Pertempuran Hastings
Pertempuran Hastings adalah kemenangan Normandia yang menentukan, tetapi mahal dalam Penaklukan Inggris oleh Normandia. Pertempuran terjadi di Bukit Senlac, kira-kira 6 mil (9,7 km) di sebelah utara Hastings. Pertempuran ini terjadi pada tanggal 14 Oktober 1066, antara tentara Normandia yang dipimpin William sang Penakluk dari Prancis melawan pasukan Inggris yang dipimpin oleh Raja Harold II. Harold tewas dalam pertempuran ini. Dipercaya bahwa matanya tertusuk oleh panah. Latar BelakangLatar Belakang Pertempuran adalah kematian Edward Sang Pengaku yang mati tanpa keturunan, secara garis besar Harold II adalah orang yang seharusnya memiliki takhta inggris namun gosip yang tersebar di Normandia mengatakan bahwa Edward Sang Pengaku pernah menjanjikan William sang Penakluk Takhta Inggris sehingga william murka dan merencanakan penaklukan atas Inggris. Pihak KetigaNamun bukan hanya William saja yang menginginkan takhta inggris, sebuah pasukan armada Viking yang dipimpin oleh Harald Hadrada melakukan sebuah penyerangan besar-besaran. Setelah perjalanan yang panjang dan melelahkan pasukan Viking akhirnya tiba di Inggris pada 20 September dan segera menghancurkan pasukan inggris di Pertempuran Fulford dekat kota York namun berita tersebut segera tedengar oleh Godwinson yang kemudian melakukan perjalanan ke utara yang spektakuler dengan kecepatan 32–40 km per hari dan menghancurkan pasukan Viking serta membunuh Harald pada 24 September di Jembatan Stamford. Sebegitu banyaknya Viking yang mati sampai sampai gosip beredar bahwa hanya 2 dari 300 kapal Viking yang berhasil pulang ke Norwegia. William MendaratNamun nasib dengan cepat berputar melawan Harold II, William mendarat di Pevensey pada 26 September ketika cuaca di Selat Inggris membaik. Pasukan William segera mendirikan puri pertahanan. Puri-puri tersebut dimaksudkan untuk menyediakan basis bagi William seandainya kampanye di Inggris berubah menjadi konflik berkepanjangan. Komposisi PasukanTentara Anglo-Saxon Harold diisi oleh para Huscarl, sejumlah pemanah, dan Fyrd, yang mana yang terakhir ini menempati bagian sayap formasi Harold. Mereka membentuk sebuah tembok perisai untuk bertahan. Pasukan Harold kebanyakan adalah pasukan veteran yang telah bertempur bersamanya sejak 1063 di Wales. Pasukan Normannya William terutama terdiri dari kavaleri Norman, Flandria, Breton dan Boulogne. Seperti lawan Anglo-Saxon mereka, mereka juga prajurit berpengalaman. Mereka jugalah yang memberi sumbangsih besar pada kemenangan William di Hastings. Sekalipun begitu, pasukan Norman juga diisi oleh infanteri biasa dan pemanah PertempuranAwal PertempuranKetika Harold mengetahui bahwa orang Norman sudah mendarat, sang raja memulai perjalanan sejauh sekitar 400 km ke selatan dan membentuk formasi di Bukit Senlac, lokasi yang diyakininya menguntungkan untuk bertahan. Tentara Harold adalah pasukan yang terlatih dan diperlengkapi dengan baik. Mereka segera membentuk sebuah tembok perisai di atas bukit, yang mana bagian sayapnya diisi oleh Fyrd dan bagian tengahnya dijaga oleh para Huscarl. William, yang menginginkan sebuauh pertempuran menentukan, segera menyerang formasi Harold dengan kavaleri Normannya. William membagi kavalerinya dalam tiga divisi dengan kavaleri Norman dibawah William berada ditengah, kavaleri Breton dikiri, dan kavaleri Flandria serta Boulogne dikanan. Infanteri serta pemanah William berada didepan kavalerinya Pertempuran dimulai saat William memerintahkan pasukanya untuk menghujani pasukan Harold dengan anak panah dan setelah yakin bahwa pasukan Inggris sudah dilunakan, William memerintahkan infaterinya untuk maju. Namun kekacauan terjadi saat infanteri William dihujani tidak dengan anak panah namun dengan kapak, batu dan tombak. Setelah serangan awal dari infanteri, William memimpin kavalerinya untuk maju menyerang formasi Harold. Serangan demi serangan dilancarkan oleh kavaleri Norman, tetapi setiap serangan berhasil ditahan oleh infanteri Harold. Setelah beberapa waktu bentrokan, timbul isu bahwa William sudah tewas. Tapestri Bayeux menggambarkan William menepis isu tersebut dengan membuka ketopongnya untuk meyakinkan pasukannya bahwa ia masih hidup. William Berpura-pura MundurMelihat pemimpin mereka masih hidup, pasukan Norman kembali bersemangat untuk bertempur. William kali ini menerapkan sebuah taktik kavaleri yang cukup banyak digunakan: berpura-pura mundur. Taktik ini cukup berisiko, karena jika gagal maka bisa saja pasukan yang berpura-pura mundur menjadi benar-benar melarikan diri. Walaupun taktik seperti ini jarang digunakan lebih dari sekali, para saksi mata mengklaim bahwa William melakukannya dua kali Kehancuran Tentara Anglo-Saxon dan Kematian HaroldTermakan oleh jebakan musuh, tentara Harold termasuk saudaranya, Gyrth dan Leofwine meninggalkan posisi mereka untuk mengejar musuh yang 'mundur', hanya untuk melihat pihak yang 'mundur' berbalik arah dan menerjang mereka. Harold akhirnya hanya memiliki sedikit pasukan yang tersisa dan kembali membentuk formasi. Namun pasukannya terlalu lelah dan berantakan untuk bisa bertahan dengan efektif walaupun mereka bertempur sampai akhir bersama raja mereka, yang, seperti yang digambarkan oleh William dari Poitiers maupun Tapestri Bayeux, tewas setelah sebuah panah menghujam matanya. Hasil PerangTentara Anglo-Saxon dihancurkan, sehingga William bisa menjadi raja Inggris, walaupun harus terlebih dahulu menaklukkan Earl Edwin dan Morcar. Referensi
|