Petron Corporation
Petron Corporation (PSE: PCOR) merupakan perusahaan pemasaran dan pengolahan minyak terbesar di Filipina, menyuplai lebh dari sepertiga kebutuhan minyak Filipina. Petron mengoperasikan kilang minyak di Limay, Bataan dengan kapasitas mencapai 180.000 barel per hari (29.000 m3/d). Dari kilang minyak ini, Petron mendistribusikan produknya sebagian besar melalui laut ke 32 depo dan terminal di seluruh Filipina. Petron mengoperasikan pabrik pencampuran minyak pelumas di terminal Pandacan dimana mereka memproduksi pelumas dan gemuk. SejarahSejarah Petron dimulai sejak 7 September 1993 saat Socony-Vacuum Oil Company (Standard Oil of New York) dan Standard Oil of New Jersey (juga dikenal sebagai Jersey Standard) mengabungkan saham mereka di wilayah timur jauh menjadi sebuah perusahaan patungan 50-50 bernama Standard Vacuum Oil Company (Stanvac). Stanvac beroperasi di 50 negara termasuk di Filipina, Selandia Baru, Tiongkok, dan regional Afrika Timur. Pada 1953, pemerintah Filipina sebagian mempromosikan program industralisasi nasional milik Claro M. Recto dan sebagian untuk merespon kenaikan harga minyak mentah internasional, berusaha untuk mendirikan perusahaan minyak nasional yang melayani konsumen dalam negeri dengan harga produk minyak terjangkau. Pada 1957, Stanvac memenangkan konsensi untuk membangun dan mengoperasikan kilang minyak di Bataan. Untuk tujuan ini FilOil Refinery Corporation didirikan pada 1959. Pada 1962, Stanvac dibubarkan dan kepentingan marketing dan pengilangan dibagi dua antara pendiri Stanvac. Esso Philippines, Inc. mengambil alih operasional Stanvac di Filipina, termasuk operasional dari FilOil Refinery Corporation. Esso merupakan nama merek yang digunakan oleh Standard Oil of New Jersey. Pada 1973, pemerintah Filipina melalui Philippine National Oil Company (PNOC) mengakusisi Esso Philippines, Inc. termasuk operasional dari FilOil Refinery Corporation. Esso Philippines, Inc. diubah namanya menjadi Petrophil Corporation (Petrophil) dan pada 1974, stasiun pengisian bahan bakar Esso direbranding menjadi "Petron", sebuah akronim dari petrolium (PET) dan research octane number (RON).[4] Selanjutnya, Mobil (penerus dari Socony-Vacuum Oil Company) juga menjual saham mereka di FilOil Refinery Corporation kepada PNOC. Unit kilang minyak dan marketing di PNOC, termasuk FilOil digabung ke dalam Petrophil Corporation. Pada 1988, Petrophil Corporation mengubah nama menjadi Petron Corporation. Sebagai bagian dari program privatisasi pemerintah, PNOC mencari mitra strategis yang akan memberikan Petron pasokan minyak mentah yang dapat diandalkan dan akses teknologi pengolahan minyak tercanggih. Hasilnya kerja sama dilakukan dengan produsen minyak terbesar di dunia yaitu Saudi Aramco. Pada 3 Februari 1994, PNOC dan Aramco Overseas Co. B.V. menandatangani perjanjian pembelian yang memberikan kepemilikan saham yang sama besar yaitu 40% dimana sisa 20% saham Petron dijual ke masyarakat. Pada 11 Agustus 2006, kapal tanker minyak milik Petron, the Solar 1 yang mengangkut bahan bakar tenggelam, menyebabkan tumpahan minyak di Guimaras, tumpahan minyak terbesar dalam sejarah Filipina. Pada 2008, Saudi Aramco menjual seluruh saham Petron kepada Ashmore Group, grup investasi berbasis di London. Ashmore mengakusisi 11% saham tambahan dari kewajiban penawaran tender kepada pemilik saham lain. Pada Juli 2008, Ashmore, melalui SEA Refinery Holdings B.V. memiliki 50,57% saham Petron.[5] Ashmore menyelesaikan pembayaran pembelian saham pada Desember 2008.[6] Pada Desember 2008, Ashmore mengakusisi PNOC 40% saham. Di bulan yang sama San Miguel Corporation (SMC) mengumumkan bahwa mereka berada pada tahap final negosiasi dengan Ashmore Group untuk membeli 50,1 saham Petron.[7] Pada 2010, SMC mengakusisi kontrol mayoritas Petron Corporation.[8] Pada 30 Maret 2012, Petron mengakusisi bisnis hilir ExxonMobil di Malaysia yaitu XCEL Petroleum. Pada Januari 2013, Petron secara resmi beroperasi di Malaysia dan melakukan rebranding seluruh SPBU Esso dan Mobil diseluruh Malaysia Barat. Produk dan JasaPetron memiliki sertifikasi ISO14001 untuk pengolahan minyak bumi menjadi beragam produk termasuk LPG, bensin, minyak diesel, bahan bakar jet, minyak tanah, bahan bakar industri, cairan pelarut, aspal, dan campuran xilena. Petron juga memiliki ISO-9000/2000 untuk pabrik pencampuran minyak pelumas, mereka juga mampu untuk memproduksi pelumas mesin dan gemuk. Produk-produk ini juga dipasarkan melalui pom bensin dan pusat penjualan, dan dipasarkan langsung ke pelanggan dari sektor industri. Melalui jaringan nasional, Petron menyuplai minyak bahan bakar, diesel, dan LPG ke beragam konsumen industri. Konsumen terbesar Petron ada di sektor energi. Petron juga menyuplai bahan bakar jet ke bandara-bandara utama untuk maskapai domestik dan internasional. Melalui lebih dari 1.200 pom bensin, Petron memasarkan secara retail bensin, diesel, dan minyak tanah kepada pengendara kendaraan bermotor dan operator transportasi. Petron uga menjual LPG mereka dengan merek Gasul kepada rumah tangga dan konsumen lain melalui jaringan pemasaran yang luas. Petron juga melakukan ekspansi ke bisnis non-bahan bakar yang termasuk toko serba ada bernama "Treats". Petron juga membuka pabrik pencampuran adiktif pertama di regional Asia-Pasifik yang terletak di Subic Bay Freeport Zone, Filipina pada November 2008. Pabrik tersebut memiliki kapasitas pencampuran adiktif bahan bakar mencapai 12.000 metric ton (MT) per tahun. Ketika digunakan pada bensin, diesel, dan minyak bakar, zat adiktif mampu meningkatkan efisiensi, meningkatkan performa mesin, dan baik untuk lingkungan karena menurunkan emisi yang berbahaya. Fasilitas pabrik tersebut dibangun melalui kerja sama dengan Innospec, penyedia adiktif bahan bakar global terkemuka, berdasarkan perjanjian yang disepakai pada 2006. Sebagai bagian dari perjanjian, Petron membangun dan mengoperasikan pabrik untuk melayani kebutuhan konsumen Innospec di regional termasuk kebutuhan dari Petron. Secara tradisional, produk-produk Innospec yang digunakan di Asia berasal dari Eropa. Pada April 2008, Petron juga mengoperasikan unit bahan baku petrokimia pertama di Filipina yang bernama Petro Fluidized Catalytic Cracking (PetroFCC) unit and a Propylene Recovery Unit (PRU), keduanya unit yang terletak di Bataan refinery memiliki kapasitas mencapai 180.000-barel (29.000 m3). PetroFCC merupakan unit "cracking" pertama di dunia yang mampu mengubah black products (minyak bakar) menjadi produk bernilai tinggi seperti LPG, bensin, dan diesel, dan menghasilkan bahan baku petrokimia propilen dengan tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan unit FCC lainnya. PRU kemudian memurnikan kembali Propilen sehingga bisa digunakan untuk memproduksi beragam produk petrokimia yang digunakan pada produksi peralatan sehari-hari seperti kemasan makanan, beragam peralatan, koper, furnitur, DVD, dan onderdil kendaraan. Tim Olahraga
Lihat juga
Referensi
Pranala luar
|