Turnamen ini dianggap sebagai turnamen sepak bola terpenting bagi masyarakat Maluku di Belanda, di mana jaringan sosial dan olahraga diciptakan, pemain sepak bola dibina untuk mewakili tim sepak bola Maluku Selatan dan klub serta pemain dipetakan oleh komite KNVB untuk Maluku Selatan.
Sejarah
Pada tahun 1971 dan 1972, kompetisi ini diselenggarakan oleh Sociaal-cultureel centrum voor Zuid-Molukkers dan Stichting Mr. Dr. C. Soumokil,[1] bekerja sama dengan Stichting Sportbelangen Middelburg, diselanggarakan sebuah turnamen sepak bola dengan nama Mr. Dr. Soumokil-wisselcup.[2] Klub sepak bola Zeeland diundang oleh Sportvereniging Jong Ambon, di mana pertandingan persahabatan berlangsung dalam sebuah turnamen dengan penghormatan kepada Chris Soumokil, presiden kedua Republik Maluku Selatan.[3][4]
Dalam rangka Festival Olahraga dan Musik untuk komunitas Maluku Selatan di Belanda, Pada tanggal 17 Juni 1972 juga diadakan sebuah turnamen sepak bola di Middelburg untuk klub-klub sepak bola Maluku Selatan yang berasal dari seluruh Belanda. Untuk dua edisi pertama turnamen sepak bola komunitas, dinamai Elf Provinciën-beker, tetapi setelah tahun 1974, Mr. Dr. Soumokil-wisselcup digunakan sebagai nama resmi kompetisi ini, yang kemudian dilanjutkan sebagai turnamen sepak bola Piala Soumokil (Soumokil-beker).[5]
Peserta turnamen sepak bola ini terdiri dari klub-klub sepak bola Maluku Selatan yang berasal dari daerah pemukiman dan kamp Maluku, yang mana sejumlah klub sepak bola tidak berada di bawah naungan Asosiasi Sepak Bola Kerajaan Belanda (KNVB), tetapi berkompetisi di organisasi olahraga atau asosiasi sepak bola lainnya. Fakta ini memastikan bahwa tim-tim Maluku yang berpartisipasi, dengan segala kehormatan dan kebanggaannya, menganggap turnamen piala tersebut sebagai semacam 'piala nasional' untuk mereka.[6] Pada masa kejayaannya, turnamen ini menarik sekitar 1.500 pengunjung Maluku ke Zeeland.[7] Sebagian besar masyarakat Maluku terlibat dalam organisasi tersebut untuk tujuan hiburan disediakan oleh band musik Maluku dan masakan Hindia juga dimasak untuk ratusan pesepakbola dan pendukung fanatik mereka.[8] Kebetulan juga para pemain sepak bola profesional Maluku bergabung dengan klub sepak bola Maluku, pada kesempatan tersebut, gengsi dan atmosfer tersendiri bisa mengikuti turnamen sepak bola gotong royong ini.[9]
Yayasan Kesejahteraan Maluku (Molukse Welzijnsstichting Organiseerde) menyelenggarakan turnamen Piala Soumokil setiap musim untuk komunitasnya, piala tantangan yang diberikan kepada tim yang memenangkan turnamen piala.
Edisi pertama dari Mr. Dr. Soumokil-wisselcup, yang diselenggarakan pada tanggal 17 Juni 1972 dalam rangka Festival Olahraga dan Musik Masyarakat Maluku Selatan di Oost-Souburg, dimainkan oleh enam belas tim. Turnamen ini dimenangkan oleh SV Jong Ambon, yang terbukti terlalu kuat untuk FC Maluku, meraih kemenangan di final dengan skor 3–0, berkat gol dari Bert Pentury, Piet Telussa, dan Arie Pentury. Final hiburan dimenangkan oleh SC CHANS, yang menang 1–0 melawan FC Tunas.[10]
Piala Soumokil edisi kedua tahun 1973 diikuti oleh enam belas tim, berlangsung pada Hari Olahraga Nasional Masyarakat Maluku Selatan yang diselenggarakan di sebuah lapangan olahraga di Spoorstraat, Oost-Souburg.[8] Edisi ini dimenangkan oleh tim Maluku dari kotamadya Leerdam, meskipun diasumsikan bahwa pemenangnya adalah FC Pusparagam, belum ada rincian turnamen edisi ini yang dapat ditemukan.[5]
Enam belas klub sepak bola Maluku berpartisipasi dalam turnamen piala Soumokil edisi ketiga tahun 1974, yang diselanggarakan pada tanggal 7 Juni di Lapangan Nassaulaan, Middelburg.[11] Turnamen edisi ini dimenangkan oleh FC Maluku dari Capelle aan den IJssel.[5]
Edisi keempat tahun 1975 menampilkan enam belas klub sepak bola Maluku yang berpartisipasi. Tim dibagi menjadi empat grup.[5] SV Jong Ambon memenangkan final 1-0 melawan FC Mutiara dari Breda, setelah Latuheru mencetak gol dari umpan silang Frans Waissapi. Klub sepak bola Boga Boga dari Heer meraih tempat ketiga setelah menang 2–0 di perebutan tempat ketiga atas FC Bintang Muda, cabang dari VV Lunteren, sebuah klub komunitas Maluku.[12]
Edisi kelima tahun 1976 dimenangkan oleh FC Maluku.
Untuk edisi keenam tahun 1977, yang kembali digelar di Lapangan Nassaulaan, Middelburg, diikuti dua puluh empat tim.[13] Final dimainkan antara SV Jong Ambon dan FC Bintang Muda dari Lunteren, yang menang setelah bermain imbang 2–2 di waktu normal, keputusan akhir adalah 4–2 di perpanjangan waktu untuk keunggulan SV Jong Ambon.[14]
Untuk edisi ketujuh tahun 1978, tiga puluh dua tim Maluku Selatan dengan sekitar 1.500 pendukung melakukan perjalanan ke ibu kota Zeeland. Klub-klub tersebut tersebar di delapan grup, setelah itu unggulan pertama bermain di perempat final. Setelah FC Maluku menang adu penalti melawan Jong Ambon di perempat final, tim asal Capelle ini menang 1–0 di semifinal melawan FC Simbar dan di final 2–0 melawan FC Kondo Budjang dari Zaandam. FC Tunas memenangkan perebutan tempat ketiga melawan Simbar, karena Hoogeveners mengambil penalti yang lebih baik.[7]
Piala Soumokil edisi kedelapan tahun 1979 dimenangkan oleh FC Kondo Budjang dari Zaandam. Ini merupakan prestasi yang luar biasa, karena tim ini sebagian besar beraktivitas sebagai klub futsal.
Piala Soumokil edisi kesembilan diselenggarakan pada tanggal 24 Mei 1980 untuk dua puluh empat tim peserta. Di final, SV Jong Ambon menang melawan FC Kondo Budjang 1–0, berkat gol John Tuankotta, dua menit sebelum pertandingan berakhir.[15]
Pada edisi kesepuluh tahun 1981, dua puluh empat tim sepak bola mengambil bagian dalam turnamen piala untuk Piala Soumokil. Di babak semifinal, SV Jong Ambon menang melawan FC Salawaku 1–0, sedangkan FC Maluku menang 1–0 melalui adu penalti melawan FC Kondo Budjang, alhasil pertemuan SV Jong Ambon dan FC Maluku di final dihadiri 600 penonton. Di final, SV Jong Ambon memimpin di babak pertama lewat gol Max Patty dan Simon Tahamata. Usai jeda, tim asal Capelle aan de IJssel itu kembali unggul 2–1, namun ketika Frank Tuankotta membuat skor menjadi 3–1, final pun ditentukan. Juara ketiga diraih oleh FC Kondo Budjang yang memenangi final hiburan dengan skor 3–0 melawan VV Garuda Maluku.[16]
Empat belas tim sepak bola Maluku Selatan mengikuti edisi Piala Soumokil kesebelas pada tahun 1982.[17] Saat ini belum ada sumber yang meliput lebih jauh mengenai turnamen sepak bola tersebut, namun konon turnamen ini dimenangkan oleh VV Fadjar, tim komunitas Maluku dari Breukelen.[18]
Enam belas klub sepak bola Maluku Selatan berpartisipasi pada edisi kedua belas tahun 1983. Piala tersebut direbut untuk keempat kalinya oleh FC Maluku, yang memenangi final 2–1 menentang juara bertahan VV Fadjar dari Breukelen. Perebutan tempat ketiga dimainkan antara FC Tjili Padi dan FC Chobitas. Setelah bermain imbang 1–1, FC Chobitas berhasil memenangkan pertandingan melalui adu penalti.[18]
Saat ini tidak ada sumber untuk edisi piala antara tahun 1984 dan 1987. Sebuah artikel dari tahun 1989 menjelaskan bahwa pertarungan untuk mendapatkan penghargaan tertinggi pada tahun-tahun tersebut selalu terjadi antara FC Amboina dan SV Jong Ambon.[19]
Edisi keenam belas tahun 1987 untuk piala tantangan Soumokil berlangsung pada tanggal 30 Mei 1987 di Sportpark De Kruitmolen. Enam tim dibagi menjadi dua grup.[20] Hingga saat ini belum ditemukan sumber mengenai jalannya turnamen ini.
Sekitar empat ratus penonton menghadiri turnamen Piala Soumokil edisi ketujuh belas 1988, untuk melihat bagaimana tujuh tim bermain di semi-kompetisi untuk memenangkan grup dan gelar piala. SV Jong Ambon memenangkan turnamen setelah empat kemenangan dan dua kali seri. FC Bintang Timur dari Ede menjadi wakil juara dan SV Real Lunet menempati posisi ketiga. Striker Wim Sabandar menjadi pencetak gol terbanyak turnamen dengan lima gol.[21]
Turnamen Piala Soumokil tahun 1989 edisi kedelapan belas dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus dan diikuti delapan tim.[22] Turnamen ini dimenangkan oleh FC Amboina dari Assen. Tim dari provinsi Drenthe ini menunjukkan diri mereka sebagai yang terkuat dengan menyelesaikan dengan keunggulan tiga poin di grup di depan SV Real Lunet dari Vught.[19]
Turnamen tahun 1989 ternyata menjadi edisi terakhir Piala Soumokil. Piala Soumokil yang terkenal dikatakan telah hilang dan tidak ada edisi baru yang diselenggarakan, turnamen sepak bola tradisional untuk komunitas Maluku Selatan ini menghilang dari kalender pertandingan.
Tujuan
Format turnamen bervariasi per-edisi, begitu pula format kompetisi. Jumlah peserta Piala Soumokil dapat bervariasi antara tujuh hingga tiga puluh empat klub sepak bola komunitas Maluku di Belanda, sebagian besar edisinya dimainkan dengan dua puluh empat tim.
Tim yang berpartisipasi berkompetisi satu sama lain di grup. Pada edisi dengan jumlah peserta yang sedikit, peringkat 1 pada akhir kompetisi dinobatkan sebagai juara turnamen. Pada edisi yang banyak tim pesertanya, dipilih tim yang meraih hasil bagus di grup sebelumnya, ditempatkan di fase gugur untuk bermain dalam satu pertandingan demi mendapat tempat di babak berikutnya, di mana kejuaraan piala dimainkan hingga final.
Seperti di Liga Regional Maluku (di Indonesia), dimana sebagian besar klub sepak bola mempunyai umur organisasi yang relatif pendek, terdapat banyak tim sepak bola di Belanda yang hanya berpartisipasi dalam satu atau beberapa edisi. Secara umum, klub sepak bola yang sangat terstruktur baik secara organisasi maupun olahraga dan sering berafiliasi dengan KNVB adalah peringkat teratas di antara 'klub top Maluku Selatan' yang juga menjadi favorit tahunan untuk memenangkan piala. Klub peserta yang terkenal adalah SC CHANS, SV Jong Ambon, FC Amboina, FC Maluku, FC Kondo Budjang, SV Real Lunet, dan FC Tunas.
^(Belanda)Situs web FC Tunas menyebutkan bahwa klub tersebut telah memenangkan Piala Soumokil dalam sejarahnya. Namun, tidak ada sumber yang ditemukan atau satu tahun dari dugaan kemenangan piala. Klub memang memenangkan final hiburan pada tahun 1978.