Walaupun keinginan untuk merdeka semakin menguat, negara-negara Eropa masih berselisih pandang terkait dengan masa depan Belgia; Prancis ingin agar wilayah Wallonia dilepas; wilayah tersebut dihuni oleh penutur bahasa Prancis, sehingga Prancis ingin mengambil alih wilayah tersebut. Negara-negara Eropa lainnya menolak permintaan Prancis dan mendukung penyatuan Belgia dengan Belanda (seperti yang telah diputuskan oleh Kongres Wina). Namun, keberhasilan revolusi di Belgia telah mengakhiri kekuasaan Belanda di wilayah tersebut. Walaupun orang-orang Belgia telah mendirikan pemerintahan sendiri di Brussel, negara-negara besar Eropa sedang mempertahankan rencana alternatif untuk mengembalikan kekuasaan Belanda. Britania Raya sendiri tidak ingin kota Antwerpen jatuh ke tangan Prancis karena kota tersebut dianggap sebagai "pistol yang mengarah ke jantung London".
Rencana
Untuk menyelesaikan perselisihan, Talleyrand mengusulkan pembagian wilayah Belgia:
Provinsi Antwerpen (kecuali kota Antwerpen) dan wilayah Limburg di sebelah barat Sungai Meuse (kecuali Maastricht) akan tetap dikuasai Belanda, dan begitu pula sebagian kecil wilayah Provinsi Brabant yang pernah menjadi wilayah Diest
Prancis akan mendapat sebagian dari provinsi Flandria Timur, hampir seluruh provinsi Brabant, serta wilayah provinsi Hainaut dan wilayah provinsi Namur di sebelah barat Sungai Meuse
Flandria Barat, sebagian besar Flandria Timur (termasuk Zeeuws-Vlaanderen yang bukan merupakan wilayah Belgia karena telah dikuasai oleh Belanda selama berabad-abad) dan kota Antwerpen akan menjadi negara sendiri, yaitu Negara Bebas Antwerpen. Negara ini akan dilindungi oleh Britania Raya.
Dampak
Rencana Talleyrand ditolak mentah-mentah oleh negara-negara Eropa lainnya karena mereka lebih mendukung kesatuan negara Belgia.