Rayhan Farqi (lahir 23 Juli 1999) adalah seorang pembuat film, sinematografer asal Indonesia.[1] Ia memulai karier sebagai penata kamera, operator dan editor video di berbagai bidang. Pada tahun 2020 dan 2021, ia di percaya menggarap dokumenter pendek untuk Cinthia Kusuma Rani dari Miss Earth Indonesia serta film dokumenter panjang bertema edukasional untuk Universitas Padjadjaran, Smile Train dan Kampus Merdeka juga membuat karya musik video untuk Mojowojo bertajuk luka.[2] Rayhan Farqi juga merupakan pendiri dari rumah produksi bernama Studio Sinema dan platform musik eksklusif bernama Small Space.[3]
Karier
Rayhan Farqi adalah lulusan S1 Universitas Padjajaran. Setelah lulus ia menjadi freelance penata kamera. Proyek komersil pertama yang ia dapatkan dari Kilau Arti brand dibidang fashion. Lalu ia pun banting stir ke bidang musik membuat mini series sebagai video jurnal, lalu ia merambah projek short film komersil dan dokumenter. Ia mendapatkan kesempatan meliput penampilan panggung Hindia, salah satu musisi terkenal dan hal tersebut yang membantu ekspansi karirnya sebagai filmmaker. Pada tahun 2020 ia membuat sebuah medium dimana filmmaker dan musisi dapat menggabungkan dunianya ke dalam sebuah format film pendek konseptual. ia dipercaya menggarap dokumenter Cinthia Kusuma Rani, Miss Earth Indonesia, karya musik video untuk mojowojo dan karya audiovisual untuk Album A Brief Tale of Long Search. Pada April 2021 ia memutuskan membuat rumah produksi yang bernama Studio Sinema dan Small Space.[4]
Kehidupan pribadi
Rayhan Farqi adalah anak dari pasangan Hera M. Azhar Achlusyani (bapak) dan Santi Chandra Dini (ibu) (almh) serta adik dari Raudhya Rahma Maulida (kakak) (almh). Ibunya meninggal karena penyakit Kanker ganas, sedangkan kakaknya meninggal saat ia masih kecil karena Demam Berdarah, kini ia menjadi anak tunggal dalam keluarganya.
Karya
Tahun 2018, Rayhan Farqi membuat tiga karya dalam format video bermerek dan dokumenter pendek, bertajuk “Kilau Arti: Redefining Beauty”, “.Feast: The Rise of Legends”, serta “.Feast: Rebel Yell”.
Tahun 2019, Rayhan Farqi menggarap enam karya dengan judul “Makara Coffee: Mount Halu” yang menjadi debut karya dalam format dokumenter, “Kilau Arti: Say Yes to the Dress”, “Efek Rumah Kaca: Heaven and Earth”, “.Feast: Thrill of the Show”, “Elephant Kind: Unrequited Love”, serta debut karya dalam format live music performance “Hindia: Evakuasi”.
Tahun 2020, ia membuat karya dalam berbagai macam format video. Beberapa di antaranya yaitu “Reckoner: Sound of Experimentation”, “Small Space: Mojowojo”, “Musat: Some Might Endure”, “Boome: Water in Motion”, “Cinthia Kusuma Rani: Journey of Self-Discovery”, “Small Space x Sun Eater: GANGGA”, “Small Space x FK Unpad Fair 2020: Abraham Kevin”.
Tahun 2021 dan 2022, Rayhan Farqi konsisten dalam memperluas format karyanya dari official music video hingga film dokumenter, beberapa di antaranya berjudul “Mojowojo: Luka”, “Loner Lunar: Beginning of Ending”, “Small Space x Oscar Lolang: Bojongmenje Temple”, “Transcendent FKG Unpad 2021: The Documentary”, “Pophariini: White Chorus”, “Palugada Streetwear: HighSkool Never Ends”, “Rayhan Noor: An Afternoon With”, “D13HARD Festival: Aftermovie”, serta “Forensik Creative: Company Profile Video”.[2]
Referensi
- ^ "Rayhan Farqi, Filmmaker Muda Asal Bandung dengan Karya Seni Multidimensi". SINDOnews.com. Diakses tanggal 2023-05-15.
- ^ a b Group, Gatra Media. "Perjalanan Kreatif Rayhan Farqi: Berawal dari Video Bermerek hingga Film Dokumenter | Apa Siapa". www.gatra.com. Diakses tanggal 2023-05-15.
- ^ "JPNN". JPNN.com. Diakses tanggal 2023-05-15.
- ^ Okezone (2022-11-08). "Filmmaker Rayhan Farqi Dirikan 2 Rumah Produksi untuk Mengeksplorasi Ide : Okezone Celebrity". https://celebrity.okezone.com/. Diakses tanggal 2023-05-15.
Pranala luar