Kebenaran artikel ini dipertanyakan. Kemungkinan isinya berupa hoaks. Harap verifikasi sumber tepercaya yang digunakan di artikel atau bagian-bagiannya, serta tambahkan sumber tepercaya pada klaim yang tidak ada rujukannya. Jika rujukannya tidak tepercaya, cobalah mengusulkan artikel ini untuk dihapus dan/atau menghapus bagian yang dipertanyakan. Jika halaman ini terang-terangan merupakan hoaks, tambahkan {{db-hoax}} agar dapat dihapus dengan cepat. Silakan bicarakan halaman ini.(November 2024)
Perang Mataram-Blambangan pertama adalah sebuah konflik antara dua negara Jawa, yaitu Kesultanan Mataram dan Kerajaan Blambangan. Perang ini terjadi di Ujung Timur Jawa, dipicu oleh ambisi raja Mataram (Sultan Agung) untuk menguasai seluruh Pulau Jawa. Dengan dukungan Kerajaan Gelgel Bali, Blambangan yang baru saja pulih dari sebuah perpecahan itu pun harus mempertahankan diri melawan sebuah invasi.
Sultan Agung sangat berambisi untuk menyebarkan agama Islam di seluruh pulau Jawa. Selain karena faktor Islamisasi di pulau Jawa, Sultan Agung juga ingin menguasai dan menyatukan seluruh pulau Jawa dibawah kekuasaan Kesultanan Mataram. Salah satu kampanye beliau adalah menguasai wilayah timur pulau Jawa yaitu Kerajaan Blambangan yang saat itu wilayah ini masih memeluk agama Hindu. Perang ini mengakibatkan 500-1000 warga meninggal akibat peperangan dan letusan gunung raung
Babad Tanah Jawi Jilid X, koleksi Perpustakaan Museum Dewantara Kirti Griya, no. J10, Balai Pustaka-Batawi Sentrem, 1940.
Dagh-Register gehouden int Casteel Batavia Anno 1624-1629, J.E. Heeres dan Th. van Riemsdijk, 1896.
Dagh-Register gehouden int Casteel Batavia Anno 1631-1634, H.T. Colenbrander, 1898.
Dagh-Register gehouden int Casteel Batavia Anno 1636, Н.Т. Colenbrander, 1899.
Pangkat-Pangkat Caritanipun Serat Babad ing Tanah Jawi Sedaya: Awit Gusti Nabi Adam Dumugi Sapunika, koleksi Library of Congress, no. DS646.27.B326, Padmasantika, 1862.