Polosiri Diarsipkan 2014-01-16 di Wayback Machine. adalah sebuah desa di kecamatan Bawen, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia.
Nama-nama dusun di kelurahan Polosiri:
- Dusun Prenggan
- Dusun Kaliputih
- Dusun Tapen
- Dusun Wangon
- Dusun Soko
- Dusun Polosiri
GAMBARAN UMUM KONDISI DESA/PROFIL DESA
kondisi geografis (batas administrasi, luas wilayah, topografis, dusun rawan bencana alam, penggunaan lahan dan iklim).
A. Kondisi Geografis
1. Sejarah desa
Polosiri adalah salah satu nama desa di kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, yang dibatasi oleh:
a. Sebelah Barat: Kecamatan Pringapus
b. Sebelah Timur: Kelurahan Bawen
c. Sebelah Selatan: Desa Kandangan
d. Sebelah Utara: Kecamatan Bergas
Awal mula Desa Polosiri karena adanya satu dusun dihuni oleh 5 kepala keluarga, yakni dusun Mojo. Namun seiring berjalannya waktu dusun Mojo hilang dengan sendirinya, dan berdirinya desa Polosiri ini diprakarsai oleh mbah Sanggem. Pemerintah Desa Polosiri resmi terbentuk beriringan dengan terbentuknya pemerintah Kabupaten Semarang. Sebelumnya daerah daerah Polosiri tergabung dalam wilayah Kesultanan Surakarta.
Banyak pendapat mengenai asal mula nama polosiri, pendapat pertama mengatakan bahwa Polosiri berasal dari kata Pulo dan Sari. Akan tetapi karena lidah jawa kata Pulosari berubah menjadi Polosiri. Sedangkan pandapat yang kedua mengatakan bahwa desa Polosiri berasal dari kata Pulo yang berarti daerah dan siri yang berarti tersisih karena desa ini terdiri dari 6 Dusun yang terpisah atau tersisih. 6 dusun tersebut meliputi: Prenggan, Krajan, Tapen, Wangon, Soko, dan Kaliputih. Jarak dusun mancapai 4-7 Km.
Jumlah penduduk desa Polosiri berdasarkan hasil registrasi penduduk 2010 adalah sebanyak 3.141 jiwa terdiri atas 1.510 laki-laki dan 1631 perempuan. Penduduknya terbanyak terdapat di Desa Krajan yaitu 1.100 jiwa. Dan 98% penduduk di Desa polosiri beragama islam. Mata pencaharian penduduk di Desa Polosiri 90% adalah petani, peternak dan pekebun sedang 10% sisanya adalah sebagai karyawan.
Sebagai daerah agraris yang kebanyakan penduduknya hidup dari pertanian, perternakan dan perkebunan Desa Polosiri terdiri atas lahan sawah yang mencapai luas 11.763 ha, 12.929,60 ha adalah lahan kering, 401 ha adalah tanah rawa, 540,60 ha adalah perkebunan negara.
2. Batas Administrasi
Desa Polosiri Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang secara geografis terletak pada 110°14’54,75’’ sampai dengan 110°39’3’’ Bujur Timur dan 7°3’57” sampai dengan 7°30’ Lintang Selatan. Secara administratif letak geografis Desa Polosiri dibatasi oleh 4 Desa pada sisi-sisinya. Di sisi barat, Wilayah berbatasan dengan Desa Kandangan Kecamatan Bawen, di sisi selatan berbatasan dengan Desa Delik Kecamatan Tuntang, wilayah timur Desa Polosiri berbatasan dengan Wilayah Desa Ngajaran Kecamatan Tuntang dan sebelah utara berbatasan dengan Desa Jati Runggo Kecamatan Pringapus.
3. Luas Wilayah
Desa Polosiri Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Luas Kabupaten Semarang secara keseluruhan sebesar 512,80 Ha, secara administratif terdiri 6 wilayah Dusun, 6 Rukun Warga (RW), dan 27 Rukun Tetangga (RT).
4. Topografis
Ketinggian wilayah Desa Polosiri berada pada kisaran antara 450-700 mdl di atas permukaan laut (dpl), dengan ketinggian terendah berada di Dusun Soko dan tertinggi di Dusun Polosiri.
5. Dusun Rawan Bencana Alam
Di Desa Polosiri Kecamatan Bawen terdapat dusun rawan bencana yaitu dusun yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam. Desa rawan bencana alam berupa kawasan rawan longsor dan kawasan rawan banjir.
a. Rawan Tanah Longsor
Dusun rawan bencana gerakan tanah atau longsor merupakan wilayah dengan kondisi permukaan tanah mudah longsor/bergerak karena pada dusun tersebut terdapat zona tanah bergerak atau wilayah yang kondisi permukaan tanahnya mudah longsor/ bergerak akibat adanya patahan atau pergeseran batuan induk pembentuk tanah atau karena kemiringan yang tajam/curam. Di wilayah Desa Polosiri kawasan rawan tanah longsor berada di Dusun Polosiri, Dusun, dan Kaliputih.
b. Rawan Banjir
Desa rawan bencana banjir merupakan kawasan yang sering/berpotensi tinggi mengalami bencana alam berupa banjir atau tempat-tempat yang secara rutin setiap musim hujan tergenang lebih dari enam jam pada saat hujan turun dalam keadaan normal. Pada wilayah Desa Polosiri terjadi di wilayah Dusun Polosiri dan Dusun Kaliputih. Disamping itu di beberapa wilayah dusun juga berpotensi rawan banjir sebagai akibat dari berkembangnya permukiman dan menurunnya kualitas lingkungan.
6. Penggunaan Lahan dan Iklim
Dari luas wilayah Desa Kebumen 510,34 Ha yang digunakan sebagai areal persawahan hanya sebesar 169 Ha. Luas lahan sawah tersebut adalah sawah irigasi sederhana 34 Ha, irigasi ½ Teknis 34,56, sawah tadah Hujan 25 Ha, Sementara lahan areal bukan sawah meliputi pekarangan dan bangunan 126 Ha, tegalan 73 Ha,dan kebun 49 Ha.
Wilayah Desa Polosiri memiliki iklim tropis dengan curah hujan rata-rata 2.000 s/d 2500 mm/tahun, suhu udara berkisar antara 18-32 derajat C, kecepatan angin 0,37-0,71 knot, dan kelembaban udara 38,5-98%.
B. Kondisi Demografis
1. Jumlah Penduduk Desa Kebumen akhir tahun 2014 sebanyak 3.279 yang terdiri dari:
a. Laki – laki: 1.691 jiwa.
b. Perempuan: 1.588 jiwa
c. Jumlah Kepala Keluarga: 750 KK
d. Jumlah RW: 6 RW
e. Jumlah RT: 27 RT
2. Jumlah Penduduk menurut mata pencaharian:
NO
|
URAIAN
|
LK
|
PR
|
JUMLAH
|
1
|
PNS
|
6
|
4
|
10
|
2
|
TNI
|
6
|
|
6
|
3
|
POLRI
|
2
|
|
2
|
4
|
Pegawai Swasta
|
188
|
163
|
351
|
5
|
Pensiunan
|
22
|
|
22
|
6
|
Pengusaha
|
7
|
4
|
11
|
7
|
Buruh Bangunan
|
157
|
16
|
173
|
8
|
Buruh Industri
|
362
|
280
|
642
|
9
|
Buruh Tani
|
227
|
86
|
313
|
10
|
Petani
|
146
|
271
|
617
|
11
|
Peternak
|
24
|
12
|
36
|
12
|
Nelayan
|
|
|
|
13
|
Lain-lain
|
102
|
91
|
193
|
|
JUMLAH
|
1443
|
928
|
2371
|
3. Jumlah Penduduk menurut agama:
4. Jumlah Penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin :
5. Penduduk berdasarkan tingkat pendidikan:
6. Sarana dan Fasilitas Pendidikan:
a. Kantor Desa 1 Buah
b. PKD 1 Buah
c. Pamsimas 1 Buah
d. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 2 buah
e. Sekolah Dasar (SD) 2 buah
f. TPA 6 buah
7. Sarana Ibadah:
a. Masjid: 6 buah
b. Mushola: 12 buah
C. Kondisi Ekonomi Desa
1. Potensi Unggulan Desa
Dalam memacu perkembangan wilayah dengan berbekal potensi yang ada di wilayah desa, Pemerintah Desa Polosiri tetap berpegang pada aspek integritas, sinergitas dan kontinuitas di dalam melaksanakan pembangunan Desa. Oleh karena itu pembangunan Desa yang dilaksanakan saat ini merupakan kelanjutan dari pembangunan yang telah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya dengan upaya terus menggali, mengembangkan dan melestarikan potensi unggulan Desa yang dimiliki.
Potensi unggulan yang dimiliki oleh Desa Polosiri terutama di bidang pertanian dan Peternakan. Hal ini tidak terlepas dari posisi geografis Desa Polosiri yang mempunyai letak strategis serta anugerah potensi dan kekayaan alam yang tidak dimiliki oleh Desa lain sebagai modal yang harus dikelola dengan seoptimal mungkin.
2. Kondisi Pembangunan Kewilayahan
Secara kewilayahan, dusun-dusun di Desa Polosiri memiliki kondisi, potensi dan permasalahan yang berbeda-beda, dimana dipengaruhi oleh kondisi sumberdaya ekonomi yang tidak sama. Sumberdaya ekonomi yang paling mendasar adalah letak geografis dan sumberdaya alam. Terdapat beberapa dusun yang secara geografis terletak pada jalur perekonomian regional seperti pada jalur jalan Bawen - Ambarawa, yang tentunya lebih memberikan peluang perkembangan ekonomi lokal dibandingkan dengan dusun yang tidak dilalui jalur ekonomi regional. Namun secara keseluruhan kondisi pertumbuhan perekonomian maupun pembangunan Desa Polosiri adalah merata.
3. Kondisi Kemiskinan
Kondisi kemiskinan suatu Desa pada dasarnya dapat di kategori menjadi dua kategori, pertama kemiskinan kronis (chronic poverty) yang terjadi terus menerus atau disebut juga sebagai kemiskinan struktural - Fakir Miskin; dan yang kedua kemiskinan sementara (transient poverty) yang ditandai dengan menurunnya pendapatan dan kesejahteraan masyarakat secara sementara sebagai akibat dari perubahan kondisi normal menjadi kondisi kritis, krisis ekonomi, bencana alam dan bencana sosial, seperti korban konflik sosial, yang jumlahnya relatif lebih besar dan berubah-ubah sesuai dengan kondisi perekonomian masyarakat dan ekonomi global pada suatu Desa.
Untuk mengetahui kondisi kemiskinan di Desa Polosiri Kabupaten Semarang digunakan 2 (dua) pendekatan pendataan, yaitu melalui data Persentase Penduduk Miskin dan Jumlah Rumah Tangga Miskin, dengan kriteria yang berbeda.
4. Persentase Penduduk Miskin
Persentase Penduduk Miskin dihitung berdasarkan pada hasil Survey Susenas, dimana angka yang diperoleh adalah angka makro. Penentuan penduduk miskin berdasarkan garis kemiskinan dihitung berdasarkan pemenuhan kebutuhan baik pangan maupun non pangan. Garis kemiskinan setara dengan pemenuhan 2100 kkal perkapita.
5. Jumlah Rumah Tangga Miskin
Dalam rangka penanggulangan kemiskinan Desa diperlukan data kemiskinan secara jelas baik nama, alamat dan permasalahan yang dihadapi oleh suatu kepala keluarga atau kepala rumah tangga. Berdasarkan hal tersebut data kemiskinan diperoleh dengan menggunakan 14 kriteria sebagai berikut:
a. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m² per orang;
b. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/bamboo/kayu murahan;
c. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bamboo/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa diplester;
d. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah tangga lain;
e. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik;
f. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air hujan;
g. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah;
h. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu;
i. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun;
j. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari;
k. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik;
l. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah petani dengan luas lahan 0,5 Ha. Buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp. 600.000,00 perbulan;
m. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga tidak sekolah/tak tamat SD/hanya SD;
n. Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai Rp. 500.000,00 seperti sepeda motor (kredit/non kredit), emas, ternak, kapal motor atau barang modal lainnya.
Dari keempat belas kriteria tersebut, kondisi jumlah keluarga miskin Desa Kebumen Kecamatan banyubiru Kabupaten Semarang Kabupaten Semarang tahun 2013 berdasarkan hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) Tahun 2011 dapat dilihat sebagaimana tabel di bawah:
Jumlah Rumah Tangga dan Anggota Rumah Tangga Sasaran
Hasil PPLS 2011 di Desa Polosiri
Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang
JUMLAH KK MISKIN SE-DESA POLOSIRI
No.
|
Nama Dusun
|
Jml KK
|
Jml ART
|
1
|
POLOSIRI
|
300
|
1200
|
2
|
PRENGGAN
|
90
|
270
|
3
|
SOKO
|
60
|
180
|
4
|
WANGON
|
100
|
300
|
5
|
TAPEN
|
130
|
390
|
6
|
KALIPUTIH
|
125
|
375
|
JUMLAH TOTAL
|
805
|
2715
|
JUMLAH PENDUDUK DESA POLOSIRI
JUMLAH PENDUDUK DI TIAP-TIAP DUSUN SE-DESA POLOSIRI
NO
|
DUSUN
|
PENDUDUK
|
KK
|
LK
|
PR
|
1
|
POLOSIRI
|
596
|
245
|
466
|
2
|
PRENGGAN
|
173
|
182
|
111
|
3
|
SOKO
|
138
|
121
|
73
|
4
|
WANGON
|
179
|
187
|
112
|
5
|
TAPEN
|
277
|
275
|
260
|
6
|
KALIPUTIH
|
198
|
275
|
153
|
JUMLAH
|
1561
|
1664
|
1071
|