Perang Siro-Efraim terjadi pada abad ke-8 SM, saat Kekaisaran Neo-Asiria menjadi kekuatan regional yang besar.[1] Negara-negara tributer Siria (sering disebut Aram) dan Kerajaan Israel (sering disebut Efraim karena suku utamanya) memutuskan untuk berpecah. Kerajaan Yudea, pimpinan Raja Ahaz, menolak untuk ikut koalisi. Pada 735 SM, Siria di bawah Rezin dan Israel di bawah Pekah berniat menggulingkan Ahaz melalui invasi. Yudea kalah dan menurut 2 Tawarikh, kehilangan 120,000 pasukan dalam satu hari. Beberapa perwira signifikan tewas, termasuk putra raja. Beberapa orang lainnya dijadikan budak. Berkisah tentang perang yang sama, 2 Raja–Raja 16:5 menyatakan bahwa Rezin dan Pekah mengepung Yerusalem namun gagal merebutnya.
Referensi
Pranala luar