Pengepungan Malaka berlangsung pada tahun 1568 ketika Sultan Aceh Alauddin al-Qahhar melancarkan serangan ke kota Malaka yang dikuasai oleh Imperium Portugal. Kota ini telah dikuasai Portugal semenjak penaklukan Afonso de Albuquerque pada tahun 1511.[2][3]
Serangan ini merupakan bagian dari aliansi pan-Islamik antara Kesultanan Utsmaniyah dengan Kesultanan Aceh yang bertujuan untuk mengusir Portugal dari Malaka dan pesisir India.[4] Kesultanan Utsmaniyah mengirim penembak meriam, tetapi tidak mampu membantu lebih banyak karena sedang melancarkan invasi ke Siprus dan harus memadamkan pemberontakan di Aden.[4]
Angkatan bersenjata Sultan Aceh terdiri dari armada besar, 15.000 tentara, dan tentara bayaran Utsmaniyah.[2][3] Namun, kota Malaka berhasil dipertahankan oleh Dom Leonis Pereira, yang didukung oleh Kesultanan Johor.[2]
Serangan Aceh terhadap Malaka masih akan dilakukan lagi pada tahun 1570.[2]
Catatan kaki
- ^ a b c d Crusaders in the Far East Charles Truxillo hal. 66 [1]
- ^ a b c d "In 1568 Sultan Alaal-Din of Acheh assembled a huge fleet, with 15000 troops and Turkish mercenaries, and besieged Malacca. Aided by Johore, Dom Leonis Pereira drove off the siege, but Achinese attacks continued for many years." in Dictionary of Battles and Sieges by Tony Jaques [2] hal.620
- ^ a b Of fortresses and galleys Pierre-Yves Mandrin [3]
- ^ a b By the sword and the cross Charles A. Truxillo hal. 59 [4]