Perundungan dunia mayaPerundungan dunia maya atau rundung siber (bahasa Inggris: cyberbullying) adalah segala bentuk kekerasan yang dialami anak atau remaja dan dilakukan teman seusia mereka melalui dunia maya atau internet.[1] Intimidasi dunia maya juga dapat dikatakan sebagai kejadian manakala seorang anak atau remaja diejek, dihina, diintimidasi, atau dipermalukan oleh anak atau remaja lain melalui media internet, teknologi digital atau telepon seluler.[2] Tindakan ini biasanya dilakukan atas dasar kesengajaan menggunakan bentuk kontak elektronik secara berulang-ulang,[3] dan terjadi karena kurangnya pengawasan ke akses perangkat elektronik dan internet.[4] Intimidasi dunia maya dianggap valid bila pelaku dan korban berusia di bawah 18 tahun dan secara hukum belum dianggap dewasa. Bila salah satu pihak yang terlibat (atau keduanya) sudah berusia di atas 18 tahun, maka kasus yang terjadi akan dikategorikan sebagai kejahatan dunia maya atau cyber harassment (pelecehan dunia maya). Bentuk dan metode tindakan intimidasi dunia maya beragam. Hal ini dapat berupa pesan ancaman melalui surel, mengunggah foto yang mempermalukan korban, membuat situs web untuk menyebar fitnah dan mengolok-olok korban hingga mengakses akun jejaring sosial orang lain untuk mengancam korban dan membuat masalah.[5] Motivasi pelakunya juga beragam.Ada yang melakukannya karena marah dan ingin balas dendam, frustrasi, ingin mencari perhatian bahkan ada pula yang menjadikannya sekadar hiburan pengisi waktu luang.[butuh rujukan] Sebagian perundungan dilakukan oleh buzzer atau pasukan siber sebagai bagian dari kampanye politik dan disinformasi yang terorganisasi.[6][7] DampakFenomena penindasan ini merupakan salah satu masalah yang mungkin pernah dialami oleh setiap orang.[8] Perasaan ditertawakan atau dilecehkan oleh orang lain dapat membuat seseorang menjadi depresi dan tidak ingin membicarakan atau mengatasi masalah tersebut.[9] Dalam kasus ekstrim, tindakan tersebut dapat menyebabkan seseorang mengakhiri nyawanya sendiri.[10] Perundungan siber dapat memengaruhi seseorang dengan berbagai cara, tetapi tentunya masalah ini dapat diatasi dan orang-orang yang terdampak juga dapat memperoleh kembali kepercayaan diri dan kesehatan mental mereka.[11] DefinisiDefinisi perundungan siber yang sering digunakan adalah “tindakan atau perilaku agresif dan disengaja yang dilakukan oleh suatu kelompok atau individu, menggunakan bentuk kontak elektronik, berulang kali dan terus menerus terhadap korban yang tidak dapat dengan mudah membela dirinya."[12] Hal ini harus dibedakan dari konflik normal antara orang-orang dengan kekuasaan atau status serupa yang sering juga terjadi secara daring.[13] Istilah "pelecehan siber" dan "perundungan siber" kadang-kadang digunakan secara sinonim, meskipun beberapa orang menggunakan kata terakhir untuk merujuk secara khusus pada pelecehan di kalangan anak di bawah umur atau di lingkungan sekolah.[14] Serangan kebencianPada Twitch dan layanan livestreaming lainnya, serangan kebencian adalah situasi ketika sebuah stream "diserang" oleh banyak pemirsa yang membanjiri obrolan dengan pelecehan dan pesan-pesan kebencian lainnya. Hal ini mencegah streamer menjalankan streamingnya. Penonton ini biasanya merupakan bot otomatis, sehingga sulit untuk dimoderasi dan diblokir.[15][16] PeniruanPeniruan adalah tindakan yang berpura-pura menjadi orang lain. Jika pelaku berpura-pura menjadi korban, mereka mungkin mengatakan atau melakukan hal-hal yang mencemarkan nama baik korban. Hal ini dapat mencakup peretasan akun Twitter dan menyebarkan disinformasi. Salah satu contoh terkenal adalah saat akun Twitter Sony Music diretas dan memposting pernyataan berikut: "Britney spears is dead by accident! we will tell you more soon. #RIPBRITNEY."[17] Faktanya, Spears masih hidup dan sehat. DoxingDoxing adalah tindakan mengungkapkan data pribadi korban, seperti alamat rumah, nomor telepon, dan nama asli mereka. Doxing bisa terjadi ketika penggemar di fandom yang memiliki fanbase besar seringkali bertindak terlalu jauh dalam melindungi idolanya dan masuk ke ranah perundungan siber. Penggemar setia genre musik K-pop terkadang mencela penggemar grup musik saingannya. Hal ini secara khusus ditunjukkan dalam sebuah insiden di mana penggemar grup Blackpink menjelek-jelekkan pemilik akun penggemar Twice, menyebabkan harus ke rumah sakit. Hal ini diduga karena salah satu member Twice tidak menghormati member Blackpink.[18] SpamSpamming adalah sebuah tindakan membuat banyak akun dan mengirmkan pesan ke target secara massal. Sebuah situasi umum di mana spam dapat terjadi adalah setelah putus cinta. Jika salah satu pasangan obsesif, mereka mungkin mengirim pesan mantannya di berbagai platform. Hal ini sering terjadi meski diblokir oleh penerima. Artikel What Can Police Do About Harassing Texts? menyatakan, "Ingatlah bahwa pelecehan dalam bentuk apa pun adalah ilegal dan termasuk secara langsung, melalui telepon, melalui pesan teks, melalui media sosial, atau metode lainnya. Terdapat beberapa undang-undang mengenai perundungan dunia maya yang dirancang untuk melindungi masyarakat dari kejadian ini."[19] Pelecehan seksualPelecehan seksual daring dianggap sebagai bentuk penindasan maya. Sextortion, salah satu bentuk pelecehan seksual, adalah tindakan memaksa seseorang untuk berbagi gambar intim sebelum mengancam akan melepaskannya kecuali uang dibayarkan.[20] Ini adalah jenis pemerasan tertentu. Batasan antara pelecehan seksual dan perundungan siber menjadi hilang.[21] Beberapa orang akan memeras teman sekelasnya karena telanjang, mengancam akan menyebarkan informasi yang memalukan. Mereka juga menggunakan hal pornografi merilis foto telanjang untuk mendapatkan balasan. Hal ini terjadi ketika seorang mahasiswa Sekolah Menengah Atas W.F. West di Chehalis mengeksploitasi lebih dari 100 korban, kebanyakan di antaranya adalah teman sekelasnya. Dia memiliki lebih dari 900 foto dan video korban.[22] MetodePenelitian telah mengidentifikasi pedoman dasar untuk membantu mengenali dan menangani apa yang dianggap sebagai penyalahgunaan komunikasi elektronik.[23] Permainan video daringPenelitian tahun 2014 oleh Hamer menyatakan bahwa anak-anak yang bermain permainan video yang mengandung unsur kekerasan secara signifikan cenderung terlibat dalam kasus pengintimidasian.[24] Secara gender pelaku atau korban intimidasi akibat permainan video biasanya lebih sering dialami oleh laki-laki ketimbang perempuan,[25] yang mana intimidasi perempuan lebih banyak terjadi melalui media sosial.[26] Dalam beberapa kasus, pihak pengembang permainan video telah menjadi target pelecehan dan ancaman kematian oleh para pemainnya yang kecewa terhadap perubahan pada permainan video atau oleh kebijakan pengembang yang bersangkutan.[27] Media sosialIntimidasi siber dapat terjadi melalui situs media sosial seperti Facebook, Instagram, Snapchat, ataupun Tiktok.[28] Penelitian pada tahun 2008 menyatakan bahwa 93% anak-anak usia muda berusia antara 12 hingga 17 tahun lebih banyak menghabiskan waktu dengan media sosial ketimbang aktivitas lain.[29] Penegakan hukumMayoritas negara bagian memiliki undang-undang yang secara eksplisit memasukkan bentuk komunikasi elektronik ke dalam undang-undang penguntitan atau pelecehan.[30][31][32] Mayoritas lembaga penegak hukum mempunyai memiliki unit kejahatan dunia maya, dan penguntitan melalui internet sering kali ditangani dengan lebih serius dibandingkan laporan penguntitan fisik.[33] Bantuan dan sumber daya dapat dicari oleh daerah pusat atau area. SekolahMasalah keamanan privasi daring di sekolah semakin menjadi fokus tindakan legislatif negara bagian. Terdapat peningkatan undang-undang perundungan siber yang disahkan antara tahun 2006 dan 2010.[34] Inisiatif dan persyaratan kurikulum juga ada di Inggris (Ofsted eSafety guidance) dan Australia (Overarching Learning Outcome 13). Pada 2012, sebuah kelompok remaja dari kelas desain New Haven, Connecticut, mengembangkan aplikasi untuk membantu melawan penindasan, "Back Off Bully" (BOB). Ini adalah sumber anonim untuk komputer, ponsel pintar, atau iPad, dirancang agar ketika ada yang menyaksikan atau menjadi korban perundungan, bisa langsung melaporkan kejadian tersebut. Aplikasi ini mengajukan pertanyaan tentang waktu, lokasi, dan bagaimana penindasan terjadi, serta memberikan tindakan positif dan pemberdayaan terkait kejadian tersebut. Informasi yang dilaporkan masuk ke basis data, di mana informasi tersebut dapat dipelajari oleh administrator. Thread umum bersifat publik sehingga pihak lain dapat melakukan intervensi dan mematahkan pola pelaku intimidasi.[35] "Back Off Bully" sedang dipertimbangkan sebagai prosedur operasi standar di sekolah-sekolah di seluruh Connecticut, sementara penelitian terbaru yang dilakukan terhadap 66 guru sekolah menengah menyimpulkan bahwa program pencegahan terbukti tidak efektif hingga saat ini.[36] Guru juga bisa menjadi korban perundungan siber dari siswanya,[37][38] serta oleh orang tua dan staf sekolah lainnya.[38] Referensi
Bacaan tambahan
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Cyberbullying. Lihat entri cyberbully di kamus bebas Wiktionary.
|