Pulau Ponelo
Pulau Ponelo adalah pulau berpenghuni yang termasuk dalam wilayah administrasi kecamatan Ponelo Kepulauan, kabupaten Gorontalo Utara, Gorontalo. Pulau ini berada di dekat pelabuhan Kwandang dengan jarak kurang lebih 1 km. Penyebrangan dari dermaga di pelabuhan Kwandang menuju desa Ponelo dapat ditempuh dalam 5 menit menggunakan perahu. Pada 2013, pulau Ponelo merupakan tuan rumah dari Festival Bahari Ponelo yang merupakan ajang promosi wisata oleh Dinas Pariwisatan dan Kebudayaan Gorontalo Utara. Dalam rangkaian festival tersebut diadakan lomba perahu sampan dan aksi membersihkan laut di sekitar pulau Ponelo.[1] SejarahPada awalnya, pulau Ponelo termasuk ke dalam kecamatan Kwandang, namun sejak 2011 pulau ini dianggap sudah cukup untuk membentuk kecamatan sendiri.[2] KependudukanPulau Ponelo memiliki empat desa yaitu desa Ponelo, Malambe, Otiola dan Tihengo dengan jumlah penduduk mencapai 4.723 jiwa. Mata pencaharian penduduknya adalah nelayan dan bertani padi ladang, padi sawah dan jagung. Adapun ikan hasil tangkapan para nelayan dan hasil kebun akan dijual ke kota Gorontalo.[2] FasilitasTidak ada jalan raya [3] dan transportasi umum di pulau ini sehingga masyarakat masih mengandalkan ojek. Untuk listrik, pulau Ponelo mengandalkan suplai dari kecamatan Kwandang, setelah sebelumnya pernah menggunakan listrik tenaga surya. Gugusan pulauDisekitar pulau Ponelo terdapat beberapa pulau lainnya seperti pulau Bibinanga yang masuk ke dalam desa Ponelo, pulau Otiola Da'a dan Otiola Kiki yang masuk dalam desa Otiola. Ketiga pulau ini hanyalah pulau kecil yang ditutupi oleh mangrove. Selain itu juga terdapat pulau Katialada dan pulau Hokimu yang berada di sebelah barat dermaga Kwandang.[2] Permasalahan LingkunganPerairan pulau Ponelo memiliki persoalan berupa sampah yang berada di pesisir pantai hingga ke ujung kampung. Sampah ini merupakan kiriman orang darat dan biasanya semakin banyak saat bulan April dimana angin timur dan barat berhembus dan membawa sampah ke perairan pulau ini. Keadaan ini makin diperparah oleh kebiasaan masyarakat yang juga masih membuang sampah ke laut meskipun sudah ada bantuan pengolahan sampah pada 2018.[4] Lihat jugaReferensi
|