Pada 1 November 2006, Alexander Litvinenko mendadak jatuh sakit dan dirawat di rumah sakit. Ia meninggal dunia tiga minggu kemudian dan diketahui menjadi korban kedua dari peristiwa keracunan radiasi polonium-210 yang mematikan. Kenyataan bahwa penyingkapan rahasia oleh Litvinenko tentang kejahatan-kejahatan FSB yang kemudian diikuti oleh peracunannya — dan tuduhan-tuduhan terbukanya bahwa pemerintah Rusia berada di balik penderitaannya — menyebabkan kasus ini diberitakan di media di seluruh dunia.
Pemerintah Britania menyelidiki kasus kematiannya dan dilaporkan pada 1 Desember 2006 bahwa para ilmuwan di Atomic Weapons Establishment Britania telah menelusuri sumber poloniumnya ke sebuah pembangkit tenaga listrik di Rusia.[1] Pada 3 Desember 2006, laporan-laporan menyatakan bahwa Britania telah menuntut hak untuk berbicara sekurang-kurangnya dengan lima orang Rusia yang dituduh terlibat dalam kematian Litvinenko dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menegaskan bahwa Moskwa bersedia menjawab "pertanyaan-pertanyaan yang konkret."[2] Jaksa Agung Rusia Yury Chaika berkata hari Selasa, 5 Desember 2006 bahwa warga Rusia manapun yang dituduh melakukan peracunan ini akan diadili di Rusia, bukan di Britania.[3] Lebih lanjut, Chaika menyatakan bahwa jaksa-jaksa Rusia akan mengajukan pertanyaan apapun kepada warga-warga Rusia di hadapan detektif-detektif Britania.[4]
Penyakit dan keracunan
Pada 1 November 2006, Litvinenko mendadak jatuh sakit. Dalam berbagai wawancara, ia menyatakan bahwa ia berjumpa dengan dua bekas agen KGB sebelumnya hari itu, salah satunya adalah Andrei Lugovoi, seorang mantan pengawal bekas PM Rusia Yegor Gaidar (juga dilaporkan keracunan pada November 2006). Belakangan, ia dikabarkan sedang makan siang di Itsu, sebuah restoran sushi di Piccadilly di London, dengan seorang kenalan orang Italia, Mario Scaramella, dan kepadanya ia melaporkan tuduhan-tuduhan mengenai Romano Prodi.[5] Scaramella, yang terkait dengan Komisi Mitrokhin yang menyelidiki penetrasi KGB terhadap politik Italia, mengklaim mempunyai informasi mengenai kematian Anna Politkovskaya, 48, seorang wartawati yang dibunuh di apartemennya di Moskwa pada Oktober 2006. Ia menyerahkan kepada Litvinenko dokumen-dokumen yang konon berkaitan dengan nasib Politkovskaya. Pada 20 November, dilaporkan bahwa Scaramella telah bersembunyi dan ketakutan bahwa nyawanya terancam.[6] Oleg Gordievsky, seorang kenalan lama Litvinenko dan seorang bekas kolonel KGB lainnya yang telah membelot ke Britania Raya, mengatakan kepada BBC bahwa ia yakin Litvinenko diracuni di flat seorang teman lama Rusia, yang minum teh sebelumnya bersama Litvinenko sebelum ia pergi ke restoran sushi. Gaidar sendiri mendadak diserang sebuah penyakit yang tidak dijelaskan pada 24 November.[7]
Keracunan Litvinenko kini dihubungkan dengan radionuklida polonium-210 setelah Badan Perlindungan Kesehatan menemukan jumlah yang cukup besar dari unsur yang jarang dan beracun ini dalam tubuhnya. Keracunan ini dilaporkan secara luas dalam media Britania sejak 18 November 2006, meskipun di negara-negara lain sudah dilaporkan selama beberapa hari sebelumnya.[8]
Talium - hipotesis awal
Scotland Yard mulanya menyelidiki klaim-klaim bahwa Litvinenko diracuni dengan talium. Dilaporkan bahwa tes-tes awal tampaknya mengukuhkan kehadiran racun ini.[9][10]
Lihat pula
Referensi
Pranala luar