Phytophthora (dari bentukan bahasa Yunaniφυτόν (phytón), “tumbuhan” dan φθορά (phthorá), “kehancuran”; “penghancur tumbuhan”) adalah salah satu genusOomycetes yang anggota-anggotanya banyak menjadi penyebab penyakit tanaman penting sehingga meinmbulkan kerugian ekonomi, ekologi, dan demografi yang besar. Marga ini dilaporkan pertama kali oleh Heinrich Anton de Bary tahun 1875. Diperkirakan ada sekitar 100 anggotanya yang telah dipertelakan, meskipun ada kemungkinan anggotanya lebih daripada itu.[1]
Biologi
Phytophthora dapat bereproduksi secara seksual maupun aseksual. Struktur reproduksi seksual jarang ditemukan di alam, tetapi dapat dirangsang di pembiakan laboratorium. Pada jenis-jenis yang homotalus, struktur seksual muncul dalam satu kultur tunggal; jenis-jenis yang heterotalus memiliki dua "jenis kelamin": A1 dan A2.
Spora aseksual (terbentuk secara mitosis) dikenal sebagai klamidospora dan zoospora. Jenis spora yang terakhir dihasilkan dalam sporangium (jamak: sporangia).
Lucas, J.A. et al. (eds.) (1991) Phytophthora based on a symposium held at Trinity College, Dublin, Ireland September 1989. British Mycological Society, Cambridge University Press, Cambridge, UK, ISBN 0-521-40080-5 ;
Erwin, Donald C. and Ribeiro, Olaf K. (1966) Phytophthora Diseases Worldwide American Phytopathological Society Press, St. Paul, Minnesota, ISBN 0-89054-212-0
Erwin, Donald C. (1983) Phytophthora: its biology, taxonomy, ecology, and pathology American Phytopathological Society Press, St. Paul, Minnesota, ISBN 0-89054-050-0