Pertempuran Tikrit Pertama
Pertempuran Tikrit Pertama terjadi di salah satu kota Irak yaitu di Tikrit sesudah direbutnya kota tersebut oleh Negara Islam Irak dan Syam (NIIS atau ISIS) dengan para pendukung partai Ba'ats sewaktu terjadinya Serangan di Irak Utara pada 2014. Pertempuran ini berlangsung sejak 26 Juni hingga 30 Juni 2014. Sejak awal bulan Juni 2014, sejumlah kota di Irak sebelah utara–termasuk kota Tikrit, telah direbut juga oleh NIIS. Kota Tikrit dianggap sebagai kota terpenting karena merupakan kampung halaman Saddam Hussein serta merupakan pusat pemerintahan dari Kegubernuran Salahuddin. Pemerintah Irak pun memberikan balasan sejak 26 Juni 2014 dengan cara meluncurkan serangan udara demi merebut kembali kota tersebut. Serangan terdahulu yang muncul ini diperkuat serta ditunjang dengan alat-alat tambahan dari suatu tindak perlawanan melalui darat sejak 28 Juni. Pertempuran berlanjut hingga pada 29 Juni sampai 30 Juni 2014, tetapi berakhir dengan kemenangan pemberontak di mana pasukan pemerintah mundur pada 30 Juni 2014. Kekalahan tersebut bertepatan ketika NIIS menyatakan kekhalifahannya di seluruh dunia sejak 29 Juni 2014. Pemerintah Irak mencoba merebut kembali kota Tikrit pada 15 Juli 2014, namun dikalahkan lagi. NIIS membalas dengan menyerang Kamp Speicher yang berdekatan pada 17 Juli 2014. Kota Tikrit masih dalam penguasaan NIIS sampai Pertempuran Tikrit Kedua pada bulan Maret dan April 2015. Latar BelakangSejak bulan Desember 2013, bentrokan yang melibatkan milisi berbagai kelompok suku, pasukan keamanan Irak, dan NIIS pecah di seluruh wilayah Irak sebelah barat. Pada bulan Januari 2014, para pejuang NIIS berhasil dalam mengambil alih kendali daerah Fallujah dan Ramadi, menyebabkan sebagian besar Kegubernuran Al Anbar dalam penguasaan mereka.[18] Awal Juni 2014, para pemberontak mulai bergerak menuju bagian utara dan tengah negara Irak. Pada 10 Juni 2014, kota Mosul pun jatuh ke tangan NIIS[19]–suatu kekalahan yang sangat menghancurkan yang mana terdapat 30.000[20] bala tentara Irak yang menghadapi para pejuang NIIS yang lebih kurang berjumlah 1.500 orang di kota Mosul.[21] Kebanyakan serdadu tentara Irak menolak berperang lalu melarikan diri.[22] Pada 11 Juni 2014, NIIS merebut kota Tikrit.[23] Hari berikutnya, mereka menewaskan lebih dari seribu teruna Angkatan Udara Irak di Kamp Speicher, 8 mil dari barat laut kota Tikrit.[24] PertempuranPada 26 Juni 2014, pasukan pemerintah Irak melancarkan serangan udara terhadap kota Tikrit dengan tiga[25] atau empat[26] helikopter komando terbang menuju sebuah stadion di Universitas Tikrit. Salah satu helikopter tertembak jatuh lalu mendarat secara darurat di tempat tersebut,[25] sedangkan helikopter lainnya mesti melakukan pendaratan darurat setelah mengalami kegagalan mesin. Awak helikopter kedua, termasuk seorang pilot berkebangsaan Lebanon–kemudian ditawan oleh para pemberontak.[26] Pertempuran sengit kemudian terjadi di sekitar kompleks universitas, sedangkan para penembak jitu tentara mengambil posisi di atas gedung tinggi dalam kompleks universitas.[25] Pada jam-jam awal serangan, helikopter tempur menyerang kompleks rumah sakit kota.[27] Hari selanjutnya, bentrokan di beberapa tempat dari perguruan tinggi itu masih berlanjut[28] setelah para penduduk awam Syiah berkewajiban ketentaraan (wamil) yang terlatih diberangkatkan ke tempat tujuan untuk maksud tertentu lalu berhasil merebut pengendalian atas gedung tinggi itu dalam tempat perguruan tinggi tersebut.[29] Pada 28 Juni 2014, helikopter tempur melakukan persiapan lalu mengupayakan serangan mendadak dari udara pada dini hari saat mencoba menggempur para penyempal yang sedang menyerang daerah lingkungan bangunan utama perguruan tinggi.[30] Pada titik inilah, kota Tikrit sudah selalu ditekan dengan serangan mendadak dari udara yang berkelanjutan hingga tiga hari yang mana penggunaan bom laras bedil pun dilibatkan.[26] Gempuran mati-matian dari darat diluncurkan selama hari tersebut agar upayanya dalam merebut kembali kota Tikrit bisa berhasil. Jajaran pasukan yang berjalan beramai-ramai itu mulai berpindah dari kota Samarra ke arah kota Tikrit yang berada di sebelah utara lalu mereka telah menjangkau hingga pinggir kota Tikrit sejak terbenamnya matahari. Menurut seorang letnan jenderal Irak di sana, jajaran pasukan Irak lainnya langsung diarahkan ke arah pangkalan udara perkemahan Speicher. Terdapat pernyataan tegas atas kebenaran yang muncul dari sumber-sumber di pemerintahan mengenai diambilalihnya kekuasaan kota Tikrit dari tangan pihak penyempal,[31] tetapi kenyataannya adalah bahwa kota Tikrit sendiri masih dikendalikan secara menyeluruh oleh pihak penyempal karena terus bersimaharajalelanya perjuangan sengit yang berat di daerah pinggiran kota Tikrit sewaktu malam hari.[32][33] Pada malam hari, helikopter-helikopter menimpa sekumpulan orang yang melakukan persiapan upacara pernikahan secara mendadak di desa bernama Al Bu Hayazi yang terletak di sebelah timur kota Tikrit hingga empat penduduk awam meninggal.[34] Hari selanjutnya, sekelompok tentara Irak menarik diri untuk menjauh dari kota Tikrit lalu menuju kota terdekat bernama Dijlah yang terletak di sebelah selatan kota Tikrit sebagai wujud upaya agar bisa berkumpul berbarengan di tempat tersebut demi tujuan khusus dengan membentuk rombongan yang sudah memiliki persiapan setelah berpapakan dengan pihak musuh melalui perlawanan yang tidak mudah melentur.[35] Perjuangan yang harus mengorbankan nyawa ini juga tetap tidak berhenti di dekat Perguruan Tinggi Tikrit serta di sekitar Pangkalan Udara Perkemahan Speicher[36] yang telah dilaporkan semula berpangkal dari kendali dari tentara penentang pihak penyempal.[37] Selama berlangsungnya pertempuran pada hari tersebut, helikopter milik tentara Irak yang lain lagi pun ditembak jatuh di sekeliling kota Tikrit lalu mengalami dentaman terhadap sebuah pasar[38] sambil dikirimkannya salah satu jenis kendaraan tempur lapis baja oleh tentara penentang pihak penyempal untuk menolong sebagai sekutu pada pertempuran yang melanda perguruan tinggi tersebut. Seorang jubir tentara Irak menyatakan secara khusus bahwa sebanyak 70 orang yang berhaluan kelas telah gugur di kota sejak 24 jam sebelumnya lalu pasukan pemerintah Irak pun telah mendapakan kendali atas Perguruan Tinggi Tikrit. Tidak ada satupun dari tuntutan pengakuan atas kebenaran suatu hal yang telah dikukuhkan melalui pertolongan dari pihak luar.[13] Selepas hal tersebut, bentrokan sengit pun dilaporkan terjadi di daerah yang berjarak 20 kilometer jauhnya dari pusat kota Tikrit–mengarah menuju daerah Samarra. Pasukan penentang penyempal yang berhaluan keras itu dilaporkan meneruskan pergerakannya. Kendati demikian, langkah mereka pun tercegat pada jarak kilometer ke-10 dari sebelah selatan kota Tikrit.[39] Mulai hari itu juga, pihak NIIS sendiri pun memutuskan menyatakan kekhalifahannya ke seluruh dunia.[40] Pada 30 Juni 2014, pasukan pemerintah setempat berupaya menggeser pangkalan udara di kota tersebut ke tempat lain serta berupaya memiliki sambungan secara balas-berbalas dengan sekelompok tentara yang berada di perguruan tinggi itu, tetapi akhirnya gagal setelah tak menduga menghadapi perlawanan yang berat dari pihak penyempal di daerah yang bernama Ad-Dum.[41] Seorang juru bicara ketentaraan telah berkata bahwasannya pasukan pemerintah setempat telah berkumpul secara besar-besaran di daerah Samarra lalu mereka segera memiliki tenaga yang penuh untuk mewujudkan upayanya dalam merebut kembali kota Tikrit.[42] Sementara itu, di sebelah selatan dari kota Tikrit–tentara penentang penyempal pun berhasil untuk berupaya menguasai kembali kekuasaan kota Mukaysyifah melalui peperangan lalu seorang jubir tentara penentang penyempal pun menyampaikan pernyataan pengakuan bahwa sebanyak 40 orang pejuang NIIS telah gugur.[14] Referensi
|