Pulau Mintin besar atau Kambe Hai adalah bagian dari gugusan pulau Mintin yang berada di desa Mintin, kecamatan Kahayan Hilir, kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Pulau ini letaknya tidak jauh dari jalan Trans Kalimantan namun karena berada di tengah-tengah sungai Kahayan sehiangga hanya dapat disinggahi melalui transportasi air dengan waktu tempuh sekitar 15 menit dari penyeberangan feri di desa Mintin.
Pulau ini yang didominasi oleh tutupan hutan ini pernah disinggahi untuk bertapa oleh Ir Soekarno dan Tjilik Riwut seorang tokoh Kalimantan Tengah.
Dari pulau ini pernah ditemukan sejenis peralatan memasak yang diperkirakan dibuat pada masa raja-raja pada zaman dahulu kala. Pulau Mintin merupakan habitat hewan-hewan yang dilindungi seperti Bekantan dan Kalaweit. Pohon-pohon pun tumbuh subur, seperti pohon kapur naga, tambalitan, rotan dan tumbuhan lainnya.[1]
Pulau yang menghubungkan antara Desa Buntoi dengan Desa Mintin [2] ini memiliki tugu prasasti dan telaga di bagian dalam pulau yang menandakan bahwa pulau tersebut memiliki sejarah yang panjang.
Legenda
Menurut legenda turun temurun yang ada di masyarakat setempat, Pulau Mintin adalah tempat tinggal naga dan buaya. Konon proses terciptanya Pulau Mintin terjadi saat zaman Temanggung Darung Bawan. Sebelum menjadi sebuah pulau, di daerah tersebut ada menara tinggi yang di ujung atasnya terdapat sebuah batu merah. Tidak diketahui siapa yang membangun menara tersebut dan diceritakan bahwa sudah berdiri sebelum zaman Temanggung Darung Bawan.[3]
Raja Penyakit yang turun dari langit lalu mencoba bersemayam pada batu merah itu. Hal ini membuat Temanggung Darung Bawan menjadi marah hingga memotong menara menjadi tiga bagian. Potongan bagian bawah akhirnya disebut sebagai Pulau Mintin Besar, bagian tengah menara disebut Pulau Mintin Tengah, dan pucuk menara disebut sebagai busung.
Sedangkan di pulau ini dihuni seekor naga dan dihuni mahluk halus yang memiliki perawakan tinggi dan besar. Dari kisah turun-temurun, bagi yang memiliki nazar atau permintaan, jika dikabulkan harus membayar dengan babi sebagai makanannya.[1] Bagian ujung sebelah utara pulau ini terdapat lubang dibawah air yang disebut-sebut sebagai tempat tinggal sang naga. Apabila terjadi pusaran air dan riak, masyarakat setempat percaya naga yang tinggal didaerah ini sedang kembali atau keluar dari sarang. Dipercaya, keberadaan naga sebagai pelindung Pulau Mintin Besar.[4]
Gugusan pulau Mintin
Pulau Mintin Kecil
Pulau Mintin Kecil atau Pulau Mintin Tengah oleh masyarakat setempat sebagai Djata. Pulau ini dipecaya ditinggali seekor buaya kuning dan masyarakat masih ada yang melihat penampakan buaya kuning tersebut. Di pulau ini juga terdapat rumah keramat, yang dijadikan tempat pertapaan untuk mengajukan permohonan oleh masyarakat. Selain itu juga terdapat sebuah makam yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat, sehingga lokasi ini bisa dijadikan obyek wisata ziarah bagi masyarakat.
Busung
Busung adalah pulau yang tidak terlihat karena berada di dalam air dan dipercaya dulunya bagian teratas menara yang jatuh ke dalam air. Pulau ini terletak ditengah-tengah antara Pulang Mintin Besar dan Pulau Mintin Tengah. Masyarakat setempat percaya bahwa batu merah dari menara ini yang bisa membuat air asin yang masuk dari laut berubah menjadi tawar.
Lihat juga
Pranala luar
Referensi