Diratifikasinya Perjanjian Bantuan Bersama Prancis-Soviet di Majelis Nasional Prancis, digunakan Adolf Hitler sebagai alasan untuk menduduki zona demilitarisasi di Rheinland demi menentang Perjanjian Versailles lebih lanjut dan memperkuat posisi militernya dalam mencapai rencana-rencananya di masa depan. Pendudukan ini tidak memberikan dampak negatif yang berarti untuk Jerman. Para pemenang Perang Dunia I, terutama Britania Raya berhasil ditenangkan oleh Jerman yang menjamin perdamaian. Karena pasifnya Prancis dan Britania Raya menghentikan Jerman, maka peristiwa ini adalah salah satu kesempatan yang terlewatkan untuk menghalangi rencana agresi yang dilakukan oleh Hitler.
Remilitarisasi ini mengubah keseimbangan kekuasaan di Eropa dari Prancis ke Jerman dan membuat Jerman bisa melaksanakan kebijakan berdasarkan agresi di Eropa Timur. Sebelumnya status demilitarisasi Rheinland menghalangi hal tersebut.
Terkait dengan remiliterisasi ini, Hitler konon selama perang mengungkapkan demikian: "48 jam setelah masuknya pasukan ke Rheinland merupakan momen yang paling menegangkan dalam hidup saya. Bila Prancis mengirim pasukan ke Rheinland, pasukan Jerman harus mundur sembari menanggung malu, karena kekuatan militer yang dimiliki tidak akan cukup untuk memberi perlawanan yang memadai.[1]
Catatan kaki
^Paul-Otto Schmidt: Statist auf diplomatischer Bühne 1923–1945. Erlebnisse des Chefdolmetschers im Auswärtigen Amt mit den Staatsmännern Europas. Von Stresemann und Briand bis Hitler, Chamberlain und Molotow. Athenäum, Bonn 1949. Neuauflage: EVA, München 2005, ISBN 3-434-50591-1, S. 320 (nach 10. Auflage 1964).
Artikel bertopik sejarah ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.