Pesta Olahraga Asia (bahasa Inggris: Asian Games) adalah ajang olahraga yang diselenggarakan setiap empat tahun sekali, dengan atlet-atlet dari seluruh Asia dan diselenggarakan oleh Dewan Olimpiade Asia. Ajang ini awalnya merupakan ajang olahraga di Asia kecil. Far Eastern Championship Games diadakan untuk menunjukkan kesatuan dan kerja sama antar tiga negara, yaitu Kerajaan Jepang, Kepulauan Filipina, dan Republik Tiongkok. Ajang ini pertama diadakan di Manila pada tahun 1913. Negara Asia lainnya berpartisipasi setelah diselenggarakan. Far Eastern Championship Games dihentikan pada tahun 1938 ketika Jepang menyerbu Tiongkok dan aneksasi terhadap Filipina yang menjadi pemicu perluasan Perang Dunia II ke wilayah Pasifik.
Koleksi perangko ini terdiri dari 24 seri, terbuat dari kertas berukuran panjang 3 cm dan lebar 2 cm dan diterbitkan pada 20 Mei 1962. Keping prangkonya menggambarkan beberapa tempat terkait penyelenggaraan ajang ini, seperti Hotel Indonesia, Gelanggang Olahraga Bung Karno, Monumen Nasional; Sendratari Ramayana, serta pelbagai cabang olahraga yang dipertandingkan dalam ajang ini.[4]
Tulisan "ASIAN GAMES IV" selalu menghiasi bagian atasnya, di bagian bawahnya, tertulis Republik Indonesia dalam Huruf Kapital, berlatar belakang putih dengan gambar ada di bagian tengahnya. Tulisan "Djakarta 1962" selalu disematkan pada bagian bawah dari gambar. Prangko ini menampilkan beragam ilustrasi olahraga yang dipertandingkan, antara lain, Bertinju, Badminton, Bola voli, Gulat, Hoki, Menembak, Polo air, Tenis dan Balap sepeda. Bangunan dan infrastruktur yang dibangun dalam rangka penyelenggaraan ajang ini, juga dijadikan gambar perangko, antara lain, Tugu Selamat Datang, Jembatan Semanggi, Stadion Gelora Bung Karno juga Wisma Warta atau Press House, yang dijadikan sebagai tempat penginapan peliput ajang ini. Kesan 60-an, didapatkan pada keping prangko bernominal Rp 10,- dengan gambar atlet Tenis meja. Dalam gambar tersebut, atletnya berambut gondrong berombak yang populer di kalangan anak muda pada masa tahun 60-an. Prangko seri ini sudah menjadi barang langka dan tidak bisa lagi didapatkan dari PT. Pos Indonesia, melainkan melalui situs jual beli daring seperti EBay. Satu set prangko edisi ini, dengan kondiri bagus, dibuka dengan penawaran harga mulai dari US$ 180,- atau senilai Rp 2.600.000,-.[5][6]
Spesifikasi teknis
Prangko seri ini berukuran 32 x 49 mm, berperforasi 121/2 dengan teknik pencetakan; photogravure.[4]
Prangko
Diterbitkan pada 24 Maret 1962, dimana setiap kepingnya adalah sebagai berikut:
Menggambarkan emblem olahraga Panahan, yang merupakan cabang olahraga esksibisi, dengan bernominal
Rp 1,25 dengan warna merah muda dan biru di atas warna latar putih[7]
Rp 2,- dengan warna coklat dan hijau di atas warna latar putih[8]
Rp 3,- dengan warna hitam dan coklat di atas warna latar putih[9] dan
Rp 5,- dengan warna abu-abu dan kuning di atas warna latar putih[10]
Prangko seri ini, diterbitkan dalam dua seri dan dalam waktu penerbitan yang berbeda, edisi pertama pada 18 Januari 2018, dan edisi kedua pada 18 Agustus 2018 bertepatan dengan ajang ini dimulai. Edisi kedua berisikan prangko dengan rancangan warna-warni merupakan karya tiga pemenang dari lomba desain prangko yang diadakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.[5]
Prangko seri kedua ini merupakan rancangan tiga orang pemenang lomba yaitu Frederikus A., Hanami M. M. dan Condrociwi P.A.[5]
Rancangan Frederikus berupa gambar siluet warna merah, biru, hijau dan kuning. Siluetnya membentuk gambar atlet memegang raket badminton, orang yang sedang berlari dan bermain sepak bola, dan semuanya berlatar belakang berwarna biru layaknya ombak.[5]
Desain Condrociwi dibuat dengan teknik vektor (dengan WPAP), yang menggambarkan sosok seorang pemenang, seorang atlet yang berdiri mengepalkan tangannya di atas Podium yang bertuliskan angka satu yang menyatakan bahwa ia adalah atlet peraih medali emas.[5]
Tiga perangko karya pemenang lomba ini memiliki kode produk 181107, diterbitkan pada 18 Agustus 2018, berukuran 40,- x 30,- mm, berkomposisi 21 keping (7 set) dengan harga per lembar Rp 63.000,-. Masing-masing keping prankonya bernominal Rp 3.000,- dengan teknik pewarnaan 4 separasi warna dan 1 invisible ink, dicetak di atas kertas Tullis Russel Gummed Paper dengan proses cetak Offset dan berperekat PVA. Prangkonya dicetak hanya sejumlah 315.000 set oleh Perum Peruri.[5]
Sampul Hari Pertama
Sampul Hari Pertamanya berkode produksi 182107 dengan harga per buah Rp 14.000,- dan hanya dicetak 2.000 set saja dan dirancang oleh Pos Kreatif.[5]