ketika dia membentuk sebuah cabang dengan 35 anak laki-laki di Free Church Mission Hall, North Woodside Road, Skotlandia, Britania Raya
Sejarah
Sir William Alexander Smith adalah seorang perwira sukarelawan pasukan cabang “1st Lanark Rifle Volunteers” pada militer kerajaan Britania. Namun dia adalah seorang Kristen yang saleh. Dia aktif sebagai guru sekolah minggu. Diilhami oleh pemikiran disiplin dan percaya diri dan kerja sama di kalangan militer, Sir William Alexander Smith membentuk sekolah minggu sebagai suatu gerakan berseragam yang dinamakan The Boys' Brigade (Boys’ karena kelasnya waktu itu khusus anak laki-laki), melihat keunikan sekolah minggu ini banyak anak-anak yang tertarik dan bergabung. Pada mulanya ada 59 anak-anak yang bergabung, tetapi kemudian banyak pula yang keluar lagi sehingga tinggal 35 anak-anak.
Tahun pertama keseragaman hanya ditandai dengan pemakaian pita sebagai ''badge''/lencana. Kemudian tahun-tahun berikutnya ditambah dengan topi, selempang dan tali pinggang. Ternyata pakaian seragam dan kegiatan yang dilakukan di dalam kelas maupun di luar/lapangan banyak menarik hati para anak-anak, sehingga The Boys’ Brigade berkembang dengan cepat. Pada tahun 1886 diadakanlah perkemahan remaja yang pertama di dunia.
Perkembangan
The Boys’ Brigade merupakan organisasi remaja berseragam yang pertama di dunia, bahkan sebelum gerakan Pramuka dimulai oleh Robert Baden-Powell. Dari satu cabang yang kecil berkembang terus menjadi suatu organisasi yang besar. Sekarang ini The Boys’ Brigade telah tersebar di lebih dari 60 negara, termasuk Indonesia.
Organisasi lain yang muncul kemudian setelah diilhami The Boys’ Brigade adalah: Church Lad’s Brigade (1890), Boys Life Brigade (1899), The Jewish Lad’s Brigade (1900), Catholic Boys’ Brigade (1900), Girls Guildry (1900), Girls Life Brigade (1902), The Boy Scouts (1908), The Girl Guider (1910).
Adanya kerinduan dari The Boys' Brigade Singapura untuk mengembangkan The Boys' Brigade sampai ke Indonesia. Kemudian pada tahun 1984 salah satu utusan dari Singapura mengadakan kunjungan ke Medan untuk memenuhi undangan dari Gereja Methodist Indonesia di Medan. Dan ia tidak menyia-menyiakannya, ia pun memulai memperkenalkan The Boys' Brigade dan para petinggi GMI itu menyambut baik kegiatan ini. Akhirnya terbentuklah The Boys' Brigade di Indonesia dengan cabang pertama yaitu GMI Medan Selatan. Nama The Boys' Brigade pun diindonesiakan menjadi Putra Pengabdi. Kemunculan cabang satu diikuti dengan cabang lainnya, yang menjadi pioner dalam organisasi Putra Pengabdi Indonesia adalah cabang 5 Tanjung Morawa yang dibawah naungan Sekolah Methodist Tanjung Morawa
Kemudian Putra Pengabdi berkembang dengan sangat pesat dan terbentuk banyak cabang. Akan tetapi ada satu masa di mana Putra Pengabdi perkembangannya terhalang dimana banyak cabang Putra Pengabdi yang tidak aktif. Akan tetapi setelah melewati masa itu Putra Pengabdi berkembang dengan sangat pesat dan 3 tahun lalu Putra Pengabdi telah membuka cabang di Surabaya, Jakarta, Bandung, Semarang dan beberapa tempat lainnya. Sekarang ini Putra Pengabdi sekarang telah memiliki lebih dari 8 cabang yang aktif di Wilayah I (wilayah Sumbagut) dan 10 cabang di wilayah II (Pulau Jawa).
Pada Musyawarah Nasional IV Putra Pengabdi tanggal 23 Juni 2015 diputuskan untuk memberi mandat kepada Ibu Resien Chiu sebagai Presiden Brigade Indonesia[2]
Motto
"Yakin dan Teguh" (Sure and Steadfast), diambil dari kitab Ibrani6:19. Kata "Yakin dan Teguh" dalam terjemahan Alkitab TB diterjemahkan sebagai "kuat dan aman".
Logo
Logo asli Boys' Brigade adalah sebuah jangkar/sauh. Seperti motto, yang diambil dari ayat “Pengharapan itu adalah sauh” (Ibrani6:19). Dengan bergabungnya Boys’ Brigade dengan The Boys’ Life Brigade pada tahun 1926, maka sebuah salib merah ditambahkan ke sauh/jangkar tersebut.
Tujuan
Tujuan dari Putra Pengabdi adalah memperkenalkan Kerajaan Allah di tengah anak-anak dan remaja, serta mempromosikan atau membina sifat saling menghargai, disiplin, rasa hormat dan kepercayaan diri, serta segala tingkah laku yang menuju kepada kehidupan Kristen sejati.
Tujuan ini tetap sama dari sejak permulaan dengan tambahan sifat taat pada tahun 1893. Walaupun demikian, tujuan yang hendak dicapai itu secara sederhana ditetapkan dalam tujuan akhir dari cabang Putra Pengabdi.
Di samping tujuan utama di atas, Putra Pengabdi juga memiliki tujuan tambahan:
Membantu anggota dalam menumbuhkan karakter-karakter Kristen.
Melatih anggota menjadi warga negara yang setia dan bertanggung jawab.
Memperkenalkan kegiatan jasmani dan mengembangkan kemampuan memimpin.
Metode
Metode untuk mencapai tujuan dari Putra Pengabdi adalah dengan memberikan sesuatu yang berarti dan program yang menarik tentang pendidikan, kesehatan jasmani, sosial dan kerohanian, yang didasarkan atas 2 tonggak, yakni: Pendidikan Agama Kristen dan Disiplin, di bawah bimbingan dari orang yang lebih dewasa sebagai pembina (officer).
Melatih kerangka kerja berupa pakaian seragam, pemberian lencana, latihan baris-berbaris, kebiasaan berdisiplin, rasa percaya diri, kebanggaan dan kerja sama kelompok akan dibangunkan pada anak-anak sesuai kebutuhan dan kemampuannya.
^"Who We Are..."The Boys' Brigade. 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-05-22. Diakses tanggal 2015-08-13. The Boys' Brigade operates all over the world with over half a million members worldwide.