Pembunuhan Yahya Sinwar
Pada 17 Oktober 2024, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan bahwa militan Hamas dan pemimpin de facto Yahya Sinwar terbunuh sehari sebelumnya dalam baku tembak dengan Brigade Bislamach ke-828 di Rafah, Jalur Gaza selatan, menurut IDF dan Shin Bet.[1] Peluru tank ditembakkan ke sebuah bangunan jebakan dan sebuah pesawat tak berawak yang dilengkapi kamera didatangkan untuk memastikan bangunan itu kosong dari militan. Radio Tentara Israel menyatakan bahwa tes DNA sedang dilakukan untuk menentukan apakah Sinwar terbunuh.[2] Polisi Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa jenazah tersebut cocok dengan catatan gigi dan sidik jari Sinwar. Sinwar, yang merupakan salah satu orang paling dicari Israel setelah serangan 7 Oktober, berada di sebuah gedung bersama dua orang lainnya. Operasi militer tersebut digambarkan dilakukan secara acak dan tidak direncanakan sebelumnya. Para penyelidik yang telah menginterogasi Sinwar selama penahanan sebelumnya serta seorang dokter gigi dipanggil untuk mengidentifikasi jenazah tersebut, yang kemudian dipindahkan ke Israel. Kematian Sinwar dikonfirmasi oleh pejabat Hamas Basem Naim pada 18 Oktober, yang menegaskan bahwa "Hamas menjadi lebih kuat dan lebih populer dengan setiap tersingkirnya para pemimpinnya. Sungguh menyakitkan kehilangan orang, terutama pemimpin unik seperti Yahya Sinwar, tapi kami yakin kita akan menang pada akhirnya".[3] Pada saat pembunuhan Sinwar, tidak ada korban sipil. Dalam pernyataan bersama juru bicara IDF dan Shin Bet disebutkan: "tidak ada tanda-tanda keberadaan sandera di daerah tersebut".[4] Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa kematian Sinwar menandai dimulainya era baru tanpa kekuasaan Hamas atas Gaza, dan mendesak warga Gaza untuk mengambil kesempatan untuk melepaskan diri dari tirani mereka, dan menambahkan bahwa mereka yang menyandera akan terhindar jika mereka menyerah dan melepaskan mereka.[5] Presiden AS Joe Biden menyatakan "Ini adalah hari yang baik bagi Israel, bagi Amerika Serikat, dan bagi dunia," membandingkan kematian Sinwar dengan pembunuhan Osama bin Laden dan menekankan bahwa hal ini memberikan peluang untuk "hari berikutnya" di Gaza tanpa Hamas.[6][7] Referensi
|