Pengeboman ini diyakini dilakukan oleh seorang warga Swedia keturunan Irak, yang dilaporkan bernama Taimour Abdulwahab al-Abdaly.[2][9]
Kejadian
Tepat pada pukul 16:48 waktu setempat (setara kurang lebih 23:48 WIB), terdapat bom mobil yang meledak di perempatan antara Olof Palmes Gata dan Drottninggatan itu sendiri.[3] Mobil tersebut berjenis Audi 80 Avant dan berisi gas Elpiji beserta botolnya (gas Elpijinya dimasukkan?), yang kemudian kembali meledak dengan skala yang besar.[3] Mobil tersebut juga dilengkapi sebuah kotak dimana kotak tersebut mempunyai sebuah alat yang berguna untuk memperluas ledakan itu.[butuh rujukan] Dua orang yang berada di sekitar mobil tersebut mengalami luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit terdekat.[5]
Ledakan kedua terjadi pada 17.00 waktu setempat (setara kurang lebih 24:00 WIB), dimana bom tersebut meledak di perempatan juga, tetapi antara Byggargatan dan Drottninggatan.[3] Ternyata, bom tersebut merupakan bom bunuh diri, karena setelah ledakan terjadi, ada sebuah mayat yang terletak di lokasi kejadian, dan dipastikan bahwa mayat tersebut adalah mayat pelaku.[3] Berdasarkan keterangan yang didapat dari media Aftonbladet, pelaku membawa 6 rangkaian bom pipa, tetapi satu dari rangkaian bom tersebut meledak, sehingga menyebabkan sang pelaku tewas.[4] Di dekat bom pipa tersebut, terdapat juga tas ransel yang berisi barang mencurigakan yang ditengarai merupakan benda yang eksplosif (mudah meledak).[10] Sebelum bom tersebut membuat pelaku tewas, ada sebuah rekaman berbahasa Arab yang berisi ancaman teror, didengar beberapa menit sebelum bom tersebut meledak.[11]
Ternyata, kejadian ini ketahuan salah satu kamera CCTV, yang dipasang di dekat pusat perbelanjaan tersebut. Rekaman CCTV tersebut dipublikasikan oleh Aftonbladetkeesokan harinya.[12]
Saat kejadian ini terjadi, banyak orang dari seluruh penjuru Swedia (mayoritas dari Stockholm), sedang berbelanja untuk kebutuhan perayaan Natal.[3] Menteri Luar Negeri Swedia, Carl Bildt, mengekspresikan kekecewaannya saat serangan bom bunuh diri ini bisa dibilang sukses, padahal serangan yang satu ini merupakan bencana.[5]
Sudah diperingatkan juga pada sebulan yang lalu bahwa warga harus mewaspadai tindakan yang merupakan terorisme, termasuk kejadian ini. Setelah kejadian ini berlangsung, petugas keamanan dan warga pun meningkatkan kewaspadaannya, mengingat perayaan Natal ini sering dimanfaatkan oleh para teroris untuk melancarkan aksinya.[6]
Banyak orang di Swedia berpendapat, bahwa kejadian ini merupakan tindakan terorisme pertama yang terjadi di Swedia, apalagi di negara Nordik.[13]
Teror melalui surat elektronik
Sebelum kejadian ini berlangsung, ternyata ada ancaman teror melalui surat elektronik. Kemungkinan besar, sang pelaku mengirim surel tersebut kepada pihak kepolisian dan Kantor Berita Swedia Tidningarnas Telegrambyrå (TT).[3] Utamanya, surat ini ditujukan kepada keluarga tentara Swedia yang berada di Afghanistan dan juga kepada kartunis Lars Vilks, yang membuat gambar kontroversial. Gambar kontroversial tersebut berupa, gambar Nabi Muhammad yang kepalanya merupakan kepala anjing.[5] Salah satu isi dari surel tersebut adalah: "Sekarang adalah saat penentuan bagi saudara-saudara kalian, anak-anak kalian, untuk mati atau tidaknya, dengan cara yang sama seperti kematian saudara kita yang berada di Afghanistan. Aksi kita akan berbicara tentang mereka. Selama kalian tidak menghentikan perang melawan Islam dan cara-cara lain untuk melawan Nabi (termasuk juga dengan mendukung Vilks), kita tidak akan menghentikan aksi kita!" Pesan tersebut berakhir dengan memanggil "semua Mujahidin di Eropa (termasuk Swedia). Sekarang adalah waktu kita untuk beraksi, jangan menunggu lama lagi. Ayo maju dengan segala yang kalian punya, misalkan saja pisau. Kalau hanya pisau pun kalian punya banyak, bawa dan pakailah. Ayo maju, jangan takut dipenjara, jangan takut mati." Dicantumkan juga rekaman suara dengan inti yang sama seperti tadi, tetapi dengan dua bahasa, yaitu Bahasa Swedia dan Bahasa Arab.[3]
Investigasi
Salah satu ponsel yang diduga milik pelaku juga ditemukan, karena ponsel tersebut kemungkinan besar berfungsi sebagai remote untuk meledakkan bom.[14] Jaksa Penuntut Umum menyatakan bahwa aksi yang dilakukan pelaku adalah aksi yang terorganisir dan kemungkinan aksi tersebut diorganisir oleh organisasi mencurigakan. Pelaku menggunakan ikat pinggang yang juga terdapat bom dan ada juga alat otomatis yang kemungkinan bersifat eksplosif..[15] JPU mengungkapkan bahwa pelaku bisa juga meledakkan bom di pusat kota Stockholm ataupun Åhlens, supermarket paling besar yang berlokasi di dekat pusat kota.
Pihak kepolisian juga menemukan seorang perempuan yang berada di flat yang berlokasi di dekat pusat kejadian.[16]
Pada keesokan harinya, penggrebekan dilakukan di Bedfordshire, Britania Raya, dimana pelaku pernah tinggal di sana untuk melanjutkan pendidikannya, sesuai UU Terorisme yang juga berlaku di Britania Raya.[17] Berdasarkan keterangan yang didapat dari Daily Mail, pelaku tinggal di Luton, Inggris, bersama istri dan anaknya, dan pernah berkunjung ke Swedia.[18]
Tidningarnas Telegrambyrå juga melaporkan bahwa salah satu anggota pihak kepolisian mengumumkan bahwa beberapa menit lagi akan terjadi bom bunuh diri, sekitar 10 menit sebelum kejadian tersebut terjadi. Pesan tersebut berisi: "Jika kalian bisa, hindari Drottninggatan untuk hari ini saja, karena banyak hal bisa terjadi di sana... siapa tahu itu bisa jadi bom bunuh diri, hanya untuk kalian tahu."[19] Padahal, pihak kepolisian sendiri masih belum mempunyai keterangan apa-apa tentang ancaman teror ini.[20]
Pada tanggal 13 Desember 2010, SÄPO mengumumkan bahwa mereka akan mendatangkan 7 ahli barang eksplosif dari FBI untuk memastikan dan juga meneliti bom tersebut.[21]
Setelah menamatkan pendidikan menengahnya di Swedia pada tahun 2001, ia meneruskan pendidikannya di Universitas Bedfordshire, Inggris Raya, dan lulus pada tahun 2004. Pada saat ia berada di Inggris, ia tinggal di Luton.[23][24] Pada tahun yang sama, ia menikahi seorang wanita asal Swedia, bernama Umm Amira atau "Mona Thwany"[butuh rujukan]. Dengan dialah, dia memiliki tiga anak, yang pertama (perempuan) lahir pada tahun 2007, yang kedua (perempuan) lahir pada tahun 2009, dan memiliki anak laki-laki yang lahir pada tahun 2010. Anak laki-lakinya diberi nama Osama, seperti nama pemimpin Al-Qaeda, Osama bin Laden.[25]
Selama ia berada di Inggris, ia tinggal di Luton[26] selama hampir satu dasawarsa.[6] Sejak kemarahannya pada dasawarsa 2000-an, ia kelihatan lebih religius. Pada bulan Ramadan 2007, ia mencoba untuk merekrut beberapa warga Muslim saat diberi kesempatan memberikan dakwah di Masjid Agung Luton. Karena pidatonya yang pernah dianggap "bersifat politikal", maka ia sampai "diusir" dari masjid tersebut, karena kepercayaan politiknya.[6][27] Profilnya di jejaring sosial Facebook hampir bisa dibilang mengecewakan, buktinya, ada gambar yang bertuliskan "Saya menyukai Apple iPad saya" dan memberikan pranala ke arah yang lain, misalnya ke sistem kekhalifahan Islam atau "Yawm al-Qiyamah".[9][26][28] Selama 3 tahun belakangan, ia pindah ke Swedia,[butuh rujukan] akan tetapi dia masih ingat alamat rumahnya di Luton. Pada saat terjadi pengeboman, diketahui bahwa ia berpisah dengan istrinya, tetapi bukan bercerai. Istri dan anaknya, sampai sekarang, berada di Luton, Inggris.[26]
Reaksi
Nasional
Swedia - Perdana MenteriFrederik Reinfeldt, mengadakan konferensi pers pada tanggal 12 Desember2010, mengatakan: "Kejadian yang terjadi kemarin di pusat kota Stockholm membuat orang bertanya-tanya, mengapa Swedia sampai tidak aman begini. Apa yang terjadi sekarang ini adalah apa yang tidak diinginkan dan tidak dapat diterima. Kita harus mengamankan komunitas terbuka, dimana, orang dari berbagai ciri khas yang berbeda, dapat bersatu dengan damai."[29]Menteri Luar NegeriSwediaCarl Bildt, menulis statusnya di jejaring sosial Twitter: "Ini adalah serangan teroris mengkhawatirkan yang terjadi di pusat kota Stockholm. Gagal — tapi ini merupakan bencana bagi kita semua."[5] Juru bicara pihak kepolisian Mikael Gunnarsson mengatakan bahwa pihak mereka masih belum menentukan apakah ini membuat tingkat kewaspadaan di Swedia semakin meningkat,[5] dan "jauh dari surel teror tersebut, kami masih belum mendapatkan indikasi apa-apa atau ini terjadi betulan".
Hassan Moussa, yang merupakan imam Masjid Agung Stockholm mengatakan: "semua bentuk kekerasan, provokasi, dan teror melawan orang-orang tertentu, apapun modusnya, dilarang", dalam sebuah pernyataan yang dikirimkan ke Kantor Berita Swedia (TT)..[30]
Pada tanggal 14 Desember 2010, Moussa mengeluarkan fatwa tentang haramnya bom bunuh diri. Moussa juga mengatakan, dalam fatwa tersebut, ada juga penjelasan mengapa bom bunuh diri diharamkan, tetapi juga mengharapkan sang pelaku (jika masih hidup) bertobat.[31]
Internasional
Australia - Menteri Luar NegeriKevin Rudd mengatakan: "Saya kecewa terhadap pengeboman yang terjadi di pusat kota Stockholm kemarin malam (waktu setempat). Penyerangan tersebut dapat mengakibatkan bahaya yang besar, apalagi di pusat perbelanjaan yang ramai di pusat kota. [...] Saya, mewakili masyarakat Australia, mengekspresikan solidaritas kita terhadap masyarakat Swedia yang mengalami masa-masa sulit seperti ini. Saya juga berkomitmen untuk memberantas terorisme."[32]
Amerika Serikat - Perwakilan Kedubes Amerika Serikat untuk Swedia, mengatakan: "Amerika Serikat mengecam tindakan terorisme yang terjadi di Swedia kemarin. Masyarakat Amerika, akan bersama-sama membantu masyarakat Swedia yang sekarang berada dalam masa-masa sulit."[33][34]
Denmark - Menteri Luar NegeriLene Espersen mengatakan: "Pengeboman yang terjadi di pusat kota Stockholm, tidak memakan korban jiwa juga sebetulnya. Tetapi, bom tersebut menunjukkan bahwa kita seharusnya mencoba untuk hidup "tidak selalu bergantung" dengan cara Barat, apalagi dengan provokasi dan bom. Sebetulnya, dalam hal itu, mereka tidak sukses. Terorisme adalah salah satu hal yang harus kita lawan, dan saya (mewakili warga Denmark), bersama dengan kolega saya asal Swedia, Carl Bildt (mewakili warga Swedia), akan bersama-sama memerangi terorisme."[36]
Finlandia - Menteri Luar NegeriAlexander Stubb juga mengekspresikan kekecewaannya terhadap pengeboman yang terjadi di Swedia dan mengatakan bahwa hal ini tidak boleh terjadi lagi di negara Nordik (dan di dunia). Ia juga mendukung pernyataan pemerintah Swedia (dan juga dunia) untuk memerangi terorisme.[37]
Irak - Kementerian Luar Negeri mengadakan konferensi pers dan perwakilannya berkata: "Ibu kota Kerajaan Swedia, yaitu Stockholm, adalah salah satu contoh tindak terorisme yang menyebabkan beberapa korban jiwa dari pihak sipil, dan juga mensimulasikan "horor" di negara yang damai, apalagi sekarang banyak negara bersiap untuk merayakan Natal dan Tahun Baru. Teringat juga dalam bayang-bayang kita, yaitu terorisme yang melibatkan warga irak, Kementarian Luar Negeri Irak mengecam tindakan yang kriminal dan mendeklarasikan solidaritas bagi rekan-rekan kita di Swedia dalam menghadapi terorisme, dan berdoa mengharapkan semua aman dari kejahatan, termasuk terorisme, dan agar ekstremis yang ada sekarang (bertobat)."[38]
Jerman - Menteri Luar NegeriGuido Westerwelle mengatakan: "Saya mengecam tindakan terorisme yang terjadi kemarin di Stockholm, di pusat kota salah satu ibu kota negara Eropa. Adanya serangan seperti ini membuat kita harus berkomitmen penuh untuk memerangi terorisme."[39]
Norwegia - Menteri Luar NegeriJonas Gahr Støre, pada saat konferensi pers yang diadakan Kantor Berita Norwegia, mengadtakan: "Saya mengecam tindakan terorisme yang terjadi di Stockholm kemarin. Pertarungan melawan terorisme dan kriminalitas internasional hanya dapat dimenangkan dengan kooperasi internasional. Norwegia dan Swedia akan bersatu untuk memerangi terorisme."[40]Menteri Perdamaian dan KepolisianKnut Storberget, seperti yang dikutip Verdens Gang mengatakan: "Kami bereaksi dengan gangguan yang terjadi di Swedia sekarang ini. Sedih melihatnya jika ini terjadi."[40]
Slowakia - Perwakilan Kementerian Luar Negeri mengatakan: "Kementerian Luar Negeri Slowakia sangat mengecam tindakan terorisme yang beraksi di pusat kota Stockholm yang terjadi Sabtu lalu dan mengharapkan perbaikan dari kerusakan yang terjadi setelah kejadian ini. Slowakia, bersama dengan Swedia dan negara-negara lain di dunia, akan bersama-sama memerangi provokasi, terorisme, dan akan melindungi Hak Asasi Manusia."[41]
Turki - Perwakilan Kementerian Luar Negeri mengatakan: "Sedih rasanya ketika melihat atau mendengar berita penyerangan teroris yang terjadi di Stockholm yang tidak bisa diterima. [...] Turki, yang selalu menggarisbawahi pentingnya kooperasi internasional dalam perang melawan terorisme ... ingin mengekspresikan solidaritasnya kepada teman-temannya, pemerintah Swedia beserta masyarakatnya, dalam situasi sulit seperti ini."[42]
^"Man sprängde sig själv". Aftonbladet (dalam bahasa Swedish). 12 December 2010. Diakses tanggal 12 December 2010.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Terrorbilden". Aftonbladet (dalam bahasa Swedish). 13 December 2010. Diakses tanggal 13 December 2010.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^Victorzon, Andreas (12 December 2010). ""Amatörmässigt"". Aftonbladet (dalam bahasa Swedish). Diakses tanggal 12 December 2010.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Han hade ett bombbälte". Aftonbladet (dalam bahasa Swedish). 13 December 2010. Diakses tanggal 13 December 2010.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Försvarsmakten kände till hotet". Aftonbladet (dalam bahasa Swedish). 12 December 2010. Diakses tanggal 12 December 2010.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)