Perang Banten–CianjurPerang Banten–Cianjur adalah serangkaian pertempuran antara Kesultanan Banten dengan Kerajaan Jampang Manggung yang dipicu karena Banten ingin menguasai Sumedang karena Banten merasa bahwa wilayah Priangan adalah hak Banten.
Latar belakangPada 1579 Banten menginvasi Pajajaran untuk menyebarkan IsIam di Jawa Barat. Serangan ini berhasil membuat riwayat Kerajaan Pajajaran berakhir. Oleh karena itu, Wilayah-wilayah bekas Pajajaran terbagi menjadi beberapa negara , salah satunya adalah Sumedang Larang. Pada tahun 1680 Banten menginvasi Cianjur karena merasa Cianjur dan wilayah Priangan adalah hak Banten. SejarahPertempuran CianjurDalam Wawacan Jampang Manggung dilukiskan, pasukan Banten sempat sem menguasai Jampang Manggung, namun kemudian Patih Hibar Palimping dan Jayasasana berhasil mengumpulkan kembali kekuatan hingga dapat mengusir pasukan Banten. [5] Kejadian DipongpokTempat-tempat yang pernah terjadi pertempuran dengan Banten sekarang masih ada, seperti di daerah Cugenang terdapat nama Pongpok. Dalam Wawacan Jampang Manggung dilgambarkan bagaimana pasukan Banten dihadang pasukan Jampang Manggung hingga tidak bisa lagi memasuki pusat kerajaan Jampang Manggung. [6] Pertempuran GekbrongPasukan Banten yang semula merasa aman dari kejaran pasukan Jampang Manggung sempat beristirahat, namun ternyata tiba-tiba datang pasukan Jampang Manggung maka terjadi kembali pertempuran, Setelah pertempuran itu, sisa-sisa pasukan Banten meloloskan diri namun mereka dapat disergap didaerah Sukabumi yakni Sukaraja. [7] Penjarahan CianjurPada tahun 1678 Wira Tanu melaporkan kepada Kapten Willem Harsticnk yang berbunyi:
Wira Tanu I melaporkan kepada Kapten W. Hartsinck bahwa wilayah Cianjur sudah dibumihanguskan oleh pasukan Banten, yang terdiri dari 700 tentara, 150 diantaranya oleh Bali dan Makasar. Pimpinan pasukan Banten ini adalah Kiai Ngabehi Jayadiprana. Banyak korban berjatuhan di pihak pasukan Wira Tanu, termasuk salah seorang pimpinan pasukan mereka, Kiai Ngabehi Santaprana dan seorang lurah yang tidak disebutkan namanya. Pasukan Banten juga merampas 103 ekor kerbau dan sapi dari para pedagang di sana. Dampak kerugiannya sangat meluas. Aria Wira Tanu memohon bantuan pasukan dan logistik kepada Kompeni Belanda untuk memperkuat pasukannya agar bisa kembali melawan gempuran pasukan Banten yang ekspansif. Referensi
Sumber
|