Petir V-101


Petir V-101 adalah peluru kendali jelajah permukaan ke permukaan prototipe Indonesia yang sedang dikembangkan bersama oleh PT Sari Bahari dan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertahanan RI rudal-petir-masuk-tahap-akhir-as.html</ref> Petir V-101 asli buatan Indonesia PT Sari Bahari, sebuah Badan Usaha Milik Swasta (BUMS). Rudal ini mengusung multiple 3D point yang lebih maju dari rudal menggunakan seeker. Petir V-1010 sudah mengadopsi teknologi paling mutakhir.html</ref> Selain mengadopsi teknologi penginderaan, Petir V-101 juga sudah merancang multiple 3D point yang lebih mutakhir dari jenis rudal yang menggunakan seeker. Rudal ini juga mampu melintasi kontur sehingga tidak mudah terbaca oleh radar serta bisa menghindari frekuensi berubah€-ubah.

Poin keunggulan Petir diantaranya mengadopsi sejumlah teknologi mutakhir untuk pengindraan sasaran. Diantaranya sudah mengadopsi multiple 3D point, ini lebih maju daripada rudal yang menggunakan seeker, konsekuensinya Petir nanti dibenamkan prosesor tingkat tinggi untuk memproses data sasaran tembak. Sayangnya Petir belum dirancang untuk menghajar sasaran bergerak, jadi masih di setting untuk menghancurkan target statis.

Rudah Petir V-101 memiliki kecepatan super tinggi, dalam sebuah uji coba didapatkan kecepatan hingga 260 kilometer per jam. Kemudian rudal ini juga mampu membawa hulu ledak 10 kg (22 lbs). Berat totalnya adalah 20 kg (44 lb), panjangnya 1.85m (6 ft 1in) dan lebar sayap adalah 1,55m (5 ft 1in).

Petir dirancang sebagai rudal permukaan ke permukaan berkemampuan balistik. Dengan program yang ditanam rudal petir dapat di seting untuk menuju ke target sasaran vital tertentu yang tidak bergerak. Dengan titik kerendahan terbang berada pada ketinggian 20 meter, Petir mampu melintasi kontur sehingga meminimalkan untuk terbaca oleh radar dan menghindari frekuensi yang berubah-ubah, serta mereduksi risiko di jamming.[1]

Sejak 2014, tiga prototipe Petir menjalani serangkaian uji coba. Yang terakhir, pengujian terbang dilakukan di Pameungpeuk, Jawa Barat. Selama percobaan, Petir belum diisi hulu ledak karena hanya menguji aspek aerodinamika. Rudal Petir mempunyai saudara yang digunakan sebagai target drone yang dinamakan Jalak.

Rudal Petir mungkin dirancang menyerupai rudal jelajah Tomahawk, RBS-15 dan lain lain. Sebagai tambahan dan perbandingan, pada sistem penerbangan rudal pada umumnya terdapat beberapa fase dalam penerbangan yang mungkin dengan panduan kombinasi pilihan bimbingan guidance sesuai yang dibutuhkan. Fase penerbangan mid course dan fase terminal. Fase mid course menggunakan panduan inertial, (INS, instrumen flight penerbangan, gyroscope, accelerometer, magnetometer), GPS, GLONASS, TERCOM dan lain lain gila . Sedangkan fase akhir adalah fase terminal dengan panduan radar (aktif/pasif/semi aktif) homing, imaging infra merah (TV) atau semi aktif laser homing (SALH), dan kemudian disertai menghantamnya (impact) dan atau meledaknya rudal yang dikendalikan dengan perlengkapan semacam proximity fuze. SALH tentu dilengkapi dengan bidikan (penanda laser/designator, semacam targeting pod pada pesawat tempur modern). Mungkin ada jenis rudal dengan satu guidance dapat menghancurkan targetnya. Bimbingan target rudal ada yang untuk target bergerak (go-onto-target, GOT system dengan target tracker seeker) dan tidak bergerak (go-onto-location-in-space, GOLIS system). Jalur lintasan pada rudal jelajah dilakukan dengan cara menyusur di atas permukaan tanah atau laut. Jalur lintasan rudal balistik adalah melengkung. Beberapa jenis rudal dilengkapi sistem Identifikasi teman atau lawan (IFF) dan penguncian target.[2]

Lokasi tujuan target dapat berada di udara, permukaan tanah atau laut, di dalam laut, di dalam tanah bunker, bahkan di ruang angkasa. Akurasi tembakan target disebut CEP, circular error probability atau circular error probable dalam sekian meter. Negara-negara pengembang rudal memilisi sistem penamaan designation system untuk rudal mereka. Negara Amerika bahkan memiliki nama tersendiri untuk rudal buatan Soviet, Rusia dan Cina.[3] Penamaan satu jenis rudal mungkin memiliki beberapa kode sesuai dengan pemasangan target tracker seeker yang berbeda (contoh kode "L" untuk seeker laser) atau mungkin jenis hulu ledak yang berbeda pula. Platform peluncuran rudal mungkin bisa diluncurkan dengan pesawat terbang, helikopter, kapal laut, kapal selam, kendaraan darat, kendaraan pesisir atau silo. Rudal dapat disimpan di gudang atau selongsong rudal dalam waktu yang lama hingga pada saatnya digunakan. Rudal dapat diluncurkan dalam beberapa tahap peluncuran hingga mengenai target. Mesin pendorong rudal dapat berupa mesin roket berbahan bakar padat maupun cair. Jenis rudal terbaru adalah jenis rudal glide hipersonik, dengan jalur lintasan unik dan dapat menjangkau jarak yang jauh dengan kecepatan sangat tinggi.

Spesifikasi Petir V-101[4]

  • Panjang: 1.850 mm
  • Bentang sayap: 1.550 mm
  • Berat tanpa hulu ledak: 20 kg
  • Air frame set: carbon reinforced composite
  • Propulsion system set: turbine engine thrust
  • Berat hulu ledak: 10 kg
  • Jarak jangkau pada uji perdana: 45 km
  • Kecepatan uji tahap kedua: 260 km per jam
  • Sistem elektronik: PID controller, 3D waypoint autopilot, GPS navigation, complete with 6 DoF sensors, dan 3 axis magnetometers (AG/MPNI)

Referensi

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 5

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 70

 

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined index: HTTP_REFERER

Filename: controllers/ensiklopedia.php

Line Number: 41