Australia dan Indonesia juga berbagi perbatasan maritim di Samudra Hindia antara wilayah seberang laut Australia Pulau Christmas dan Pulau Jawa di Indonesia.
Karakteristik unik dari perbatasan maritim antara Australia dan Indonesia adalah dipisahkannya kepemilikan dasar laut (landas benua) dan perairan (zona ekonomi eksklusif), yang masing-masingnya memiliki batas tersendiri. Kepemilikan atas dasar laut memberikan kedua negara ini hak untuk menguasai semua mineral di dasar laut, sedangkan kepemilikan perairan memungkinkan kedua negara untuk menangkap ikan dan sumber daya laut lainnya di wilayah yang mereka kuasai. Perjanjian yang mengatur mengenai perbatasan maritim antara Pulau Christmas dan Jawa ditandatangani pada tahun 1997. Akan tetapi, perjanjian ini belum diratifikasi dan tidak lagi berlaku; setelah kemerdekaan Timor Leste, perjanjian ini memerlukan amendemen, sedangkan kesepakatan antara kedua negara ini masih tertunda.
Perbatasan
Perbatasan maritim antara Australia dan Indonesia terbagi menjadi tiga segmen, dua di antaranya dikaburkan oleh Celah Timor. Segmen pertama berada di antara Australia—Indonesia—Papua Nugini pada koordinat 10° 50'LS, 139° 12' BT, dan wilayah perairan Australia dan Indonesia pada koordinat ini menyentuh batas timur wilayah perairan yang diklaim oleh Timor Leste pada koordinat 9° 28' LS, 127° 56' BT. Segmen kedua terletak di sebelah barat titik tempat wilayah perairan kedua negara tersebut menyentuh batas timur wilayah perairan yang diklaim oleh Timor Leste pada koordinat 10° 28' LS, 126° 00' BT, hingga 13° 05' 27.0" LS, 118° 10' 08.9" BT di Samudra Hindia. Segmen ketiga berada di antara wilayah seberang laut Australia Pulau Christmas dan Pulau Jawa di Samudra Hindia.
Perbatasan Australia—Indonesia ditetapkan melalui tiga perjanjian, perjanjian ketiga telah ditandatangani namun belum diratifikasi. Perjanjian Penetapan Batas Laut antara Pemerintah Persemakmuran Australia dan Pemerintah Republik Indonesia[2] ditandatangani di Canberra pada tanggal 18 Mei 1971 untuk menetapkan batas timur wilayah perairan Indonesia dan Australia (termasuk Papua Nugini). Perjanjian kedua ditandatangani di Jakarta pada tanggal 9 Oktober 1972 untuk menetapkan batas laut antara Indonesia dan Australia di sepanjang Laut Arafuru dan Laut Timor.[3] Sedangkan perjanjian ketiga (dikenal dengan Perjanjian Persempadanan Maritim Australia-Indonesia) ditandatangani di Perth pada 14 Maret 1997 untuk menetapkan batas perairan zona ekonomi eksklusif antara kedua negara.[4]
Kemerdekaan Timor Leste pada 20 Mei 2002 mengakibatkan terjadinya perubahan dalam perbatasan Australia-Indonesia di dekat Celah Timor, yang ditetapkan oleh tiga perjanjian sebelumnya. Ketentuan dalam perjanjian 1997 mengenai Celah Timor tidak lagi berlaku antara kedua negara karena Celah Timor dikuasai oleh Timor Leste dan berhak atas seluruh dasar laut dan zona ekonomi eksklusif di wilayah tersebut.[5][6]
Perbatasan dasar laut (landas benua)
Segmen timur
Perbatasan segmen timur ditetapkan melalui perjanjian 1971 dan 1972, yang mencakup perbatasan dari A3 ke A12 dan kemudian diperluas menjadi A12 ke A16, yang berlokasi di perbatasan timur Australia. Titik A1, A2, dan A3 merupakan bagian dari wilayah Indonesia. Perbatasan Papua Nugini juga ditetapkan melalui perjanjian 1971 ketika Papua Nugini masih menjadi bagian dari Australia.
Titik
Bujur (T)
Lintang (S)
Keterangan
Perbatasan tiga titik Australia, Indonesia dan Papua Nugini
A3
139° 12'
10° 50'
Segmen timur perbatasan dasar laut Australia-Indonesia
A4
138° 38'
10° 24'
A5
138° 35'
10° 22'
A6
138° 13'
10° 9'
A7
137° 45'
9° 57'
A8
135° 29'
9° 8'
A9
135° 13'
9° 17'
A10
135° 3'
9° 22'
A11
134° 50'
9° 25'
A12
133° 23'
8° 53'
A13
133° 14'
8° 54'
A14
130° 10'
9° 25'
A15
128°
9° 25'
A16
127° 56'
9° 28'
Titik ini terletak di perbatasan timur wilayah pengembangan minyak bersama Australia-Timor Leste, kepemilikannya bisa saja berubah setelah negosiasi dengan Timor Leste.
Segmen barat
Perjanjian 1972 mengatur mengenai perbatasan di titik A25 hingga ke Pulau Ashmore di Australia Timurlaut. Perjanjian 1997 memperluas perbatasan lebih jauh ke barat, yang berakhir di titik A82 di Samudra Hindia, tempat zona ekonomi eksklusif Australia-Indonesia berbatasan.
Titik
Bujur (T)
Lintang (S)
Keterangan
Segmen barat perbatasan dasar laut Australia-Indonesia berdasarkan perjanjian 1972
A17
126°
10° 28'
Titik ini terletak di perbatasan timur wilayah pengembangan minyak bersama Australia-Timor Leste, kepemilikannya bisa saja berubah setelah negosiasi dengan Timor Leste.
A18
125° 41'
10° 37'
A19
125° 19'
11° 1'
A20
124° 34'
11° 7'
A21
124° 10'
11° 25'
A22
124°
11° 26'
A23
123° 40'
11° 28'
A24
123° 26'
11° 23'
A25
123° 14'
11° 35'
Perluasan perbatasan barat berdasarkan perjanjian 1997
A26
123° 14' 4.5"
11° 48' 6.1"
A27
123° 13' 38.1"
11° 47' 59.3"
A28
123° 12' 12.7"
11° 47' 40.3"
A29
123° 12' 5.1"
11° 47' 38.9"
A30
123° 11' 2.9"
11° 47' 25.6"
A31
123° 5' 27.9"
11° 46' 25.7"
A32
123° 0' 49.7"
11° 46' 31.8"
A33
122° 59' 22.9"
11° 46' 44.2"
A34
122° 57' 32.5"
11° 47' 07.4"
A35
122° 56' 8.2"
11° 47' 31"
A36
122° 53' 24.7"
11° 48' 32.1"
A37
122° 50' 34.5"
11° 50' 0.6"
A38
122° 49' 19.9"
11° 50' 48.1"
A39
122° 48' 5.1"
11° 51' 12.9"
A40
122° 47' 38.9"
11° 51' 22.4"
A41
122° 46' 21.2"
11° 51' 53.3"
A42
122° 44' 16.8"
11° 52' 53.4"
A43
122° 41' 4.3"
11° 54' 56.3"
A44
122° 40' 0.5"
11° 55' 46.7"
A45
122° 35' 27.9"
12° 0' 41.4"
A46
122° 34' 33.8"
12° 2' 5"
A47
122° 33' 55.8"
12° 3' 12.2"
A48
122° 32' 24.1"
12° 6' 44.6"
Perbatasan ini kemudian diperpanjang ke Pulau Ashmore dengan radius 24 mil laut (44 km) ke titik A49
A49
122° 31' 6.6"
12° 14' 25.8"
A50
120° 0' 46.9"
13° 56' 31.7"
A51
120° 0' 46.9"
12° 46' 27.9"
A52
119° 59' 31"
12° 45' 47"
A53
119° 59' 15"
12° 45' 38"
A54
119° 56' 13"
12° 43' 46"
A55
119° 53' 18"
12° 41' 57"
A56
119° 52' 57"
12° 41' 46"
A57
119° 52' 38"
12° 41' 36"
A58
119° 50' 28"
12° 40' 33"
A59
119° 40' 33"
12° 35' 43"
A60
119° 33' 16"
12° 32' 31"
A61
12° 29' 19"
119° 27' 17"
A62
12° 25' 43"
119° 21' 35"
A63
12° 24' 59"
119° 20' 34"
A64
12° 23' 58"
119° 16' 35"
A65
12° 23' 42"
119° 15' 23"
A66
12° 21' 51"
119° 9' 3"
A67
12° 20' 21"
119° 5' 0"
A68
12° 19' 55"
119° 2' 40"
A69
12° 18' 50"
118° 58' 31"
A70
12° 17' 54"
118° 55' 12"
A71
12° 15' 57"
118° 49' 30"
A72
12° 13' 12"
118° 43' 9"
A73
12° 11' 1"
118° 39' 0"
A74
12° 10' 26"
118° 37' 28"
A75
12° 10' 6"
118° 35' 16"
A76
12° 7' 46"
118° 25' 07"
A77
12° 6' 21"
118° 20' 45"
A78
12° 4' 19"
118° 7' 44"
A79
12° 4' 8.8"
118° 6' 14.4"
A80
12° 4' 24.9"
118° 6' 17.2"
A81
12° 49' 54.8"
118° 14' 22.6"
A82
13° 5' 27.0"
118° 10' 8.9"
Segmen Pulau Christmas/Jawa
Pulau Christmas adalah wilayah seberang laut Australia yang terletak di Samudra Hindia, 186 mil laut (344 km) di sebelah selatan pantai selatan Jawa. Perbatasan di segmen ini ditetapkan dalam perjanjian 1997. Tidak seperti perbatasan di Laut Arafuru dan Laut Timor, tidak ada pemisahan perbatasan dasar laut dan perairan di wilayah ini.[7]
Titik
Bujur (T)
Lintang (S)
Perbatasan Pulau Christmas/Jawa
C1
109° 1' 25.8"
11° 10' 24.6"
C2
105° 50' 55.4"
9° 46' 49.8"
C3
102° 34' 12.7"
8° 52' 14.1"
Perbatasan perairan (zona ekonomi eksklusif)
Titik
Bujur (T)
Lintang (S)
Keterangan
Perbatasan ZEE Australia-Indonesia
Z1
139° 12' 00"
10° 50' 00"
Z2
138° 38' 00"
10° 24' 00"
Z3
138° 35' 00"
10° 22' 00"
Z4
138° 13' 00"
10° 09' 00"
Z5
137° 45' 00"
9° 57' 00"
Z6
135° 29' 00"
9° 08' 00"
Z7
135° 13' 00"
9° 17' 00"
Z8
135° 03' 00"
9° 22' 00"
Z9
134° 50' 00"
9° 25' 00"
Z10
133° 23' 00"
8° 53' 00"
Z11
132° 46' 00"
9° 06' 00"
Z12
132° 33' 00"
9° 14' 00"
Z13
132° 30' 00"
9° 16' 00"
Z14
132° 20' 00"
9° 20' 00"
Z15
132° 12' 00"
9° 23' 00"
Z16
131° 57' 00"
9° 31' 00"
Z17
131° 52' 00"
9° 33' 00"
Z18
131° 43' 00"
9° 36' 00"
Z19
131° 31' 00"
9° 40' 00"
Z20
131° 28' 00"
9° 42' 00"
Z21
130° 55' 00"
9° 47' 00"
Z22
130° 43' 00"
9° 45' 00"
Z23
130° 06' 00"
9° 39' 00"
Z24
129° 30' 00"
9° 45' 00"
Z25
129° 01' 00"
9° 59' 00"
Z26
128° 18' 00"
10° 26' 00"
Z27
128° 14' 00"
10° 28' 00"
Z28
128° 12' 28.4"
10° 29' 11.8"
Tidak berlaku setelah kemerdekaan Timor Leste
Z29
127° 59' 20.4"
10° 43' 37.8"
Tidak berlaku setelah kemerdekaan Timor Leste
Z30
127° 48' 49.4"
10° 53' 36.8"
Tidak berlaku setelah kemerdekaan Timor Leste
Z31
127° 47' 08.4"
10° 55' 20.8"
Tidak berlaku setelah kemerdekaan Timor Leste
Z32
127° 31' 37.4"
11° 14' 18.9"
Tidak berlaku setelah kemerdekaan Timor Leste
Z33
126° 58' 17.4"
11° 17' 24.9"
Tidak berlaku setelah kemerdekaan Timor Leste
Z34
126° 57' 11.4"
11° 17' 30.9"
Tidak berlaku setelah kemerdekaan Timor Leste
Z35
126° 47' 08.4"
11° 19' 40.9"
Tidak berlaku setelah kemerdekaan Timor Leste
Z36
126° 31' 58.4"
11° 20' 02.9"
Tidak berlaku setelah kemerdekaan Timor Leste
Z37
126° 31' 00"
11° 20' 00"
Z38
126° 28' 00"
11° 21' 00"
Z39
126° 12' 00"
11° 26' 00"
Z40
126° 00' 00"
11° 31' 00"
Z41
125° 45' 00"
11° 37' 00"
Z42
125° 25' 00"
11° 45' 00"
Z43
125° 20' 00"
11° 47' 00"
Z44
123° 33' 55.1"
12° 15' 34.4"
Z45
123° 33' 55.8"
12° 14' 46.7"
Persengketaan
Dengan ditandatanganinya Perjanjian Perbatasan Maritim Australia–Indonesia 1997, sebagian besar permasalahan perbatasan di antara kedua negara dianggap telah terselesaikan. Tidak hanya mencakup permasalahan kedaulatan atas dasar laut, tetapi juga kepemilikan atas sumber daya yang hidup di perairan di atas dasar laut.[8] Persengketaan terakhir antara Australia-Indonesia sehubungan dengan masalah perbatasan, yang dikenal dengan "Celah Timor", juga berakhir setelah pemisahan dan kemerdekaan Timor Leste.
^V. Lowe, C. Carleton & C. Ward, "In the Matter of East Timor's Maritime Boundaries", opinion prepared for Petrotimor Companhia de Petroleos, S.A.R.L., 11 April 2002 available at Petrotimor's website [2]Diarsipkan 2009-08-19 di Wayback Machine.