades". Caravan Magazine. Diakses tanggal 19 April 2019.