Pertempuran ini dimulai karena Kompeni Belanda memaksakan kehendaknya untuk membuka jalan tembus ke Banten melalui Cibodas dan Sangiang sepanjang kurang lebih 45 km. Rencana ini tentu saja ditentang oleh Tumenggung Kuridilaga yang mendapatkan mandat untuk mempertahankan daerah itu dari pendudukan pasukan Kompeni. Alih-alih mengurungkan niatnya, pasukan Kompeni Belanda dengan kekuatan penuh menjaga para pekerja dan buruh yang membuka hutan dan lahan untuk pembuatan jalan.
Jalannya pertempuran
Kuridilaga dengan mendapatkan dukungan penuh dari Aria Wangsakara dan Kesultanan Banten mencoba menghambat pergerakan pasukan Kompeni. Pertempuran sengit pun meletus
antara pasukan Kuridilaga dan pasukan Kompeni Belanda yang dibantu oleh ratusan tentara bayaran dari berbagai suku bangsa di Nusantara.
Spirit perjuangan dan militansi serta pengetahuan teknik Berperang serta koordinasi efektif pasukan Banten nampaknya merepotkan pasukan Kompeni Belanda. Peperangan yang semula diperkirakan Kompeni Belanda akan berlangsung hanya beberapa saat ternyata berlanjut sampai 7 bulan dan memaksa Batavia untuk berunding untuk mengakhiri peperangan yang merugikan kepentingan mereka.
Perjanjian damai
Kompeni Belanda mengutus Kapten Hendrick sebagai juru runding sementara dari pihak Banten diwakili oleh putera Aria Wangsakara, Raden Aria Raksanagara.
Isi perjanjian
1. Perang antara pasukan Banten melawan Kompeni Belanda harus dihentikan.
2. Daerah yang telah dikuasai dalam perang ini tetap berada di bawah kuasa masing masing.
3
Referensi
Artikel ini tidak memiliki kategori atau memiliki terlalu sedikit kategori. Bantulah dengan menambahi kategori yang sesuai. Lihat artikel yang sejenis untuk menentukan apa kategori yang sesuai. Tolong bantu Wikipedia untuk menambahkankategori. Tag ini diberikan pada Oktober 2024.