Rose Amal (lahir 1965) adalah salah satu tokoh perempuan yang menggeluti dunia sains. Saat ini ia bekerja sebagai scientia professor di University of New South Wales, Australia dan terpilih ke dalam Australian Laureate Fellowships.[1]
Pada 11 Juni 2018 Rose Amal dianugerahi Companion of the Order of Australia (AC), yang merupakan ajang penghargaan tertinggi yang diselenggarakan di bidang teknik kimia. Saat ini Rose menjadi profesor di Fakultas Teknik Kimia UNSW, yang merupakan salah satu dari delapan universitas terbaik di Australia untuk riset.
Pencapaian yang didapatkan Rose Amal dalam meraih kesuksesannya saat ini dimulai ketika mantan rektornya menominasikannya untuk mengikuti Companion of the Order of Australia (AC), ia mengetahui hal ini hanya beberapa hari sebelum penghargaan itu diumumkan. Dalam profesinya, Rose sudah dikenal di mancanegara sebagai periset teknik kimia papan atas, sudah lebih dari 450 publikasi lahir dari tangan lulusan SMA Santo Thomas Medan ini, yang secara kumulatif telah dikutip 11.700 kali sampai Februari 2017 dengan indeks H-61. Selain periset andal, Rose juga dikenal sebagai mentor yang mumpuni, ikon, dan sumber inspirasi khususnya bagi perempuan untuk menggeluti dunia sains.
Pada 2003 terpilih sebagai periset terbaik UNSW, menjadi Scientia Professor sejak 2009 di UNSW sampai sekarang, masuk dalam kelompok 100 Insinyur Top Paling Berpengaruh di Australia selama tiga tahun berturut-turut (2012-2015), serta pemenang Judy Raper Women in Engineering Leadership Award pada 2012.Ia juga menjadi insinyur wanita pertama yang diterima di lembaga bergengsi Akademi Sains Australia (FAA), anggota Akademi Sains Teknologi dan Teknik Australia (FTSE), serta anggota kehormatan Engineers Australia.[2]
Pendidikan
Rose Amal adalah wanita kelahiran Medan, Indonesia yang sempat mengenyam pendidikan hingga SMA di Indonesia. Pada 1983, dia pindah ke Australia dan melanjutkan pendidikan Strata-1 di University of New South Wales, Australia. Dia memperoleh gelar B.E. (Bachelor of Engineering) di bidang teknik kimia pada 1988.
Penelitian
Rose Amal di Universitas NSW (UNSW) melakukan rencana sistem katalis yang lebih efektif karena menggunanakan matahari sebagai energi. Energi tersebut dikumpulkan dalam panel surya di atap Gedung Teknologi Tyree tempat di mana Rose Amal bekerja. Fungsi dari kegiatan tersebut untuk mengkonversikan air dan karbondioksida menjadi sumber bahan bakar terbarukan. Dalam prosesnya matahari mampu mengaktifkan katalis di mana air dapat terpisah strukturnya menjadi oksigen dan hidrogen. Hidrogen tersebut kemudian bereaksi dengan karbondioksida. Hasilnya, Rose mampu mengembangkan sistem katalis yang terjangkau sehingga tidak bergantung terhadap platinum yang difungsikan untuk memecah air menjadi hidrogen, karena Rose menggunakan energi matahari untuk memecah karbon dioksida.[3]
Referensi
Wikimedia Commons memiliki media mengenai
Rose Amal.
Pranala luar
ARC Australian Laureate Fellow Diarsipkan 2019-03-29 di Wayback Machine.
Daftar publikasi