Perjanjian tersebut diselenggarakan atas perbaikan untuk Perjanjian San Stefano 3 bulan sebelumnya. Menurut perjanjian itu, Rumelia Timur berpisah dari Bulgaria dan masuk wilayah Kesultanan Usmaniyah. Pada tanggal 18 September1885, nasionalis Bulgaria mencoba menyatukan kembali Rumelia ke Bulgaria. Serbia menentang penyatuan tersebut. Menentang opini publik atas kerajaan dan terhadap kebijakan militer,[1]Raja SerbiaMilan I menyatakan penyatuan wilayah ke Bulgaria dan menerapkan politik luar negeri yang ofensif untuk menyembunyikan konflik dalam negeri Serbia. Ia menyatakan perang terhadap Bulgaria pada tanggal 14 November1885 dan pasukan Bulgaria menghentikan gerak laju pasukan Serbia dalam Pertempuran Slivnitsa pada tanggal 19 November1885. Pasukan Bulgaria menyerbu Serbia, dan Aleksandar I tak menyetujui gencatan senjata di bawah ancaman campur tangan militer Austria-Hungaria.[1]
Perjanjian perdamaian ditandatangani di Bukarest pada tanggal 3 Maret1886, yang dalam perjanjian itu, tidak boleh ada perubahan yang dilakukan dalam perbatasan Serbia-Bulgaria.
3 tahun setelah terjadinya kekalahan itu, Milan I turun tahta pada tahun 1889 dan digantikan oleh anandanya Aleksandar I.
Catatan dan Referensi artikel
Catatan
^ abDušan T. Bataković, Histoire du peuple serbe, L'Âge d'Homme, 2005, p. 181