Perjanjian Schönbrunn

Istana dan kebun Schönbrunn, lukisan karya Bernardo Bellotto (1758/61)

Perjanjian Schönbrunn (bahasa Prancis: Traité de Schönbrunn; bahasa Jerman: Friede von Schönbrunn), kadang-kadang dikenal dengan sebutan Perdamaian Schönbrunn atau Perjanjian Wina, adalah sebuah perjanjian yang ditandatangani oleh Prancis dan Austria di Istana Schönbrunn di dekat kota Wina pada tanggal 14 Oktober 1809. Perjanjian ini mengakhiri Perang Koalisi Kelima pada masa peperangan Napoleon setelah Austria mengalami kekalahan besar dalam Pertempuran Wagram pada tanggal 5/6 Juli.

Pendahuluan

Di tengah berkecamuknya Perang Kemerdekaan Spanyol, Austria mencoba membatalkan Perjanjian Pressburg tahun 1805 dengan menyatakan perang dan mencoba memicu pemberontakan di wilayah pendudukan Prancis di Eropa Tengah (khususnya Pemberontakan Tirol melawan Bayern yang merupakan sekutu Napoleon).

Upaya-upaya ini akhirnya gagal total, dan pasukan Prancis malah menduduki kota Wina pada Mei 1809. Pasukan Austria di bawah kepemimpinan Adipati Agung Karl dapat mengusir pasukan Prancis dalam Pertempuran Aspern-Essling pada tanggal 21/22 Mei, tetapi Napoleon menarik pasukannya dan lalu menghancurkan pasukan Karl di Wagram beberapa minggu kemudian. Adipati Agung Karl dipaksa menandatangani Gencatan Senjata Znaim pada tanggal 12 Juli. Pada bulan Oktober, Menteri Luar Negeri Austria Johann Philipp Stadion digantikan oleh Klemens von Metternich.

Ketentuan

Eropa menjelang serangan Napoleon ke Rusia, 1812

Prancis memberlakukan ketentuan-ketentuan yang kejam kepada Austria: Austria harus menyerahkan Kadipaten Salzburg kepada Bayern dan kehilangan akses ke Laut Adriatik karena harus menyerahkan wilayah pesisir Gorizia dan Gradisca dan Kota Kekaisaran Bebas Trieste serta wilayah Kadipaten Krain, Markgrafschaft Istria, Kärnten Barat dengan Tirol Timur, dan wilayah Kroasia di sebelah barat daya Sungai Sava kepada Prancis (lihat Provinsi-Provinsi Iliria). Galisia Barat juga diserahkan kepada Kadipaten Warsawa, sementara wilayah Tarnopol diberikan kepada Rusia.

Austria mengakui penaklukan-penaklukan yang sebelumnya telah dilancarkan oleh Napoleon serta kekuasaan Joseph Bonaparte sebagai Raja Spanyol. Austria juga harus membayar ganti rugi yang besar kepada Napoleon dan jumlahnya hampir mencapai 85 juta franc. Selain itu, jumlah pasukan Austria akan dikurangi menjadi 150.000 orang, walaupun janji ini akhirnya tak terpenuhi. Ditambah lagi Benteng Schlossberg di kota Graz (yang sebelumnya telah melawan pasukan pendudukan Prancis dengan sangat sengit) akan dihancurkan, tetapi pada akhirnya menara jam dan menara loncengnya dibiarkan berdiri berkat upaya warga Graz yang membayar sejumlah uang untuk menyelamatkan kedua menara tersebut.

Austria juga harus turut serta dalam Sistem Kontinental Napoleon karena Britania masih berperang melawan Prancis. Secara keseluruhan, akibat penyerahan wilayah kepada Prancis, Bayern, Warsawa dan Rusia, Austria kehilangan lebih dari tiga juta warganya atau 20% populasi kekaisaran. Meskipun telah dilemahkan, Austria masih menjadi negara besar. Kaisar Franz I lalu mendekatkan diri dengan Prancis dengan menikahkan putrinya, Marie Louise, dengan Napoleon pada tahun 1810.

Lihat pula

Referensi