0°02′42″S 109°21′01″E / 0.0451°S 109.3502°E / -0.0451; 109.3502
Gereja Sungai Yordan Jemaat Mazmur 21 Pontianak atau biasa lebih sering dikenal dengan Jemaat Mazmur 21 (English: Psalm 21 Church) adalah sebuah Gereja Kristen Karismatik Pantekosta yang sedang berkembang di Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia.
Gereja Mazmur 21 dirintis oleh Pendeta Markus Tonny Hidayat, bersama tim yang berjumlah 12 orang dari Jakarta, pada tahun 1992. Gereja Mazmur 21 pertama kali dimulai dalam bentuk persekutuan Komsel, hanya dihadiri 2 jiwa baru yang disebut jemaat mula-mula. Saat ini, Gereja Mazmur 21 dihadiri ribuan jiwa warga Kota Pontianak, dan sekitarnya.
Sejarah Gereja
Dimulai dengan visi seorang pengusaha bernama Markus Tonny Hidayat yang bertobat pada tahun 1989, beliau memutuskan melayani secara sepenuh hati (fulltime) di Pontianak pada tahun 1992.
Tepat nya pada tanggal 6 Juli 1992, Markus Tonny Hidayat beserta keluarga dan tim berangkat ke Pontianak dengan menggunakan sebuah kapal barang, Ira II dan tiba di Pontianak pada tanggal 8 Juli 1992. Setelah tiba, Markus Tonny Hidayat bersama dengan tim berdoa menyatakan berdirinya GBI Sungai Yordan Pontianak (Sinode Gereja saat itu)
Semua aktivitas gereja pada saat itu dimulai di sebuah rumah sederhana di Jalan Tanjung Pura Gang Malaya no. 70, yang dikontrak sekaligus digunakan sebagai tempat tinggal.
Ibadah Perdana dan Peresmian Gereja
Tanggal 2 September 1992, dimulailah sebuah persekutuan yang dihadiri 2 jiwa baru sebagai jemaat mula-mula. Pada hari Minggunya, mulai diadakan Ibadah Raya yang dihadiri belasan jiwa. Sampai tanggal 22 November 1992, jemaat yang digembalakan berjumlah sekitar 150 jiwa dan yang dimuridkan sekitar 30 jiwa. Awal Oktober 1992, mulai diadakan SHDR (Seminar Hidup Baru Dalam Roh yang saat ini dinamakan Kingdom Gathering) untuk pertama kalinya di Pontianak, yang diikuti sebelas jiwa di rumah gg. Malaya.
Setelah jemaat berkembang dan bertumbuh dengan baik, pada tanggal 22 November 1992, diresmikanlah secara resmi GBI Sungai Yordan Pontianak. Doa peresmian saat itu dilakukan sendiri oleh Pdt. Yos Lamel, Penatua GBI Sungai Yordan Jakarta, di Wisma Nusantara. Pada saat yang sama, Markus Tonny Hidayat dilantik menjadi Penatua GBI Sungai Yordan Pontianak, bersama dengan Eddy Prabowo dan Hendrik Yansen. Akan tetapi kedua orang yang terakhir memutuskan untuk keluar karena memiliki visi pelayanan sendiri.
Nama Gereja
Pada mulanya, pelayanan Pdt. Markus Tonny Hidayat di Pontianak, Kalimantan Barat resmi dibawah naungan GBI Sungai Yordan Jakarta, dikenal dengan nama GBI Sungai Yordan Jemaat Pontianak. Akan tetapi, pada tanggal 5 September 2004, sesuai SK Gereja Sungai Yordan Jakarta, maka gereja di Pontianak bergabung dalam sinode yang baru didirikan di Jakarta, yaitu Sinode Gereja Sungai Yordan. Maka jemaat di Pontianak berubah nama menjadi Gereja Sungai Yordan (GSY) Pontianak.
Pelayanan Nama Mazmur 21
Berawal dari rekonsiliasi antara Pdt. Markus Tonny Hidayat dan Pdt. Yos Lamel, selaku bapa rohaninya, Pdt. Markus Tonny Hidayat mendapat peneguhan kembali untuk melayani secara sepenuh hati di Pontianak setelah sempat melayani di Jakarta.
Tuhan kemudian menegur Gembala pada tahun 2002 bahwa selama 10 tahun perjalanan melayani di Pontianak, beliau hanya menggunakan kepintaran dan kepiawaiannya saja dalam mengurusi gereja. Tuhan menegur lewat Yesaya 5:12-13 yang berbunyi,
“Kecapi dan gambus, rebana dan suling, serta anggur terdapat dalam perjamuan-perjamuan mereka, tetapi perbuatan TUHAN tidak dipandangnya dan pekerjaan TUHAN tidak dilihatnya. Sebab itu umat-Ku harus pergi ke dalam pembuangan, oleh sebab mereka tidak mengerti apa-apa; orang-orang yang mulia akan mati kelaparan, dan khalayak ramai akan menderita kehausan.”
Karena teguran tersebut, Pdt. Markus Tonny Hidayat mengadakan doa malam dan puasa selama 10 hari pertama kali di akhir tahun 2001 menjelang tahun 2002 dan kedua kali pada tahun 2004. Doa malam yang pertama kali diadakan menghasilkan suatu peristiwa lawatan yang dahsyat dan dikenal dengan peristiwa “Kasih Allah Tercurah, AnugrahNya Terjadi”. Doa malam yang kedua kali diadakan, Tuhan berbicara kepada gembala tentang kitab Mazmur 21, yang berbunyi,
“Tuhan, karena kuasa-Mulah raja bersukacita; betapa besar kegirangannya karena kemenangan yang dari pada-Mu!”
Pesan tersebut menceritakan bahwa Raja Daud, yang kapasitasnya besar, sangat bersukacita, bukan karena kuat dan gagahnya dia, akan tetapi karena kuasa Tuhan maka Daud dapat menjadi raja atas Israel.
Sejak saat itu, Pdt. Markus Tonny Hidayat percaya dan mengintegrasikan prinsip tersebut kedalam kehidupan pelayanannya bahwa setiap dari apa yang kita lakukan, semua itu ada hanya karena kuasa Tuhan dan kita patut bersukacita atas itu. Dan pada akhirnya name plate pelayanan Gereja Sungai Yordan Pontianak (GYSP) pun menjadi GSY Jemaat Mazmur 21 Pontianak dan dipakai sampai saat ini.
Slogan
Pada awal nya pada tahun 2004, Slogan gereja pada saat itu merupakan “Komunitas Sukses Mazmur 21” atau lebih dikenal “Psalm 21 Successful Community” dilambangkan dengan logo seekor burung rajawali (Kesuksesan).
Akan tetapi seiring berjalannya waktu, Tuhan terus mengwahyukan hal-hal yang spektakuler terhadap gereja ini terutama tentang Kerajaan Allah. Tuhan berbicara kepada Pdt. Markus Tonny Hidayat bahwa sebenarnya sukses bukanlah tujuan utama kita karena memang sukses itu telah disediakan dan tinggal kita meraihnya saja. Tujuan yang harus kita capai adalah kita harus mengenal diri kita sebagai pewaris.
Pada tahun 2013, Gereja Mazmur 21 memperkenalkan slogan baru menjadi “Psalm 21 Kingdom Heritage Community” atau “Komunitas Pewaris Kerajaan Mazmur 21”.
Gedung Gereja
Gedung Graha Air Kehidupan
(Google Maps)
Pada akhir tahun 1993, GBI Sungai Yordan Pontianak (Sinode Gereja saat itu) dinyatakan sebagai sebuah gereja otonom dan saat itu juga, Penatua Yos Lamel menyerukan untuk dimulainya pengumpulan dana pembangunan gedung gereja. Selain itu, sebelumnya Pdt. Markus Tonny Hidayat juga mendapatkan sebuah mimpi dari Tuhan. Tuhan memerintahkan untuk membangun sebuah gedung gereja berdasarkan 2 Tawarikh 24:1-4. Akhirnya pada Juli 1994, dibelilah sebuah rumah tua di Jalan Haji Abbas 1 No. 52, yang direnovasi menjadi gedung gereja. Sampai saat ini, gedung tersebut masih digunakan sebagai kantor gereja dengan nama Graha Air Kehidupan.
Gedung Graha Mazmur 21
(Google Maps)
Karena jemaat yang semakin bertambah kuantitasnya, membuat gedung gereja di Jalan Haji Abbas 1 sudah tidak memadai lagi. Jumlah jemaat melonjak tajam dari kehadiran hanya sekitar 150-an jiwa, menjadi ribuan jiwa. Selain itu, fasilitas perparkiran kendaraan jemaat juga sudah tidak memadai. Untuk mengatasi masalah ini, ibadah sempat sementara dipindahkan ke beberapa tempat, yaitu dengan menyewa sebuah auditorium di Mal Gajah Mada (sekarang Hotel Aston) dan juga sempat dipindahkan ke auditorium Gedung Pelni.
Pada awal tahun 2005, tepatnya Selasa, 18 Januari 2005, diadakan ibadah peletakan batu pertama pembangunan Graha Mazmur 21. Lokasinya adalah sebidang tanah bekas waduk, yang terletak di belakang Hotel Kapuas Palace. Peletakan batu pertama dilakukan oleh gembala dan para jemaat.
Graha Mazmur 21, selesai dibangun pada tahun 2007 dan ibadah perdana dilakukan pada bulan September 2007. Gedung ini diresmikan oleh Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, Drs. Cornelis MH pada tgl, 21 Januari 2008.
Pranala luar